Search This Blog

Saturday, 28 October 2017

TENTANG ROKAN HULU LENGKAP

Sejarah

Kabupaten Rokan Hulu merupakan sebuah kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kampar yang berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan kepada UU Nomer 53 tahun 1999 dan UU No. 11 tahun 2003 tentang perubahan UU No 53 Tahun 1999 dan UU No 11 tahun 2003 tentang perubahan UU RI No 53 tahun 1999, yang diperkuat dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi No . 010/PUU-1/2004, tanggal 26 Agustus 2004. Dahulu daerah Rokan Hulu disebut Rantau Rokan atau Luhak Rokan Hulu karena merupakan daerah perantauan orang-orang Minangkabau pada masa lalu (Rantau nan Tigo Jurai). Pada masa itu diistilahkan sebagai ‘Teratak Air Hitam’ yakni Rantau Timur Minangkabau di sekitar Kampar dan Kuantan sekarang. Daerah-daerah tersebut meliputi daerah alur sungai menuju hilir dari sungai-sungai besar yang mengalir ke Pesisir Timur. Diantaranya adalah Sungai Rokan, Siak, Tapung, Kampar dan Inderagiri (Kuantan), yang kini kesemuanya masuk di dalam Provinsi Riau. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Rokan Hulu menggunakan adat istiadat dan bahasa daerah yang termasuk varian Rumpun Budaya Minangkabau. Utamanya mirip dengan daerah Rao dan Pasaman di Provinsi Sumatera Barat.

Di sekitar daerah perbatasan bagian Timur dan Tenggara, bermukim pula sedikit Suku Melayu yang memiliki adat istiadat dan bahasa daerah mirip dengan tetangganya di Rokan Hilir dan Bengkalis. Namun di sekitar Rokan Hulu sebelah Utara dan Barat Daya, ditemukan penduduk asli yang memiliki kedekatan sejarah dengan etnis Rumpun Batak di daerah Padang Lawas di Provinsi Sumatera Utara. Mereka telah mengalami proses Melayunisasi sejak berabad yang lampau dan tidak banyak meninggalkan jejak sejarah untuk ditelusuri. Mereka umumnya mengaku sebagai orang Melayu.
Selain itu juga banyak penduduk bersuku Jawa yang dating lewat program transmigrasi nasional sejak masa kemerdekaan maupun keturunan para perambah hutan asal Jawa yang masuk pada masa penjajahan lewat Sumatera Timur. Mereka tersebar di seluruh wilayah Rokan Hulu, terutama di sentra-sentra lokasi transmigrasi dan juga di areal perkebunan sebagai tenaga buruh. Juga banyak bermukim para pendatang asal Sumatera Utara bersuku Batak yang umumnya bekerja di sector jasa informal dan perkebunan. Di daerah-daerah perniagaan ditemukan banyak penduduk pendatang bersuku Minangkabau asal Sumatera Barat yang umumnya bekerja sebagai pedagang. Selain itu juga didapati berbagai etnis Indonesia lainnya yang masuk kemudian sebagai pendatang. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh pada sektor perkebunan.

Sebelum penjajahan Belanda, wilayah Rokan Hulu terbagi menjadi dua wilayah, wilayah Rokan Kanan yang terdiri dari Kerajaan Tambusai, Kerajaan Rambah dan Kerajaan Kepenuhan, dan wilayah Rokan Kiri yang terdiri dari Kerajaan Rokan IV Koto, Kerajaan Kunto Darussalam serta beberapa kampung dari Kerajaan Siak (Kewalian negeri Tandun dan Kewalian Kobun), kerajaan-kerajaan ini sekarang yang disebut dengan Lima Lukah. Dalam kerajaan tersebut di atas dikendalikan oleh Kerapatan Ninik sedangkan penyelenggaraan pemerintahan kekampung-kampung diselenggarakan oleh Penghulu Adat, mashur dikenal rakyat kata-kata yang berbunyi Raja itu dikurung dikandangkan oleh Ninik Mamak.
Sejarah Kabupaten Rokan Hulu Zaman Penjajahan Belanda
Sebelum kemerdekaan yakni pada masa penjajahan Belanda, wilayah Rokan Hulu terbagi atas dua daerah: 
§   Wilayah Rokan Kanan yang terdiri dari Kerajaan Tambusai, Kerajaan Rambah dan Kerajaan Kepenuhan.
§  Wilayah Rokan Kiri yang terdiri dari Kerajaan Rokan IV Koto, Kerajaan Kunto Darussalam serta beberapa kampung dari Kerajaan Siak (Kewalian negeri Tandun dan kewalian Kabun)
Kerajaan-kerajaan di atas sekarang dikenal dengan sebutan Lima Lukah. Kerajaan-kerajaan tersebut dikendalikan oleh Kerapatan Ninik Mamak, sementara untuk penyelenggaraan pemerintahan di kampung-kampung diselenggarakan oleh Penghulu Adat. Sering dikenal dengan istilah ‘Raja itu dikurung dan dikandangkan oleh Ninik Mamak’. Pada tahun 1905, kerajaan-kerajaan di atas mengikat perjanjian dengan pihak Belanda. Diakuilah berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut sebagai landscape. Setiap peraturan yang dibuat kerajaan mendapat pengesahan dari pihak Belanda.

Pada masa penjajahan Belanda tersebut, bermunculan tokoh-tokoh Islam yang anti dengan Belanda. Beberapa diantarnya yang cukup fenomenal dan dikenang oleh masyarakat Riau dan nasional adalah Tuanku Tambusai, Sultan Zainal Abidinsyah, Tuanku Syekh Abdul Wahab Rokan dan sebagainya. Perjuangan para tokoh tersebut dibuktikan dengan adanya peninggalan sejarah seperti Benteng Tujuh Lapis yang merupakan benteng yang dibuat masyarakat Dalu-dalu atas perintah dari Tuanku Tambusai. Beberapa bukti sejarah lainnya adalah Kubu jua, Kubu manggis, Kubu joriang dan sebagainya.

Sejarah Kabupaten Rokan Hulu Zaman Penjajahan Jepang
Setelah Belanda mengalami kekalahan dengan Jepang, Jepang pun berkuasa di Indonesia termasuk di daerah Rokan Hulu. Pada masa Jepang, pemerintahan berjalan sebagaimana biasanya. Akan tetapi setelah beberapa orang raja ditangkap oleh penjajah Jepang, maka pemerintahan dilanjutkan oleh seorang ‘kuncho’ yang diangkat langsung oleh pihak Jepang.


Sejarah Kabupaten Rokan Hulu Zaman Pasca Kemerdekaan RI
Setelah kemerdekaan, daerah-daerah yang dijadikan landscape oleh Belanda dan Jepang tersebut dijadikan sebagai satu daerah Kecamatan. Sebelum menguatnya isu pemekaran daerah di Indonesia pada tahun 1999, Rokan Hulu tergabung dalam Kabupaten Kampar, Riau. Kabupaten Rokan Hulu resmi didirikan pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan UU Nomor 53 tahun 1999 dan UU No 11 tahun 2003.



Geografis

Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Riau dengan ibu kotanya terletak di Pasir Pangaraian. Berdasarkan Permendagri No.66 Tahun 2011, Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah sebesar 7.588,13 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 513.500 jiwa. Secara administratif, kabupaten ini memiliki 16 daerah kecamatan, 7 daerah kelurahan dan 149 daerah desa. Kabupaten Rokan Hulu dikenal dengan sebutan  "NEGERI SERIBU SULUK". 

Letak Geografis Kabupaten Rokan Hulu adalah 00 25' 20 derajat LU - 010 25' 41 derajat LU dan 1000 02' 56 derajat - 1000 56' 59 derajat . Kabupaten Rokan Hulu memiliki wilayah yang terdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan rawa. Secara geografis daerah ini berbatas dengan wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Padang Lawas Utara dan kabupaten Labuhanbatu
b. Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar
c. Sebelah Timur : Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hilir
d. Sebelah Barat : Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat.

Ibukota Kabupaten Rokan Hulu adalah Pasir Pengarayan yang berjarak sekitar 180 KM dari Ibukota Provinsi, Pekanbaru. Selain Pasir Pengarayan, kota utama di Rohul adalah ujung batu. Di kabupaten Rokan Hulu terdapat beberapa sungai, 2 diantaranya adalah sungai yang cukup besar yaitu Sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri. Selain sungai besar tersebut, terdapat juga sungai-sungai kecil antara lain Sungai Tapung, Sungai Dantau, Sungai Ngaso, Sungai Batang Lubuh, Sungai Batang Sosa, Sungai Batang Kumu, Sungai Duo (Langkut), dan lain-lain.

Kabupaten Rokan Hulu terdiri dari 16 kecamatan, yaitu sebagai berikut :
§  Kecamatan Bangun Purba
§  Kecamatan Kabun
§  Kecamatan Kepenuhan
§  Kecamatan Kunto Darussalam
§  Kecamatan Rambah
§  Kecamatan Rambah Hilir
§  Kecamatan Rambah Samo
§  Kecamatan Rokan IV Koto
§  Kecamatan Tambusai
§  Kecamatan Tambusai Utara
§  Kecamatan Tandun
§  Kecamatan Ujungbatu
§  Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam
§  Kecamatan Bonai Darussalam
§  Kecamatan Kepenuhan Hulu
§  Kecamatan Pendalian IV Koto

LAMBANG KABUPATEN ROKAN HULU
§  Payung berlajur lima, bermakna Kabupaten Rokan Hulu terdiri lima luhak yang memiliki adat istiadat yang mesti dilindungi oleh PEMKAB Rokan Hulu.
§  Keris memiliki makna semangat juang untuk mencapai cita-cita pembangunan demi tujuan prospek masa depan.
§  Bintang memiliki makna, masyarakat Rokan Hulu berpegang teguh pada ajaran agama.
§  Dua belas butir padi, bunga dan sembilan gundukan bukit dengan sembilan bayangan memiliki makna Kabupaten Rokan Hulu yang makmur, sejahtera dan bersahabat yang berdiri tanggal 12 Oktober 1999.
§  Benteng Tujuh Lapis, memiliki makna semangat juang masyarakat Rokan Hulu dalam membela Marwah seperti perjuangan Tuanku Tambusai.
§  Lingkaran, memiliki makna bahwa masyarakat yang terdiri dari berbagai suku diikat oleh tali persahabatan yang kokoh.
§  Tiga buah anak sungai, memiliki makna bahwa gerak semangat pembangunan yang tak pernah surut.
§  Pita Putih yang bertuliskan Kabupaten Rokan Hulu, memiliki makna kesucian hati dan tenggang rasa masyarakat.
§  Lingkaran Setengah Oval dengan warna dasar hijau melambangkan kemakmuran

14 Objek Wisata di Rokan Hulu Yang Terkenal :

1. Masjid Agung Madani Islamic Center Rokan Hulu
Masjid Agung Madani Islamic Centre Rokan Hulu Merupakan Masjid Megah Dan Cantik yang terdapat Di Povinsi Riau, Masjid ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) untuk di gunakan sebagai tempat ibadah umat Muslim, selain itu juga menjadi obyek wisata religius di rokan hulu.

Kemegahan  dan keindahan Masjid Agung Madani memberi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Rohul dan juga Riau. masjid agung madani islami center ini banyak di kunjungi oleh pengunjung, baik dari provinsi riau sendiri mau pun dari berbagai daerah di indonesia dan bahkan banyak juga pengujung dari luar negeri yang tertarik mengunjungi Masjid Agung Madani Islamic Centre ini.

2. Air Terjun Aek Martua

Air Terjun Aek Martua ini memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri selain berada di kawasa dataran tinggi penggunungan bukit barisan Air Terjun Aek Martua ini juga memiliki beberapa tingkat, sehingga sering pula disebut Air Terjun Tangga Seribu.

Nama Aek Martua ini adalah nama sebuah sungai di mana air terjun ini berada dan berasal dari bahasa suku Mandailing yang artinya adalah Air Bertuah.

3. Masjid Tua Konto Darusslam

Masjid Tua Kunto ini di bangun oleh R.T. Muhammad Alie pada tahun 1937. Di dekat masjid ini terdapat makam ahli suluk atau khalifah yaitu makam Tengku Imam Muda dan Makan Imam Nawawi.

Masjid Tua Kunto ini berjarak sekitar 62 km dari Pasirpengarayan ibu Kota Rokan Hulu. Selain tempat ibadah, juga di jadikan sebagai Tarkat Na’syahbandiyah.
4. Istana Rokan
Istana Rokan terletak di desa Rokan IV Koto berjarak sekitar 46 Kilometer dari Pusat Pemerintaha Kabupaten Rokan Hulu. Untuk menuju kesana kita bisa menggunakan kenderan roda dua maupun kenderaan roda empat.

Istana Rokan yang berjuluk Rumah tinggi ini berumur sekitar 200 tahun dan di bangun  pada saat pemerintahan kesultanan Nagari Tuo. Banyak rumah penduduk sekitar istana mengikuti  ini bentuk dan model bangunan istana yang merupakan khas melayu.

Bila kita mengunjungi istan Rokan, kita dapat melihat langsung tiga tangga yang melambangkan kekerabatan masyarakat Rokan IV Koto pada masa dahulu. Arti dari lambang tiga tangga ini yaitu, , penguasa, Adat dan Alim ulama. Selain istana itu di sekitar isatan kita juga dapat melihat langsung rumah persukuan yang masih terjaga dan terpelihara, ada rumah suku Mais, suku Modang, dan suku Melayu.
 

5. Benteng 7 Lapis

Benteng tujuh lapis merupakan sebuah peninggalan sejarah di Indonesia lokasi  ini tepatnya berada tepatnya di desa Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Riau sekitar 23 km dari makam Raja-Raja Rambah.

Benteng ini merupakan peninggalan sejarah kemerdekaan Indonesia pada zaman penjajahan Belanda sebagai benteng pertahanan pejuang masyarakat Dalu-Dalu atau masyarakat indonesia. Benteng yang dibuat dengan material tanah liat yang di ambil dari tepian Sungai Batang Sosa tambusai, di kerjakan oleh masyarakat Dalu-Dalu dengan waktu yang lumayan lama. 

Sewaktu terjadi perang paderi yang di pimpin Tuanku Tambusai, Benteng Tujuh Lapis ini lah menjadi tempat melanjutkan perjuangan melawan penjajahan belanda. Sejarah ini lah yang membuat benteng tujuh lapis masuk dalam salah satu objek wisata yang terdapat di kabupaten Rokan Hulu.

6. Makam Raja-Raja Rambah 


Makam Raja raja Rambah dapat di tempuh dari ibukota Kabupaten rokan hulu dengan jarak 9 Kilometer. Makam ini berada di desa Kumu. Dari jalan provinsi kita akan masuk kedalam area makam dengan jarak sekitar 100 dengan melewati jalan semenisasi.

Dahulu daerah Makam Raja raja Rambah ini adalah tempat tinggal para Petinggi Kerajaan Rambah. Makanya didaerah ini, terdapat makam Raja-raja Rambah. Biasanya bagi pengunjung yang pertama kali kesini akan merasakan suasana angker dikarenakan di daerah makam-makam ini banyak sekali ditumbuhi kayu-kayu besar, bahkan  ada salah satu makam raja Rambah yang dilindungi oleh urat-urat kayu ara. Sekilas kalau di lihat, makam itu seperti terdapang diatas akar batang kayu.
7. Goa Huta Sikapir

Tidak jauh dari Objek Wisata Pemandian Air Panas Pawan, Kira-kira Sekitar 1 Kilometer ada hutan dengan banyak di tumbuh kayu kayu besar berbagai jenis.saking besarnya banyak kayu di hutan ini di liliti akar kayu sulur. Sepintas kelihatan sekali hutan ini bernuansa angker. Tetapi jangan kwatir hutan nya tidak angker kok..!!! malahan di hutan ini banyak sekali goa yang indah dan mengagumkan. Menurut perkiraan ada sekitar 41 Goa baik besar maupun kecil di lokasi hutan ini. Rata-rata goa di sini mempunyai nama sesuai dengan bentuk dan kondisi Goa. 

Bagi anda yang hoby berpetualang, tak ada salahnya mengunjung Goa Huta Sikapir ini. Biasanya untuk menjelajahi Goa ini kita akan dipandu oleh penduduk setempat dengan membayar jasanya selama kita di pandu di Goa ini.

8. Taman Nasional Bukit Suligi
Bagi kita yang berkunjung ke Taman Nasional Bukit Suligi, kita dapat melihat berbagai jenis flora dan fauna yang di lindungi pemerintah. Selain melihat flora dan fauna kita juga bisa melihat indahnya danau yang terdapat di area Taman Nasional ini. 

untuk kita ketahui, di taman ini sering di jadikan tempat penelitian ilmu biologi. Selain itu, di taman ini juga ada  sumber air panas serta goa yang indah. Bagi pengunjung yang ingin bermalam disini telah camping ground.

9.  Pemandian Air Panas Pawan

Kalau tadi Goa huta Sikapir berada sekitar 1 Kilometer dari Air Panas Pawan, kali ini kita akan membahas tentang Pemandian Air Panas Pawan. Air Panas ini berjarak sekitar 9 km dari Pasirpengarayan. Kenapa air panas ini diberi nama air panas pawan, karena terletak di desa pawan. Untuk menuju Lokasi Air Panas Pawan ini bisa mengunakan kenderaan Roda dua maun pun roda emapat.


Lokasi Wisata Air Panas Pawan ini bisa di bilang Lokasi yang Sangat di minati Pengunjung.Selain keindahan, adan keunikan tersendiri di lokasi Air Panas Pawan. Di sini kita akan menjumpai dua sumber air panas dengan suhunya berbeda-beda. Satu sumbernya bersuhu sekitar 600 Derajat celcius sedangkan yang satu lagi bersuhu sekitar 500 sampai 800 derjat celcius
 
10. Pemandian Air Panas Hapanasan


Pemandian Air Panas Hapanasan ini terletak sekitar 6 Kilometer dari pusat pemerintahan kabupaten rokan hulu. Di Pemandian Air Panas Hapanasan terdapat wahana-wahana seru seperti tempat bermain anak, kolam rendang, dan juga Waterboom serta outbond.

Bagi kita yang berkunjung kesini bersama keluarga tidak perlu khawatir karena Pemandian air panas hapanasan ini mempunyai fasilitas yang lumayan lengkap. Ada Toilet umum, musolla dan juga tersedia tempat parkir.
11. Sungai Bungo

Sungai Bungo terletak Di Desa Sialang, kecamatan Rambah. Untuk menuju ke lokasi sungai bunga kita akan melewati hutan dan jalan yang berukuran kecil. Walaupun demikian, hal ini tentu membuat kenangan tersendiri. Karena Sebelum sampai kelokasi sungai bungo kita bisa melihat pemandang yang indah nan asri sepanjang jalan yang kita lewati. Sungai Bungo ini Sangat cocok bagi yang hobi berpetualangan.

12. Sungai Rokan Kiri

Sungai Rokan Kiri adalah objek wisata air deras yang ada di kabupaten rokan hulu. Sungai yang melintasi ujung batu ini dapat di lewati dengan menggunakan Boat dengan melewati arus yang sangat deras serta tebing yang cadas kita dapat meyaksi kan keindahan dan kehidupan di sepanjang tepian sungai selama 1 jam perjalanan.

Setelah sampai di tebing sungai kita akan melihat betapa indahanya air terjun hujan lobek dan di hulu dari sunagi ini kita akan melihat dua air terjun lainnya, yaitu air terun sungai murai dan air terjun sungai tolang.
13. Rumah Batu Serombou
Untuk menuju kelokasi Rumah Batu Serombou dapat melalui jalan simpang karya  mulya selanjutnya melewati jalan poros karya mukti. untuk sampai ke rumah batu serombou yang berada desa Serombou indah dapat menggunakan kenderaan roda dua maupun roda empat Indah. Jarak yang kita tempuh untuk kesana sekitar 12 kilometer. 

setelah sampai ketempat tujuan, hal pertama yang akan kita lihat yaitu 3 buah batu yang kalau kita lihat secara teliti berbentuk rumah payung, besar di atas dan makin kecil kebawahnya.

14. Cipogas (Bendungan Kaiti)

Bendungan Kaiti ini berjarak sekitar 4 kilometer dari pasir pengaraian dan dapat di tempuh baik menggunakan kenderaan roda dua maupun roda emapat. Sesampai di tujuan kita disuguhkan pemandanang yang indaha, dimana terdapat batu-batuan besar yang di aliri air dari sungai bukit haorpit. Menurut cerita warga setempat, pada zaman dahulu tempat ini dijadikan orang untuk betapa mendapatkan ilmu kebathinan.

Tradisi dan budaya ROKAN HULU

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.
Menurut Prof. M.M. djojodiguno dalam buku "Asas-asas Sosiologi (1958)", kebudayaan/budaya adalah daya dari budi, yang berupa cipta, rasa, dan karsa. Cipta adalah ilmu pengetahuan, yang bersumber dari pengalaman lahir dan batin. Karsa adalah Norma – norma keagamaan/kepercayaan, yang bersumber dari "sangkan (lahir) dan paran (mati). Sedangkan rasa adalah norma keindahan yang menghasilkan kesenian, yang bersumber dari keindahan dan menolak keburukan atau kejelekan. Jadi, kebudayaan adalah hasil dari buah budi (gagasan) manusia yang berupa cipta, rasa dan karsa baik yang kongkrit ataupun abstrak yang bertujuan untuk mencapai kesempurnaan hidup. Sedangkan Dawson dalam buku "Age of the Gods", mengatakan bahwa kebudayaan adalah cara hidup bersama (culture is common way of life)            
Setiap wilayah di dunia ini pasti mempunyai budaya tersendiri. Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya akan budaya. Setiap wilayah di Indonesia memiliki budaya dengan keunikan masing-masing. Begitu pula dengan Provinsi Riau yang mayoritas penduduknya adalah Suku Melayu. Provinsi Riau mememiliki 12 kabupaten kota. Salah satunya ialah kabupaten Rokan Hulu. Kabupaten Rokan Hulu juga dijuluki dengan sebutan "Negeri seribu suluk". Jumlah penduduknya pada tahun 2013 mencapai 552.558 jiwa. Dibagian Timur dan Tenggara Rokan Hulu, bermukim Suku Melayu yang memiliki adat istiadat dan bahasa daerah mirip dengan Kabupaten Rokan Hilir dan Bengkalis. Namun, disebelah Utara dan Barat Daya ditemukan penduduk asli yang memiliki kedekatan sejarah dengan etnis Rumpun Batak di daerah Padang Lawas di Provinsi Sumatera Utara. Mereka telah mengalami proses Melayunisasi sejak berabad yang lampau. Selain itu juga banyak penduduk bersuku Jawa yang datang lewat program transmigrasi nasional sejak masa kemerdekaan maupun keturunan para perambah hutan asal Jawa yang masuk pada masa penjajahan lewat Sumatera Timur. Mereka tersebar di seluruh wilayah Rokan Hulu, terutama di sentra-sentra lokasi transmigrasi dan juga di areal perkebunan sebagai tenaga buruh. Juga banyak bermukim para pendatang asal Sumatera Utara bersuku Batak yang umumnya bekerja di sektor jasa informal dan perkebunan. Di daerah-daerah perniagaan ditemukan banyak penduduk pendatang bersuku Minangkabau asal Sumatera Barat yang umumnya bekerja sebagai pedagang. Selain itu juga didapati berbagai etnis Indonesia lainnya yang masuk kemudian sebagai pendatang. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh pada sektor perkebunan. Suku Melayu Rokan Hulu  secara mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Budaya Islam terlihat kental dalam tradisi adat dan budaya suku Melayu Rokan Hulu. Agama Islam masuk ke kalangan suku Melayu Rokan Hulu dibawa oleh orang-orang Melayu Riau sejak beberapa abad yang lalu.            
Ada beberapa seni tradisi di Kabupaten Rokan Hulu yang berakar dari tradisi Islam, bahagian besar tergolong kepada seni tradisi lisan seperti: Dikie, Burdah, Koba, Berzanji, Gambus, dan Marhaban.      
Dikie merupakan seni tradasi lisan yaitu 10 sampai 12 orang melantunkan kisah lahir nabi Muhammad yang disebut dalam Maulid Soropal Onom, dalam berkisah dengan memakai bahasa arab tanpa bantuan alat musik, dilantunkan oleh semua pezikir dengan bervariasi, salah satu contoh 3 orang naik berzikir dan disambut oleh peserta lain, kegiatan ini dilakukan duduk di tikar dan apabila berdiri pertanda diakhiri acara tersebut. Acara seperti ini dilakukan pada malam hari pada kegiatan cukur anak. Burdah merupakan seni tradisi lisan yang pelantunnya terdiri dari 10 orang atau lebih dengan posisi duduk dengan membaca Kosidah Burdah memakai alat rabano, bahasa yang diapakai adalah bahasa arab yang isinya menghibur, memuji Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini dilakukan pada hajatan : kawin, menimang bonieh, malam moiniek padi, menyambut tamu, mandi koayie. Koba adalah seni sastra lisan yang disampaikan seseorang dengan cerita atau berita, Sastra lisan Koba berfungsi sebagai media interaksi budaya, agama dan sosial dalam masyarakat melayu. Menurut pak Taslim (budayawan) ada beberapa sejenis koba yang dipakai di Rokan Hulu : Bokoba, cerita yang diiringi dengan alat pukul bobano yang dipukul sambil bercerita dengan nada nada tertentu oleh sipenutur sastra lisan tersebut. Koba yang terkenal di Rokan Hulu adalah koba cerita Panglimo Awang yang diceritakan sampai tiga malam. Sedangkan Koba Bujang Jauh, Siti Jailun, Puti Lindong Bulan dan Tapah Non Godang hanya satu malam cukup untuk dikobakan. Koba Duduk, cerita yang sipenutur tidak memukul alat bebano atau lainnya, hanya saja sesekali cerita tersebut diiramakan/dinyanyikan biasa dikenal dengan cerita Rao-rao dengan Puti lindung bulan. Cerita duduk, cerita biasa yang dilakukan seperti bercerita tentang dongeng, cerita lucu, dll. Koba Boguliang, seorang ibu atau ayah yang bercerita, sesekali dinyanyikan untuk menidurkan anak dalam pengantar tidur. Berzanji merupakan seni tradisi lisan yaitu 10 orang atau lebih dengan posisi duduk membaca buku Barzanji yang isinya kisah tentang perjuangan nabi Muhammad SAW dalam meneggakkan ajaran Islam dengan bahasa Arab tanpa diiringi rabano. Kegiatan ini biasa dilaksanakan untuk hajatan : bercukur anak, memberi nama anak. Gambus merupakan musik hiburan yang berasal dari seni Islam yang dilengkapi alat musik gurun dan nyanyian gurun pasir yang berasal dari negeri arab. Dan Marhaban merupakan seni tradisi lisan yaitu terdiri dari 10 orang atau lebih yang membaca buku marhaban dengan isi pujaan dan hiburan untuk Nabi Muhammad SAW yang dilakukan berdiri dengan tidak memakai alat rabano. Marhaban biasa dipakai pada hajatan : Kawin, cukur anak, mandi bolimau. Ada juga dalam pelaksanaan cukur anak setelah Berzanji dilanjutkan dengan Marhaban. Masyarakat Rokan Hulu sangat ramah dalam menyambut tamu. Mereka sangat menghargai tamunya. Dalam diri seluruh masyarakat Rokan Hulu sudah terpatri sebuah moto atau semboyan bahwa "Tamu adalah raja" untuk itu di Rokan Hulu jika kedatangan tamu, masyarakat selalu disebut dengan sebuah tarian, yang mereka namakan "Tari Persembahan" Dalam penampilan tari tersebut, para penarinya selalu ganjil dengan ketentuan beberapa penari ditambah satu orang pembawa tepak tempat sirih. Setelah para penari memperaga gerak-gerak tamu yang datang dengan maksud menyuguhkan sirih sebagai perlambang kehormatan.            
Seni sebagai salah satu dari aspek kehidupan sangat dimaklumi di Rokan Hulu. Untuk itu masyarakat berupaya semaksimal mungkin mengekspresikan kesenian tersebut dalam berbagai bentuk. Dalam pengekpresian tersebut, mereka berusaha menyungguhkan pertunjukan-pertunjukan dengan ruh seni yang kuat.       
Masyarakat Melayu secara keseluruhan sangat terkenal dengan dendang dan jogetnya. Di Rokan Hulu saat bulan purnama, panen padi dan waktu-waktu gembira juga selalu berdendang. Anak-anak mudanya dengan lincah selalu mengiringi dendangan tersebut denga joget hitam manis.            
Selain itu, masyarakat melayu Rokan Hulu juga kaya akan permainan rakyatnya. Contohnya saja Lukah Gilo. Lukah Gilo adalah permainan dari suku Bonai Ulak Patian Kecamatan Kepenuhan perpaduan dari gerak dan ilmu kebatinan yang dimainkan pada acara-acara tertentu yang bersifat ritual bentuk permainannya memakai alat yang disebut lukah. Kemudian lukah itu  dipegang bersama-sama, sambil membacakan mantra-mantra oleh salah seorang dari mereka sampai terasa lukah itu bergerak dengan sendirinya dengan sangat kuatnya hingga waktuyang ditentukan oleh tukang mantra.            
Dari segi kesenian alat musiknya, Rokan hulu mempunyai Gondang Berogong yang merupakan perpaduan alat perkusi (alat pukul) tradisi Ogong, gendang dan celempong yang dimainkan oleh beberapa orang dengan Harmonisasi yang sahut menyahut. Isi musik yang kaya dengan improsisasi dan sangat merdu didengar dengan irama yang klasik. Kadangkala untuk lebih menarik perhatian penonton pemain gondang borogong sambil memainkan alat musiknya diselingi  dengan gerak-gerak yang sangat menggelitik. Musik Gondang Borogong ini ditampilkan pada acara seperti menyambut tamu, pesta perkawinan dan upacara-upacara adat.            
Rokan Hulu juga kaya akan masakan tradisionalnya. Dikutip dari buku "Masakan Tradisional Rokan Hulu" ada beberapa masakan tradisional Rokan Hulu yang dapat dikelompokkan penyajiannya dalam Ragam Campacahang, Asam Pdeh, Sayuo, Paih, Pokasam, Kokek, Baka, Giliang dan Tumbuk, Ragam Gulai, Kue, dan minuman serta ragam bumbu tradisional.

Mungkin juga tidak banyak masyarakat luar yang tahu jika Rokan Hulu mempunyai penangkaran kupu-kupu. Di dalam buku "Popehramu Rokan Hulu" berisikan kelompok penamaan kupu-kupu yang ada di Rokan, khususnya Rokan Hulu, serta koleksi lebih dari 100 spesies kupu-kupu yang ada di Rokan (Sumatera tengah).

5 comments: