Sejarah
Kabupaten
Rokan Hulu merupakan sebuah kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kampar yang
berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan kepada UU Nomer 53 tahun 1999
dan UU No. 11 tahun 2003 tentang perubahan UU No 53 Tahun 1999 dan UU No 11
tahun 2003 tentang perubahan UU RI No 53 tahun 1999, yang diperkuat dengan
Keputusan Mahkamah Konstitusi No . 010/PUU-1/2004, tanggal 26 Agustus 2004.
Dahulu daerah Rokan Hulu disebut Rantau Rokan atau Luhak Rokan Hulu karena
merupakan daerah perantauan orang-orang Minangkabau pada masa lalu (Rantau nan
Tigo Jurai). Pada masa itu diistilahkan sebagai ‘Teratak Air Hitam’ yakni
Rantau Timur Minangkabau di sekitar Kampar dan Kuantan sekarang. Daerah-daerah
tersebut meliputi daerah alur sungai menuju hilir dari sungai-sungai besar yang
mengalir ke Pesisir Timur. Diantaranya adalah Sungai Rokan, Siak, Tapung,
Kampar dan Inderagiri (Kuantan), yang kini kesemuanya masuk di dalam Provinsi
Riau. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Rokan Hulu menggunakan adat
istiadat dan bahasa daerah yang termasuk varian Rumpun Budaya Minangkabau.
Utamanya mirip dengan daerah Rao dan Pasaman di Provinsi Sumatera Barat.
Di
sekitar daerah perbatasan bagian Timur dan Tenggara, bermukim pula sedikit Suku
Melayu yang memiliki adat istiadat dan bahasa daerah mirip dengan tetangganya
di Rokan Hilir dan Bengkalis. Namun di sekitar Rokan Hulu sebelah Utara dan
Barat Daya, ditemukan penduduk asli yang memiliki kedekatan sejarah dengan
etnis Rumpun Batak di daerah Padang Lawas di Provinsi Sumatera Utara. Mereka
telah mengalami proses Melayunisasi sejak berabad yang lampau dan tidak banyak
meninggalkan jejak sejarah untuk ditelusuri. Mereka umumnya mengaku sebagai
orang Melayu.
Selain
itu juga banyak penduduk bersuku Jawa yang dating lewat program transmigrasi
nasional sejak masa kemerdekaan maupun keturunan para perambah hutan asal Jawa
yang masuk pada masa penjajahan lewat Sumatera Timur. Mereka tersebar di
seluruh wilayah Rokan Hulu, terutama di sentra-sentra lokasi transmigrasi dan
juga di areal perkebunan sebagai tenaga buruh. Juga banyak bermukim para
pendatang asal Sumatera Utara bersuku Batak yang umumnya bekerja di sector jasa
informal dan perkebunan. Di daerah-daerah perniagaan ditemukan banyak penduduk
pendatang bersuku Minangkabau asal Sumatera Barat yang umumnya bekerja sebagai
pedagang. Selain itu juga didapati berbagai etnis Indonesia lainnya yang masuk
kemudian sebagai pendatang. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh pada
sektor perkebunan.
Sebelum
penjajahan Belanda, wilayah Rokan Hulu terbagi menjadi dua wilayah, wilayah
Rokan Kanan yang terdiri dari Kerajaan Tambusai, Kerajaan Rambah dan Kerajaan
Kepenuhan, dan wilayah Rokan Kiri yang terdiri dari Kerajaan Rokan IV Koto,
Kerajaan Kunto Darussalam serta beberapa kampung dari Kerajaan Siak (Kewalian
negeri Tandun dan Kewalian Kobun), kerajaan-kerajaan ini sekarang yang disebut
dengan Lima Lukah. Dalam kerajaan tersebut di atas dikendalikan oleh Kerapatan
Ninik sedangkan penyelenggaraan pemerintahan kekampung-kampung diselenggarakan
oleh Penghulu Adat, mashur dikenal rakyat kata-kata yang berbunyi Raja itu
dikurung dikandangkan oleh Ninik Mamak.
Sejarah Kabupaten
Rokan Hulu Zaman Penjajahan Belanda
Sebelum kemerdekaan yakni pada masa penjajahan Belanda, wilayah Rokan Hulu terbagi atas dua daerah:
Sebelum kemerdekaan yakni pada masa penjajahan Belanda, wilayah Rokan Hulu terbagi atas dua daerah:
§ Wilayah
Rokan Kanan yang terdiri dari Kerajaan Tambusai, Kerajaan Rambah dan Kerajaan
Kepenuhan.
§ Wilayah
Rokan Kiri yang terdiri dari Kerajaan Rokan IV Koto, Kerajaan Kunto Darussalam
serta beberapa kampung dari Kerajaan Siak (Kewalian negeri Tandun dan kewalian
Kabun)
Kerajaan-kerajaan di
atas sekarang dikenal dengan sebutan Lima Lukah. Kerajaan-kerajaan tersebut
dikendalikan oleh Kerapatan Ninik Mamak, sementara untuk penyelenggaraan
pemerintahan di kampung-kampung diselenggarakan oleh Penghulu Adat. Sering
dikenal dengan istilah ‘Raja itu dikurung dan dikandangkan oleh Ninik Mamak’.
Pada tahun 1905, kerajaan-kerajaan di atas mengikat perjanjian dengan pihak
Belanda. Diakuilah berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut sebagai landscape.
Setiap peraturan yang dibuat kerajaan mendapat pengesahan dari pihak Belanda.
Pada masa penjajahan
Belanda tersebut, bermunculan tokoh-tokoh Islam yang anti dengan Belanda.
Beberapa diantarnya yang cukup fenomenal dan dikenang oleh masyarakat Riau dan
nasional adalah Tuanku Tambusai, Sultan Zainal Abidinsyah, Tuanku Syekh Abdul
Wahab Rokan dan sebagainya. Perjuangan para tokoh tersebut dibuktikan dengan
adanya peninggalan sejarah seperti Benteng Tujuh Lapis yang merupakan benteng
yang dibuat masyarakat Dalu-dalu atas perintah dari Tuanku Tambusai. Beberapa
bukti sejarah lainnya adalah Kubu jua, Kubu manggis, Kubu joriang dan
sebagainya.
Sejarah Kabupaten
Rokan Hulu Zaman Penjajahan Jepang
Setelah Belanda mengalami kekalahan dengan Jepang, Jepang pun berkuasa di Indonesia termasuk di daerah Rokan Hulu. Pada masa Jepang, pemerintahan berjalan sebagaimana biasanya. Akan tetapi setelah beberapa orang raja ditangkap oleh penjajah Jepang, maka pemerintahan dilanjutkan oleh seorang ‘kuncho’ yang diangkat langsung oleh pihak Jepang.
Setelah Belanda mengalami kekalahan dengan Jepang, Jepang pun berkuasa di Indonesia termasuk di daerah Rokan Hulu. Pada masa Jepang, pemerintahan berjalan sebagaimana biasanya. Akan tetapi setelah beberapa orang raja ditangkap oleh penjajah Jepang, maka pemerintahan dilanjutkan oleh seorang ‘kuncho’ yang diangkat langsung oleh pihak Jepang.
Sejarah Kabupaten
Rokan Hulu Zaman Pasca Kemerdekaan RI
Setelah kemerdekaan, daerah-daerah yang dijadikan landscape oleh Belanda dan Jepang tersebut dijadikan sebagai satu daerah Kecamatan. Sebelum menguatnya isu pemekaran daerah di Indonesia pada tahun 1999, Rokan Hulu tergabung dalam Kabupaten Kampar, Riau. Kabupaten Rokan Hulu resmi didirikan pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan UU Nomor 53 tahun 1999 dan UU No 11 tahun 2003.
Setelah kemerdekaan, daerah-daerah yang dijadikan landscape oleh Belanda dan Jepang tersebut dijadikan sebagai satu daerah Kecamatan. Sebelum menguatnya isu pemekaran daerah di Indonesia pada tahun 1999, Rokan Hulu tergabung dalam Kabupaten Kampar, Riau. Kabupaten Rokan Hulu resmi didirikan pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan UU Nomor 53 tahun 1999 dan UU No 11 tahun 2003.
Geografis
Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) merupakan
salah satu kabupaten di Propinsi Riau dengan ibu kotanya terletak di Pasir
Pangaraian. Berdasarkan Permendagri No.66 Tahun 2011, Kabupaten Rokan Hulu
memiliki luas wilayah sebesar 7.588,13 km² dengan jumlah penduduk sebanyak
513.500 jiwa. Secara administratif, kabupaten ini memiliki 16 daerah kecamatan,
7 daerah kelurahan dan 149 daerah desa. Kabupaten
Rokan Hulu dikenal dengan sebutan "NEGERI
SERIBU SULUK".
Letak
Geografis Kabupaten Rokan Hulu adalah 00 25' 20 derajat LU - 010 25' 41 derajat
LU dan 1000 02' 56 derajat - 1000 56' 59 derajat . Kabupaten Rokan Hulu
memiliki wilayah yang terdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan
rawa. Secara geografis daerah ini berbatas dengan wilayah sebagai berikut:
a.
Sebelah Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara dan kabupaten Labuhanbatu
b.
Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar
c.
Sebelah Timur : Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hilir
d.
Sebelah Barat : Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat.
Ibukota
Kabupaten Rokan Hulu adalah Pasir Pengarayan yang berjarak sekitar 180 KM dari
Ibukota Provinsi, Pekanbaru. Selain Pasir Pengarayan, kota utama di Rohul
adalah ujung batu. Di kabupaten Rokan Hulu terdapat beberapa sungai, 2
diantaranya adalah sungai yang cukup besar yaitu Sungai Rokan Kanan dan Sungai
Rokan Kiri. Selain sungai besar tersebut, terdapat juga sungai-sungai kecil
antara lain Sungai Tapung, Sungai Dantau, Sungai Ngaso, Sungai Batang Lubuh,
Sungai Batang Sosa, Sungai Batang Kumu, Sungai Duo (Langkut), dan lain-lain.
Kabupaten Rokan Hulu
terdiri dari 16 kecamatan, yaitu sebagai berikut :
§ Kecamatan
Bangun Purba
§ Kecamatan
Kabun
§ Kecamatan
Kepenuhan
§ Kecamatan
Kunto Darussalam
§ Kecamatan
Rambah
§ Kecamatan
Rambah Hilir
§ Kecamatan
Rambah Samo
§ Kecamatan
Rokan IV Koto
§ Kecamatan
Tambusai
§ Kecamatan
Tambusai Utara
§ Kecamatan
Tandun
§ Kecamatan
Ujungbatu
§ Kecamatan
Pagaran Tapah Darussalam
§ Kecamatan
Bonai Darussalam
§ Kecamatan
Kepenuhan Hulu
§ Kecamatan
Pendalian IV Koto
§ Payung
berlajur lima, bermakna Kabupaten Rokan Hulu terdiri lima luhak yang memiliki
adat istiadat yang mesti dilindungi oleh PEMKAB Rokan Hulu.
§ Keris
memiliki makna semangat juang untuk mencapai cita-cita pembangunan demi tujuan
prospek masa depan.
§ Bintang
memiliki makna, masyarakat Rokan Hulu berpegang teguh pada ajaran agama.
§ Dua
belas butir padi, bunga dan sembilan gundukan bukit dengan sembilan bayangan
memiliki makna Kabupaten Rokan Hulu yang makmur, sejahtera dan bersahabat yang
berdiri tanggal 12 Oktober 1999.
§ Benteng
Tujuh Lapis, memiliki makna semangat juang masyarakat Rokan Hulu dalam membela
Marwah seperti perjuangan Tuanku Tambusai.
§ Lingkaran,
memiliki makna bahwa masyarakat yang terdiri dari berbagai suku diikat oleh
tali persahabatan yang kokoh.
§ Tiga
buah anak sungai, memiliki makna bahwa gerak semangat pembangunan yang tak
pernah surut.
§ Pita
Putih yang bertuliskan Kabupaten Rokan Hulu, memiliki makna kesucian hati dan
tenggang rasa masyarakat.
§ Lingkaran
Setengah Oval dengan warna dasar hijau melambangkan kemakmuran
14
Objek Wisata di Rokan Hulu Yang Terkenal :
1.
Masjid Agung Madani Islamic Center Rokan Hulu
Masjid Agung Madani
Islamic Centre Rokan Hulu Merupakan Masjid Megah Dan Cantik yang terdapat Di
Povinsi Riau, Masjid ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul)
untuk di gunakan sebagai tempat ibadah umat Muslim, selain itu juga menjadi
obyek wisata religius di rokan hulu.
Kemegahan dan keindahan Masjid Agung Madani memberi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Rohul dan juga Riau. masjid agung madani islami center ini banyak di kunjungi oleh pengunjung, baik dari provinsi riau sendiri mau pun dari berbagai daerah di indonesia dan bahkan banyak juga pengujung dari luar negeri yang tertarik mengunjungi Masjid Agung Madani Islamic Centre ini.
Kemegahan dan keindahan Masjid Agung Madani memberi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Rohul dan juga Riau. masjid agung madani islami center ini banyak di kunjungi oleh pengunjung, baik dari provinsi riau sendiri mau pun dari berbagai daerah di indonesia dan bahkan banyak juga pengujung dari luar negeri yang tertarik mengunjungi Masjid Agung Madani Islamic Centre ini.
2. Air Terjun
Aek Martua
Air Terjun Aek Martua
ini memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri selain berada di kawasa
dataran tinggi penggunungan bukit barisan Air Terjun Aek Martua ini juga
memiliki beberapa tingkat, sehingga sering pula disebut Air Terjun Tangga
Seribu.
Nama Aek Martua ini adalah nama sebuah sungai di mana air terjun ini berada dan berasal dari bahasa suku Mandailing yang artinya adalah Air Bertuah.
Nama Aek Martua ini adalah nama sebuah sungai di mana air terjun ini berada dan berasal dari bahasa suku Mandailing yang artinya adalah Air Bertuah.
3.
Masjid Tua Konto Darusslam
Masjid Tua Kunto ini di
bangun oleh R.T. Muhammad Alie pada tahun 1937. Di dekat masjid ini terdapat
makam ahli suluk atau khalifah yaitu makam Tengku Imam Muda dan Makan Imam
Nawawi.
Masjid Tua Kunto ini berjarak sekitar 62 km dari Pasirpengarayan ibu Kota Rokan Hulu. Selain tempat ibadah, juga di jadikan sebagai Tarkat Na’syahbandiyah.
4. Istana Rokan
Masjid Tua Kunto ini berjarak sekitar 62 km dari Pasirpengarayan ibu Kota Rokan Hulu. Selain tempat ibadah, juga di jadikan sebagai Tarkat Na’syahbandiyah.
Istana Rokan terletak di
desa Rokan IV Koto berjarak sekitar 46 Kilometer dari Pusat Pemerintaha
Kabupaten Rokan Hulu. Untuk menuju kesana kita bisa menggunakan kenderan roda
dua maupun kenderaan roda empat.
Istana Rokan yang berjuluk Rumah tinggi ini berumur sekitar 200 tahun dan di bangun pada saat pemerintahan kesultanan Nagari Tuo. Banyak rumah penduduk sekitar istana mengikuti ini bentuk dan model bangunan istana yang merupakan khas melayu.
Bila kita mengunjungi istan Rokan, kita dapat melihat langsung tiga tangga yang melambangkan kekerabatan masyarakat Rokan IV Koto pada masa dahulu. Arti dari lambang tiga tangga ini yaitu, , penguasa, Adat dan Alim ulama. Selain istana itu di sekitar isatan kita juga dapat melihat langsung rumah persukuan yang masih terjaga dan terpelihara, ada rumah suku Mais, suku Modang, dan suku Melayu.
5. Benteng 7 Lapis
Benteng tujuh lapis
merupakan sebuah peninggalan sejarah di Indonesia lokasi ini tepatnya
berada tepatnya di desa Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan
Hulu Riau sekitar 23 km dari makam Raja-Raja Rambah.
Benteng ini merupakan peninggalan sejarah kemerdekaan Indonesia pada zaman penjajahan Belanda sebagai benteng pertahanan pejuang masyarakat Dalu-Dalu atau masyarakat indonesia. Benteng yang dibuat dengan material tanah liat yang di ambil dari tepian Sungai Batang Sosa tambusai, di kerjakan oleh masyarakat Dalu-Dalu dengan waktu yang lumayan lama.
Benteng ini merupakan peninggalan sejarah kemerdekaan Indonesia pada zaman penjajahan Belanda sebagai benteng pertahanan pejuang masyarakat Dalu-Dalu atau masyarakat indonesia. Benteng yang dibuat dengan material tanah liat yang di ambil dari tepian Sungai Batang Sosa tambusai, di kerjakan oleh masyarakat Dalu-Dalu dengan waktu yang lumayan lama.
Sewaktu terjadi perang paderi yang di pimpin Tuanku Tambusai, Benteng Tujuh Lapis ini lah menjadi tempat melanjutkan perjuangan melawan penjajahan belanda. Sejarah ini lah yang membuat benteng tujuh lapis masuk dalam salah satu objek wisata yang terdapat di kabupaten Rokan Hulu.
6. Makam Raja-Raja Rambah
Makam Raja raja Rambah
dapat di tempuh dari ibukota Kabupaten rokan hulu dengan jarak 9 Kilometer.
Makam ini berada di desa Kumu. Dari jalan provinsi kita akan masuk kedalam area
makam dengan jarak sekitar 100 dengan melewati jalan semenisasi.
Dahulu daerah Makam Raja raja Rambah ini adalah tempat tinggal para Petinggi Kerajaan Rambah. Makanya didaerah ini, terdapat makam Raja-raja Rambah. Biasanya bagi pengunjung yang pertama kali kesini akan merasakan suasana angker dikarenakan di daerah makam-makam ini banyak sekali ditumbuhi kayu-kayu besar, bahkan ada salah satu makam raja Rambah yang dilindungi oleh urat-urat kayu ara. Sekilas kalau di lihat, makam itu seperti terdapang diatas akar batang kayu.
Dahulu daerah Makam Raja raja Rambah ini adalah tempat tinggal para Petinggi Kerajaan Rambah. Makanya didaerah ini, terdapat makam Raja-raja Rambah. Biasanya bagi pengunjung yang pertama kali kesini akan merasakan suasana angker dikarenakan di daerah makam-makam ini banyak sekali ditumbuhi kayu-kayu besar, bahkan ada salah satu makam raja Rambah yang dilindungi oleh urat-urat kayu ara. Sekilas kalau di lihat, makam itu seperti terdapang diatas akar batang kayu.
7. Goa Huta Sikapir
Tidak jauh dari Objek
Wisata Pemandian Air Panas Pawan, Kira-kira Sekitar 1 Kilometer ada hutan
dengan banyak di tumbuh kayu kayu besar berbagai jenis.saking besarnya banyak
kayu di hutan ini di liliti akar kayu sulur. Sepintas kelihatan sekali hutan
ini bernuansa angker. Tetapi jangan kwatir hutan nya tidak angker kok..!!!
malahan di hutan ini banyak sekali goa yang indah dan mengagumkan. Menurut
perkiraan ada sekitar 41 Goa baik besar maupun kecil di lokasi hutan ini.
Rata-rata goa di sini mempunyai nama sesuai dengan bentuk dan kondisi
Goa.
Bagi anda yang hoby berpetualang, tak ada salahnya mengunjung Goa Huta Sikapir ini. Biasanya untuk menjelajahi Goa ini kita akan dipandu oleh penduduk setempat dengan membayar jasanya selama kita di pandu di Goa ini.
8. Taman Nasional Bukit Suligi
Bagi kita yang
berkunjung ke Taman Nasional Bukit Suligi, kita dapat melihat berbagai jenis
flora dan fauna yang di lindungi pemerintah. Selain melihat flora dan fauna
kita juga bisa melihat indahnya danau yang terdapat di area Taman Nasional ini.
untuk kita ketahui, di taman ini sering di jadikan tempat penelitian ilmu biologi. Selain itu, di taman ini juga ada sumber air panas serta goa yang indah. Bagi pengunjung yang ingin bermalam disini telah camping ground.
untuk kita ketahui, di taman ini sering di jadikan tempat penelitian ilmu biologi. Selain itu, di taman ini juga ada sumber air panas serta goa yang indah. Bagi pengunjung yang ingin bermalam disini telah camping ground.
9. Pemandian Air Panas Pawan
Kalau tadi Goa huta
Sikapir berada sekitar 1 Kilometer dari Air Panas Pawan, kali ini kita akan
membahas tentang Pemandian Air Panas Pawan. Air Panas ini berjarak sekitar 9 km
dari Pasirpengarayan. Kenapa air panas ini diberi nama air panas pawan, karena
terletak di desa pawan. Untuk menuju Lokasi Air Panas Pawan ini bisa mengunakan
kenderaan Roda dua maun pun roda emapat.
Lokasi Wisata Air Panas Pawan ini bisa di bilang Lokasi yang Sangat di minati Pengunjung.Selain keindahan, adan keunikan tersendiri di lokasi Air Panas Pawan. Di sini kita akan menjumpai dua sumber air panas dengan suhunya berbeda-beda. Satu sumbernya bersuhu sekitar 600 Derajat celcius sedangkan yang satu lagi bersuhu sekitar 500 sampai 800 derjat celcius
Lokasi Wisata Air Panas Pawan ini bisa di bilang Lokasi yang Sangat di minati Pengunjung.Selain keindahan, adan keunikan tersendiri di lokasi Air Panas Pawan. Di sini kita akan menjumpai dua sumber air panas dengan suhunya berbeda-beda. Satu sumbernya bersuhu sekitar 600 Derajat celcius sedangkan yang satu lagi bersuhu sekitar 500 sampai 800 derjat celcius
10. Pemandian Air Panas Hapanasan
Pemandian Air Panas
Hapanasan ini terletak sekitar 6 Kilometer dari pusat pemerintahan kabupaten
rokan hulu. Di Pemandian Air Panas Hapanasan terdapat wahana-wahana seru
seperti tempat bermain anak, kolam rendang, dan juga Waterboom serta outbond.
Bagi kita yang berkunjung kesini bersama keluarga tidak perlu khawatir karena Pemandian air panas hapanasan ini mempunyai fasilitas yang lumayan lengkap. Ada Toilet umum, musolla dan juga tersedia tempat parkir.
Bagi kita yang berkunjung kesini bersama keluarga tidak perlu khawatir karena Pemandian air panas hapanasan ini mempunyai fasilitas yang lumayan lengkap. Ada Toilet umum, musolla dan juga tersedia tempat parkir.
11.
Sungai Bungo
Sungai Bungo terletak Di
Desa Sialang, kecamatan Rambah. Untuk menuju ke lokasi sungai bunga kita akan
melewati hutan dan jalan yang berukuran kecil. Walaupun demikian, hal ini tentu
membuat kenangan tersendiri. Karena Sebelum sampai kelokasi sungai bungo kita
bisa melihat pemandang yang indah nan asri sepanjang jalan yang kita lewati.
Sungai Bungo ini Sangat cocok bagi yang hobi berpetualangan.
12. Sungai Rokan Kiri
Sungai Rokan Kiri adalah
objek wisata air deras yang ada di kabupaten rokan hulu. Sungai yang melintasi
ujung batu ini dapat di lewati dengan menggunakan Boat dengan melewati arus
yang sangat deras serta tebing yang cadas kita dapat meyaksi kan keindahan dan
kehidupan di sepanjang tepian sungai selama 1 jam perjalanan.
Setelah sampai di tebing sungai kita akan melihat betapa indahanya air terjun hujan lobek dan di hulu dari sunagi ini kita akan melihat dua air terjun lainnya, yaitu air terun sungai murai dan air terjun sungai tolang.
13. Rumah Batu Serombou
Untuk menuju kelokasi
Rumah Batu Serombou dapat melalui jalan simpang karya mulya selanjutnya
melewati jalan poros karya mukti. untuk sampai ke rumah batu serombou yang
berada desa Serombou indah dapat menggunakan kenderaan roda dua maupun roda
empat Indah. Jarak yang kita tempuh untuk kesana sekitar 12 kilometer.
setelah sampai ketempat tujuan, hal pertama yang akan kita lihat yaitu 3 buah batu yang kalau kita lihat secara teliti berbentuk rumah payung, besar di atas dan makin kecil kebawahnya.
14. Cipogas (Bendungan Kaiti)
Bendungan Kaiti ini
berjarak sekitar 4 kilometer dari pasir pengaraian dan dapat di tempuh baik
menggunakan kenderaan roda dua maupun roda emapat. Sesampai di tujuan kita
disuguhkan pemandanang yang indaha, dimana terdapat batu-batuan besar yang di
aliri air dari sungai bukit haorpit. Menurut cerita warga setempat, pada zaman
dahulu tempat ini dijadikan orang untuk betapa mendapatkan ilmu kebathinan.
Tradisi
dan budaya ROKAN HULU
Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Menurut Prof. M.M.
djojodiguno dalam buku "Asas-asas Sosiologi (1958)",
kebudayaan/budaya adalah daya dari budi, yang berupa cipta, rasa, dan karsa.
Cipta adalah ilmu pengetahuan, yang bersumber dari pengalaman lahir dan batin.
Karsa adalah Norma – norma keagamaan/kepercayaan, yang bersumber dari
"sangkan (lahir) dan paran (mati). Sedangkan rasa adalah norma keindahan
yang menghasilkan kesenian, yang bersumber dari keindahan dan menolak keburukan
atau kejelekan. Jadi, kebudayaan adalah hasil dari buah budi (gagasan) manusia
yang berupa cipta, rasa dan karsa baik yang kongkrit ataupun abstrak yang
bertujuan untuk mencapai kesempurnaan hidup. Sedangkan Dawson dalam buku
"Age of the Gods", mengatakan bahwa kebudayaan adalah cara hidup
bersama (culture is common way of life)
Setiap wilayah di dunia
ini pasti mempunyai budaya tersendiri. Indonesia dikenal sebagai Negara yang
kaya akan budaya. Setiap wilayah di Indonesia memiliki budaya dengan keunikan
masing-masing. Begitu pula dengan Provinsi Riau yang mayoritas penduduknya
adalah Suku Melayu. Provinsi Riau mememiliki 12 kabupaten kota. Salah satunya
ialah kabupaten Rokan Hulu. Kabupaten Rokan Hulu juga dijuluki dengan sebutan
"Negeri seribu suluk". Jumlah penduduknya pada tahun 2013 mencapai
552.558 jiwa. Dibagian Timur dan Tenggara Rokan Hulu, bermukim Suku Melayu yang
memiliki adat istiadat dan bahasa daerah mirip dengan Kabupaten Rokan Hilir dan
Bengkalis. Namun, disebelah Utara dan Barat Daya ditemukan penduduk asli yang
memiliki kedekatan sejarah dengan etnis Rumpun Batak di daerah Padang Lawas di
Provinsi Sumatera Utara. Mereka telah mengalami proses Melayunisasi sejak
berabad yang lampau. Selain itu juga banyak penduduk bersuku Jawa yang datang
lewat program transmigrasi nasional sejak masa kemerdekaan maupun keturunan
para perambah hutan asal Jawa yang masuk pada masa penjajahan lewat Sumatera
Timur. Mereka tersebar di seluruh wilayah Rokan Hulu, terutama di sentra-sentra
lokasi transmigrasi dan juga di areal perkebunan sebagai tenaga buruh. Juga
banyak bermukim para pendatang asal Sumatera Utara bersuku Batak yang umumnya
bekerja di sektor jasa informal dan perkebunan. Di daerah-daerah perniagaan
ditemukan banyak penduduk pendatang bersuku Minangkabau asal Sumatera Barat
yang umumnya bekerja sebagai pedagang. Selain itu juga didapati berbagai etnis
Indonesia lainnya yang masuk kemudian sebagai pendatang. Pada umumnya mereka
bekerja sebagai buruh pada sektor perkebunan. Suku Melayu Rokan Hulu
secara mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Budaya Islam terlihat kental dalam
tradisi adat dan budaya suku Melayu Rokan Hulu. Agama Islam masuk ke kalangan
suku Melayu Rokan Hulu dibawa oleh orang-orang Melayu Riau sejak beberapa abad
yang lalu.
Ada beberapa seni
tradisi di Kabupaten Rokan Hulu yang berakar dari tradisi Islam, bahagian besar
tergolong kepada seni tradisi lisan seperti: Dikie, Burdah, Koba, Berzanji,
Gambus, dan Marhaban.
Dikie merupakan seni
tradasi lisan yaitu 10 sampai 12 orang melantunkan kisah lahir nabi Muhammad
yang disebut dalam Maulid Soropal Onom, dalam berkisah dengan memakai bahasa
arab tanpa bantuan alat musik, dilantunkan oleh semua pezikir dengan
bervariasi, salah satu contoh 3 orang naik berzikir dan disambut oleh peserta
lain, kegiatan ini dilakukan duduk di tikar dan apabila berdiri pertanda
diakhiri acara tersebut. Acara seperti ini dilakukan pada malam hari pada
kegiatan cukur anak. Burdah merupakan seni tradisi lisan yang pelantunnya
terdiri dari 10 orang atau lebih dengan posisi duduk dengan membaca Kosidah
Burdah memakai alat rabano, bahasa yang diapakai adalah bahasa arab yang isinya
menghibur, memuji Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini dilakukan pada hajatan :
kawin, menimang bonieh, malam moiniek padi, menyambut tamu, mandi koayie. Koba
adalah seni sastra lisan yang disampaikan seseorang dengan cerita atau berita,
Sastra lisan Koba berfungsi sebagai media interaksi budaya, agama dan sosial
dalam masyarakat melayu. Menurut pak Taslim (budayawan) ada beberapa sejenis
koba yang dipakai di Rokan Hulu : Bokoba, cerita yang diiringi dengan alat
pukul bobano yang dipukul sambil bercerita dengan nada nada tertentu oleh
sipenutur sastra lisan tersebut. Koba yang terkenal di Rokan Hulu adalah koba
cerita Panglimo Awang yang diceritakan sampai tiga malam. Sedangkan Koba Bujang
Jauh, Siti Jailun, Puti Lindong Bulan dan Tapah Non Godang hanya satu malam
cukup untuk dikobakan. Koba Duduk, cerita yang sipenutur tidak memukul alat
bebano atau lainnya, hanya saja sesekali cerita tersebut diiramakan/dinyanyikan
biasa dikenal dengan cerita Rao-rao dengan Puti lindung bulan. Cerita duduk,
cerita biasa yang dilakukan seperti bercerita tentang dongeng, cerita lucu,
dll. Koba Boguliang, seorang ibu atau ayah yang bercerita, sesekali dinyanyikan
untuk menidurkan anak dalam pengantar tidur. Berzanji merupakan seni tradisi
lisan yaitu 10 orang atau lebih dengan posisi duduk membaca buku Barzanji yang isinya
kisah tentang perjuangan nabi Muhammad SAW dalam meneggakkan ajaran Islam
dengan bahasa Arab tanpa diiringi rabano. Kegiatan ini biasa dilaksanakan untuk
hajatan : bercukur anak, memberi nama anak. Gambus merupakan musik hiburan yang
berasal dari seni Islam yang dilengkapi alat musik gurun dan nyanyian gurun
pasir yang berasal dari negeri arab. Dan Marhaban merupakan seni tradisi lisan
yaitu terdiri dari 10 orang atau lebih yang membaca buku marhaban dengan isi
pujaan dan hiburan untuk Nabi Muhammad SAW yang dilakukan berdiri dengan tidak
memakai alat rabano. Marhaban biasa dipakai pada hajatan : Kawin, cukur anak,
mandi bolimau. Ada juga dalam pelaksanaan cukur anak setelah Berzanji
dilanjutkan dengan Marhaban. Masyarakat Rokan Hulu sangat ramah dalam menyambut
tamu. Mereka sangat menghargai tamunya. Dalam diri seluruh masyarakat Rokan
Hulu sudah terpatri sebuah moto atau semboyan bahwa "Tamu adalah
raja" untuk itu di Rokan Hulu jika kedatangan tamu, masyarakat selalu
disebut dengan sebuah tarian, yang mereka namakan "Tari Persembahan"
Dalam penampilan tari tersebut, para penarinya selalu ganjil dengan ketentuan
beberapa penari ditambah satu orang pembawa tepak tempat sirih. Setelah para
penari memperaga gerak-gerak tamu yang datang dengan maksud menyuguhkan sirih
sebagai perlambang kehormatan.
Seni sebagai salah satu
dari aspek kehidupan sangat dimaklumi di Rokan Hulu. Untuk itu masyarakat
berupaya semaksimal mungkin mengekspresikan kesenian tersebut dalam berbagai
bentuk. Dalam pengekpresian tersebut, mereka berusaha menyungguhkan
pertunjukan-pertunjukan dengan ruh seni yang kuat.
Masyarakat Melayu
secara keseluruhan sangat terkenal dengan dendang dan jogetnya. Di Rokan Hulu
saat bulan purnama, panen padi dan waktu-waktu gembira juga selalu berdendang.
Anak-anak mudanya dengan lincah selalu mengiringi dendangan tersebut denga
joget hitam manis.
Selain itu, masyarakat
melayu Rokan Hulu juga kaya akan permainan rakyatnya. Contohnya saja Lukah
Gilo. Lukah Gilo adalah permainan dari suku Bonai Ulak Patian Kecamatan
Kepenuhan perpaduan dari gerak dan ilmu kebatinan yang dimainkan pada
acara-acara tertentu yang bersifat ritual bentuk permainannya memakai alat yang
disebut lukah. Kemudian lukah itu dipegang bersama-sama, sambil membacakan
mantra-mantra oleh salah seorang dari mereka sampai terasa lukah itu bergerak
dengan sendirinya dengan sangat kuatnya hingga waktuyang ditentukan oleh tukang
mantra.
Dari segi kesenian alat
musiknya, Rokan hulu mempunyai Gondang Berogong yang merupakan perpaduan alat
perkusi (alat pukul) tradisi Ogong, gendang dan celempong yang dimainkan oleh
beberapa orang dengan Harmonisasi yang sahut menyahut. Isi musik yang kaya
dengan improsisasi dan sangat merdu didengar dengan irama yang klasik.
Kadangkala untuk lebih menarik perhatian penonton pemain gondang borogong
sambil memainkan alat musiknya diselingi dengan gerak-gerak yang sangat
menggelitik. Musik Gondang Borogong ini ditampilkan pada acara seperti
menyambut tamu, pesta perkawinan dan upacara-upacara adat.
Rokan Hulu juga kaya
akan masakan tradisionalnya. Dikutip dari buku "Masakan Tradisional Rokan
Hulu" ada beberapa masakan tradisional Rokan Hulu yang dapat dikelompokkan
penyajiannya dalam Ragam Campacahang, Asam Pdeh, Sayuo, Paih, Pokasam, Kokek,
Baka, Giliang dan Tumbuk, Ragam Gulai, Kue, dan minuman serta ragam bumbu
tradisional.
Mungkin juga tidak
banyak masyarakat luar yang tahu jika Rokan Hulu mempunyai penangkaran
kupu-kupu. Di dalam buku "Popehramu Rokan Hulu" berisikan kelompok
penamaan kupu-kupu yang ada di Rokan, khususnya Rokan Hulu, serta koleksi lebih
dari 100 spesies kupu-kupu yang ada di Rokan (Sumatera tengah).
Makasih yo infonyo -_-
ReplyDeletesippp
ReplyDeletethankssss
ReplyDeleteMakalah ya seeep
ReplyDeleteSiapa sih penggunanya kan susah orang mau buat daftar pustaka kalo gak ada penggunanya
ReplyDelete