Search This Blog

Sunday 5 November 2017

PENGANGGURAN




Kata Pengantar

             Alhamdulillah segala puju bagi allah yang telah memberikan nikmat dan karuniannya serta memberikan manusia akal dan pikiran yang berbeda dari makhluk yang lainnya. Tak lupa shalawat dan salam kita ucapkan kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya. Semoga kita mendapat safa’atnya kelak.
            Alhamdulillah penulis sangat bersyukur akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan jarang menemui hambatan. Selama penyusunan makalah penulis menyampaikan ribuan terima kasih kepada berbagai pihak, karena selama menyusun makalah ini telah banyak mendapatkan bantuan , motivasi, serta bimbingan.
            Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya ada banyak kekurangan  dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran membangun penulis harapkan dari para pembaca dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini.



                                                                                                 Pasir Pengaraian, 26 Oktober 2017
                                                                                            

                                                                                                       





DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
    1.1 Latar belakang
    1.2 Rumusan masalah
    1.3 Tujuan penelitian
    1.4 Manfaat penelitian
Bab 2 Pembahasan.
    2.1 Pengangguran Friksional
    2.2 Pengangguran Struktural.
    2.3 Pengangguran Musiman
    2.4 Pengangguran terbuka
    2.5 Pengangguran Setengah pengangguran
Bab 3 Penutup
    3.1 Kesimpulan
    3.2 Saran
Daftar Pustaka


BAB I
Pendahuluan

1.1           Latar Belakang
          Telah kita ketahui  banyak pengangguran yang ada  diindonesia, tingkat pengangguran dapat di hitung dengan cara membandingan kan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang di nyatakan dengan persen. Adapun tingkat pengangguran setiap tahunnya telah bertambah hingga mencapai 80 persen pertahun. Sejak 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus menaik,dari 4,8 juta menjadi 11,35 juta, terutama oleh penganggur usia muda. Tidak hanya penganggur usia muda, pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah dan tinggal di daerah perkotaan. Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru. Pengangguran umumnya disebabkan karna jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada.
Disekitar lingkungan dimana kita berada banyak contoh perempuan maupun laki-laki yang mampu untuk bekerja akan tetapi tidak memiliki pekerjaan, ia berdiam diri dirumah saja tanpa menghasilkan apa-apa. Dan sudah banyak kita dengar dikota besar orang yang pengangguran akan melakukan tindakan kriminal seperti pencurian, pembunuhan, bahkan mengemis di perempatan jalan.
Alasan saya memilih judul ini karna begitu banyak masalah yang saya lihat disekitar lingkungan saya. Oleh sebab itu saya tertarik meneliti judul ini seperti masalah yang ada. Dengan fenomena yang terjadi saat ini merupakan jumlah lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah orang yang mau bekerja. Berdasarkan peristiwa tersebut  dapat disimpulkan bahwa pengangguran diindonesia sangatlah banyak dan akibat dari pengangguran timbul dampak negatif untuk masyarakat lainnya.

1.2   Rumusan Masalah
1.Apa saja jenis-jenis pengangguran?
2.Sebutkan fakta penyebab pengangguran?
3.Bagaimana cara mengatasi pengangguran?                                                                             
                                                                  


 1.3  Tujuan Penelitian
             Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis jenis pengangguran yang ada disekitar kita. Untuk  mengetahui fakta penyebab pengangguran. Serta untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran tersebut.

1.4   Manfaat Penelitian
           1.Untuk pemerintah
            Diharapkan pemerintah agar dapat memperhatikan pengangguran yang semakin banyak, diharapkan agar menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi seseorang yang masih menganggur, diharapkan terjalinnya kerja sama yang baik antara perusahaan asing maupun perusahaan dalam negeri.
            2. Bagi penulis
               Diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menulis serta bisa ikut campur terhadap pemecahan masalah pengangguran yang ada disekitar kita.
            3. Untuk masyarakat
               Mendapat pemahaman tentang pengangguran serta cara mengatasinya, sehingga jumlah pengangguran dapat berkurang.









Bab II
Pembahasan
               Pengamatan ini dilakukan di Kampung Padang  Desa Rambah Tengah Utara Kecamatan Rambah. Pengamatan ini dilakukan selama 3 hari,  mulai tanggal 21 sampai 24 oktober 2017.
2.1 Pengangguran Friksional
      Andi seorang pengangguran yang berusia 20 tahun. Andi  tinggal di kampung padang. Andi  belum menikah. Andi pengangguran disebabkan oleh sulitnya mencari seseorang yang menerima pekerjaan, Orang yang membuka lapangan pekerjaan tersebut sangat sulit dijumpai oleh andi, maka Andi pengangguran disebabkan oleh sulitnya mencari orang yang membuka lapangan pekerjaan.
Cara mengatasinya:
 Dengan cara bertanya-tanya tentang tempat tinggal bapak/ibu tersebut dari rekan kerja yang bekerja di salah satu instansi tersebut.
2.2 Pengangguran Struktural
      Risky seorang pengangguran yang berusia 19 tahun. Risky  tinggal dikampung padang. Risky  menganggur disebabkan oleh belum menyelesaikan pendidikan SMA. Oleh sebab itu  ia tidak mendapatkan ijazah SMA. Ketika ia mendapatkan informasi lowongan kerja yang memiliki syarat  minimal memiliki ijazah SMA, risky belum memperoleh ijazah SMA maka tidak bisa memasukkan lamaran kerja yang disebabkan oleh kurangnya persyaratan yang ditentukan oleh pembuka lapangan pekerjaan belum dapat ia penuhi. Maka Risky menjadi pengangguran.
Cara mengatasinya:
 Risky mencari pekerjaan lain tanpa memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh instansi tersebut contohnya seperti ijazah dan lain-lain.
2.3 Pengangguran Musiman
      Amran seorang petani duku yang berusia 33 tahun. Amran tinggal dikampung padang. Ketika musim duku tiba ia mempunyai penghasilan yang sangat bagus. Akan tetapi amran tidak mencoba mencari pekerjaan lain atau membuka usaha selain menjadi petani duku. Oleh sebab itu untuk menunggu musim duku kembali tiba amran menjadi pengangguran.
Cara mengatasinya:
 Adalah dengan cara membuka usaha sampingan seperti berdagang sembako atau yang lainnya ditambah lagi dengan mencari kerja selain menjadi petani duku agar ia tidak bergantung pada musim duku saja.
2.4 Pengangguran Terbuka
      Fitri adalah seorang mahasiswa yang baru menyelesaikan pendidikan s1 pada jurusan manajemen ekonomi. Fitri berusia 22 tahun dan ia bertempat tinggal dikampung padang. Karena sudah banyaknya tenaga kerja yang memiliki keahlian sama seperti fitri.kemudian ia belum mencoba usaha apapun agar ia bisa bekerja sesuai dengan keterampilan dan keahlian yang ia miliki maka ia menjadi pengangguran terbuka.
Cara mengatasinya:
 Pengertian dari manajemen yang sesuai dengan jurusan yang dimiliki fitri merupakan berhubungan dengan keuangan. Adapun cara fitri agar tidak menganggur yaitu fitri harus berwirausaha, apabila belum bisa membuka usaha yang besar contohnya seperti toko emas iacukup membuka usaha kecil-kecilan contohnya seperti berjualan somay.
2.5 Pengangguran Setengah pengangguran
       Joko adalah seorang kuli bangunan yang berusia 30 tahun,dan bertempat tinggal dikampung padang. Sehari harinya ia kadang-kadang bekerja dan terkadang tidak bekerja, dan apabila ia bekerja joko menjadi seorang kuli bangunan, upah yang diterimanya pun tidak cukup juga untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya. Penyebab ia pengangguran ialah karena joko tidak mau mencari pekerjaan lain dan ia hanya bergantung kepada orang yang memintanya bekerja.
Cara mengatasinya:
 Joko mencari pekerjaan tambahan selain menjadi kuli bangunan.



















                                          
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
         Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, Sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru. Pengangguran umumnya disebabkan karna jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada, juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan keterampilan. Selain itu juga kurang efektifnya keterampilan kerja bagi para pencari kerja. Dapat dipastikan bahwa pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran.
Produktifitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran juga dapat menimbulkan dampak negatif langsung bagi perekonomian dan lingkungan sekitar, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan nasional.
 3.2 Saran
          Untuk mengurangi tingkat pengangguran sebaiknya harus ada peran pemerintah, dan masyarakat.  Pemerintah harus bisa membuka lapangan pekerjaan serta menjalankan kebijakan dengan sungguh-sungguh agar hasil terlihat lebih maksimal. Dengan cara lain dengan menetapkan kebijakan baru yang mempersempit kesempatan para pemilik perusahaan untuk mem-PHK karyawannya.
Pemerintah dapat memberikan sosialisasi, pembinaan dan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan keterampilan masing-masing untuk mengembangkan kemampuan produktifitas kesejahteraan. Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita, kita dapat tau penyebab pengangguran, kita juga tau bagaimana cara mengatasi pengangguran
Daftar pustaka

Saturday 4 November 2017

AL QUR’AN SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM YANG PERTAMA



KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan-Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
 Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul “Al Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Agama Islam” Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.

Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar.

Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehinga benar-benar bermanfaat.

Pasir pengaraian, 23 Oktober 2017




Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR                                                                                    
DAFTAR ISI                                                                                                   
BAB I PENDAHULUAN                                                                            
1.1              Latar Belakang                                                                                   
1.2              Rumusan Masalah                                                                              
1.3              Tujuan Penulisan                                                                                
BAB II PEMBAHASAN                                                                             
2.1       Al Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam Yang Pertama                   
2.2       Ijtihad                                                                                                
2.3       Iman Dan Taqwa                                                                               
2.4       Hakikat Dan Fungsi Ibadah                                                               
2.5       Bentuk Bentuk Ibadah, Hikmah, Dan Pelaksanaannya                     
BAB III PENUTUP                                                                                      
3.1       Kesimpulan                                                                                        
3.2       Saran                                                                                                  
DAFTAR PUSTAKA                                                                                               


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Berbicara tentang Al Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al Qur’an mengandung berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan datang, termuat juga hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih banyak lagi.
Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW, sebab turunnya Al Qur’an melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di Dunia. Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan jawabannya pada Al Qur’an. Oleh karenannya kemudian Al Qur’an di yakini sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum Hadist serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam.
Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati, dan mengamalkan ajaran Al Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya (Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT atau mengaku Muslim. Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu huruf mengandung 10 pahala, apalagi jika mengamalkannya.
Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran yang utama adalah Al Qur’an dan As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan Agama Islam itu sendiri sebagai wahyu dari allah SWT yang penjabarannya dilakukan oleh nabi Muhammad SAW.  Di dalam Al Qur’an (QS an nisa :156) kita dianjurkan agar menaati Allah dan rosulNya, serta ulil amri(pemimpin). Ketaatan kepada Allah dan rosulNya ini mengandung konsekuensi ketaatan kepada ketentuanNya yang terdapat di dalam Al Qur’an, dan ketentuan nabi Muhammad SAW yang terdapat di dalam HaditsNya.

1.2     Rumusan Masalah
1.      Apa makna Al Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam Yang Pertama?
2.      Apa makna Ijtihad ?
3.      Apa Makna Iman Dan Taqwa?
4.      Apa Pengertian Hakikat Dan Fungsi Ibadah?
5.      Bagaimana Bentuk Bentuk Ibadah, Hikmah, Dan Pelaksanaannya ?

1.3    Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui makna Al Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam Yang Pertama
2.      Mengetahui makna Ijtihad
3.      Mengetahui makna Iman Dan Taqwa
4.      Mengetahui Hakikat Dan Fungsi Ibadah.
5.      Mengetahui Bentuk Bentuk Ibadah, Hikmah, Dan Pelaksanaannya


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Al-Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam yang pertama
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau qur’anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu). Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Dan menurut para ulama klasik, Alquran sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampai- kan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sediki selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah kemudian di Medinah.
1. Pokok-pokok Kandungan Dalam Al-Qur’an
    Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:
1.  Petunjuk mengenai akidah yang harus diyakini oleh manusia.
2.  Petunjuk mengenai syari’ah yaitu jalan yang harus diikuti manusia dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan
3.  Petunjuk tentang akhlak.
4.  Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau.
5.  Berita tentang zaman yang akan datang. Yakni zaman kehidupan akhir manusia
6.  Hukum yang berlaku bagi alam semesta.
2. Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah
     Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:
  1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya
  2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al-Qur’an (HR. Turmuzi)
  3. Orang-orang yang mahir dengan Al-Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al-Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
  4. Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
  5. Bacalah Al-Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al-Qur’an sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).

3. Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum
Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
1.  Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam.
2.  Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum syara/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
3.  Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.
4. Fungsi Al-Qur’an
  1. Al-Huda (petunjuk) Petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, Petunjuk bagi orang-orang beriman
  2. Al-Syifa’ (obat) sebagai obat bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dada
  3. Al-Furqan (pembeda), yaitu untuk membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil
  4. Al-Mau’izhah (nasihat), dalam Al-Qur’an di katakan bahwa ia berfungsi sebagai nasihat bagi orang-orang yang bertaqwa
5.      Sebagai pemberi kabar gembira
6.      Sebagai peringatan
7.      Sebagai Pelajaran
5. Hadis Sebagai Sumber Ajaran Islam yang Kedua
Al-Hadis adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Sebagai sumber agama dan ajaran Islam, al-Hadis mempunyai peranan penting setelah Al-Quran. Al-Quran sebagai kitab suci dan pedoman hidup umat Islam diturunkan pada umumnya dalam kata-kata yang perlu dirinci dan dijelaskan lebih lanjut, agar dapat dipahami dan diamalkan.
6.    Ada Tiga Peranan Al-Hadis disamping Al-Quran
Ada tiga peranan al-Hadis disamping al-Quran sebagai sumber agama dan ajaran Islam, yakni sebagai berikut :
1.  Menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat dalam al-Quran. Misalnya dalam Al-Quran terdapat ayat tentang sholat tetapi mengenai tata cara pelaksanaannya dijelaskan oleh Nabi.
2.  Sebagai penjelasan isi Al-Quran. Di dalam Al-Quran Allah memerintah- kan manusia mendirikan shalat. Namun di dalam kitab suci tidak dijelaskan banyaknya raka’at, cara rukun dan syarat mendirikan shalat. Nabilah yang menyebut sambil mencontohkan jumlah raka’at setiap shalat, cara, rukun dan syarat mendirikan shalat.
3.  Menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-samar ketentuannya di dalam Al-Quran. Sebagai contoh larangan Nabi mengawini seorang perempuan dengan bibinya. Larangan ini tidak terdapat dalam larangan-larangan perkawinan di surat An-Nisa (4) : 23. Namun, kalau dilihat hikmah larangan itu jelas bahwa larangan tersebut mencegah rusak atau putusnya hubungan silaturrahim antara dua kerabat dekat yang tidak disukai oleh agama Islam.

2.2       IJTIHAD
1.    Pengertian Ijtihad
Ijtihad (Arab : Ø§Ø¬ØªÙ‡Ø§Ø¯) adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan matang.
Ijtihad memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut :
1.    Berfungsi sebagai sumber hukum yang ke tiga, setelah Al-Qur’an dan hadist.
2.    Merupakan sarana untuk menyelesaikan persoalan-persoalan baru yang muncul.
3.    Mengembangkan pemikiran dalam Islam untuk menyelesaikan perubahan social dengan ajaran Islam jangan sampai melenceng dari Al-Qur’an dan hadist.
4.    Sebagai wadah pencurahan pemikiran kaum muslimin dalam mencari jawaban dari masalah-masalah yang asasi, esensial dan esidental.
2. Jenis - Jenis Ijtihad
1. Ijma'
Ijma' artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi
2. Qiyâs
Qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalah sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.
3.    Istihsân
4.    Maslahah murshalah
5.    Sududz Dzariah
Adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat.
6. Istishab
Adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada alasan yang bisa mengubahnya.
7. Urf
3.    Syarat-syarat Mujtahid
Syarat-syarat yang  diperlukan oleh seorang mujtahid antara lain:
a.    Menguasahi bahasa arab dari segala aspeknya,serta mengetahui maksud  yang terkandung didalamnya harus mengetahui bahasa arab.
b.    Memiliki kemampuan yang luas tentang ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan masalah hukum,serta mampu membahas ayat tersebut untuk membahas hokum.
c.    Mengenal dan mengerti hadist Nabi yang berhubungan dengan dengan hukum  baik Qouliyah, filiyah maupun taqririyah. ,penguasaan hadist minimal 2500 hdist menurut Ahmad bin Hambal.
d.   Mengerti tentang usul Fiqih sebagai sarana lahiain itu untuk istinbat hokum.
e.     Mengenal ijmak bagi yang beranggapan bahwa ijmak sebagai dalil syara’sehingga tidak memberikan fatwa yang bertentangndaengan ijma’ itu.

2.3       IMAN DAN TAQWA
1.    Pengertian Iman
Perkataan iman berasal dari bahasa arab, asal kata dari “Amanu” yang artinya yakin atau percaya. Secara harfiah iman dapat diartikan dengan rasa aman, keyakinan atau kepercayaan. Menurut istilah iman berarti “meyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan”.
  Iman dapat dibedakan menjadi 2, yaitu iman Haq dan iman Bathil. Iman haq merupakan iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya. Sedangkan iman bathil adalah iman yang berpandangan dan bersikap selain ajaran Allah dan Secara etimologis, iman merupakan suatu keadaan sikap seseorang. Sedangkan secara umum iman dikatakan percaya. Maksudnya percaya yang menunjukan sikap yang terdapat di dalam hati. Orang yang percaya kepada Allah SWT dan lainnya yang tersebut di dalam rukun iman, walaupun dalam sikap keseharian tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih bisa disebut dengan orang yang beriman. Hal ini disebabkan karena keyakinan setiap manusia yang mengetahui urusan hatinya hanya Allah SWT yang mengetahui isi hatinya. Yang penting bagi mereka, mereka sudah mengucapkan dua kalimat syahadat dan telah menjadi Islam.
2.    Pengertian Taqwa
   Taqwa secara umum memiliki pengertian melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang bertaqwa adalah orang yang beriman, yaitu orang yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut sunnah rasul, yakni orang yang melaksanakan sholat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk kepentingan ajaran Allah.

3.    Tanda-tanda Orang Beriman
Dalam Al-Qur’an, orang-orang yang beriman dapat dinyatakan sebagai berikut:
a.    Jika disebut nama Allah SWT, maka hatinya bergetar dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka hatinya bergejolak untuk melaksanakannya.
b.    Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah SWT dan diiringi dengan do’a.
c.    Tertib melaksanakan sholat dan selalu menjaga pelaksanaannya.
d.   Menafkahkan rizeki yang diterima
e.    Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.
f.     Memelihara amanah dan menepati janji (Al-Mu’minun : 6).
g.    Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (Al-anfal : 74).
h.    Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin.
4. Tanda-tanda Orang Bertaqwa
a.    Beriman kepada Allah.
b.    Sholat, zakat, puasa.
c.    Infaq disaat lapang maupun sempit.
d.   Menahan amarah dan memaafkan orang lain.
e.    Takut kepada Allah SWT.
f.     Menepati janji.
g.    Berlaku lurus kepada musuh ketika mereka pun melakukan hal yang sama.
     h.    Bersabar dan menjadi pendukung kebenaran.
     i.      Tidak meminta izin untuk tidak ikut berjihad.
     j.      Berdakwah agar terbebas dari dosa ahli maksiat.
5. Peran Iman dan Takwa   
a.       Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.
b.      Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.
c.       Iman menanamkan sikap “self help” dalam kehidupan.
d.      Iman memberikan ketentraman jiwa.
e.       Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan thayyibah).
f.       Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
g.      Iman memberikan keberuntungan.
h.      Iman mencegah penyakit.

2.4       PENGERTIAN, HAKIKAT DAN FUNGSI IBADAH

1.    Pengertian Ibadah
Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab yaitu “abida-ya’budu-‘abdan-‘ibaadatan” yang berarti taat, tunduk, patuh dan merendahkan diri. Kesemua pengertian itu mempunyai makna yang berdekatan. Seseorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disembah disebut “abid” (yang beribadah).
2. Hakikat ibadah
1)   Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-dzariat ayat 56, yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada Allah.
2)   Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
3)   Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
4)   Hakikat ibadah sebagai cinta.
5)   Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang dicintai Allah).
6)   Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
3. Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam
1.    Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
2.    Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
3.    Melatih diri untuk berdisiplin

2.5       BENTUK BENTUK IBADAH, HIKMAH, DAN PELAKSANAANNYA
A.      Taharah
Taharah (taharah) berasal dari kata tahara artinya bersih, yaitu kondisi seseorang yang bersih dari hadas dan najis sehingga layak untuk melakukan kegiatan ibadah seperti salat.
Taharah atau bersuci bertujuan untuk menyucikan badan dari najis dan hadas. Najis adalah kotoran yang mewajibkan seorang muslim untuk menyucikan diri dari dan kepada apa yang dikenainya. Sedangkan hadas adalah suatu kondisi di mana seseorang yang memilikinya jawib wudu atau mandi.
B.       Shalat
Menurut bahasa, salat berarti doa, sedangkan menurut istilah adalah bentuk ibadah yang terdiri atas gerakan-gerakan dan ucapan-ucapan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu.
C.      Zakat
Dalam hubungan dengan pemilikan harta benda dalam ajaran Islam dikenal dengan kewajiban membayar zakat. Menurut asal katanya zakat berarti tambah, bersih atau suci, sedangkan menurut terminologi syariat, zakat adalah mengeluarkan sebagian harta kepada mereka yang telah ditetapkan menurut syariat.
D.      Puasa
Ibadah ritual wajib yang dilakukan setahun sekali adalah puasa pada bulan Ramadan. Puasa adalah menahan makan dan minum serta yang membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
E.       Haji
ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (ka’bah) untuk melakukan wukuf, tawaf dan amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt. Dan mengharap rida-Nya.
Melaksanakan ibadah haji dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara, yaitu:
1)      Ifrad, adalah mengerjakan haji lebih dahulu, baru mengerjakan umrah. Apabila cara ini dilakukan, maka orang yang melaksanakannya tidak wajib membayar dam, yaitu menyembelih hewan.
2)      Tamattu, ialah mengerjakan umrah lebih dahulu, baru mengerjakan haji. Cara ini mewajibkan orang yang melakukannya untuk membayar dam.
3)      Qiran, adalah mengerjakan haji dan umrah di dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus. Cara ini juga mewajibkan orang yang melakukannya untuk membayar dam.


BAB III
PENUTUP
3.1                          Kesimpulan



3.2                          Saran



DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30068509/Al-Quran_ Sebagai_Sumber_ Ajaran_Islam_yang_pertama
http://julianayuri27.blogspot.co.id/2015/09/makalah-al-quran-sebagai-sumber-ajaran.html
Al-Khallaf Al-Wahhab, Ilmu Ushul Al-Fiqh  Jakarta: Al-Majelis Al-A’la Al-Indonesia Li Al Da’wah Al-Islamiyah, 1972
Al-Qaththan Manna’, Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’anMesir: Mensyurat Al-‘Ashr Al Hadis T.T