Search This Blog

Sunday, 29 October 2017

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam berlangsungnya suatu pendidikan. Guru sebagai seorang pendidik hendaknya memiliki delapan keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan membimbing diskusi, keterampilan mengelola kelas, dan terakhir  keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru merupakan hal yang sangat penting. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab seorang guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berpikir seperti ini menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru.
Di dalam makalah ini akan dibahas keterampilan dasar mengajar. Menjelaskan bagaimana seorang pendidik mempunyai keterampilan dasar dalam mengajar salah satunya yaitu, membuka dan menutup pelajaran. Membuka dan menutup pelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru. Interaksi didalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan oleh karena itu perlu adanya pembukaan dan penutup pelajaran.
Selain membuka dan menutup pelajaran makalah ini juga membahas tentang  keterampilan guru membimbing dikusi kelompok kecil dan mengelola kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar, menjelaskan merupakan tindakan yang banyak dilakukan, terutama oleh guru. Apabila seorang guru menjelaskan, artinya guru tersebut memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar mengerti dan memahami apa yang di informasikan oleh guru.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian keterampilan dasar mengajar ?
2.      Apa alasan pentingnya keterampilan dasar mengajar ?
3.      Apa saja macam dari keterampilan dasar mengajar ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui keterampilan dasar mengajar
2.      Mengetahui alasan pentingnya keterampilan dasar mengajar
3.      Mengetahui macam dari keterampilan dasar mengajar


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Istilah mengajar sering disatukan dengan belajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk “kegiatan belajar mengajar” (KBM), proses belajar mengajar (PBM) dan untuk menyebutkan kedua istilah tersebut, saat ini disatukan dengan “pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan unsur belajar dan mengajar.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer). Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru, dosen, instruktur kepada siswa. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer) atau memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, instruktur kepada siswa. Akan tetapi pengertian memindahkan tersebut bukanseperti seorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan,maka volume air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan atau memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi siswa secara maksimal.
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam melaksanakan tugasnya.
Keterampilan Dasar Mengajar merupakan hal yang perlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas, keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu dikembangkan. Perkembangan dunia pendidikan menggunakan media dan teknologi saat ini menyebabkan kekhasan ciri pengajaran dari masing-masing studi makin tampak, dan perbedaannya dengan pengajaran bidang studi lain makin nyata.
Dalam kegiatan mengajar, begitu banyak hal yang harus diperhitungkan oleh guru misalnya:
1.         Keadaan siswa.
2.         Tujuan yang akan dicapai.
3.         Sifat materi yang akan menjadi bahan ajar.
4.         Keadaan sarana.
Mengajar termasuk kegiatan yang kompleks, karena melibatkan kemampuan guru/mahasiswa calon guru untuk menguasai materi, teknik pengelolaan PBM, Pengelolaan waktu, Pengendalian disiplin, Pelayanan terhadap perbedaan kemampuan siswa, Sikap terhadap profesi, Sikap terhadap siswa.
Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama Pasal 1 guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu, tenaga pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat Dengan munculnya UU ini guru/dosen sudah diakui sebagai tenaga professional setara dengan profesi lain. Yang dimaksud profesional di sini adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
B.     Ketrampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1.      Ketrampilan Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan kata lain, membuka pelajaran itu adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah:
a.       Menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan:
·         Meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya.
·         Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa misalnya dengan menggunakan alat bantu.
·         Melakukan interaksi yang menyenangkan.
b.      Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:
·         Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan.
·         Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.
·         Mengkaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.
c.       Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, dapat dilakukan dengan:
·      Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
·      Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan.
·      Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.
2.      Ketrampilan Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui  tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara:
a.       Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan  yang baru dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.
b.      Memusatkan perhatian terhadap hal-hal pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.
c.       Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajarinya.
d.      Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.
3.      Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran
a.       Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi.
b.      Memungkinkan siswa mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan.
c.       Siswa dapat mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran.
d.      Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari.
C.    Ketrampilan Memberi Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadapa tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi, atau penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.
Tujuan Pemberian Penguatan adalah Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif. Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsipnya yaitu Kehangatan dan keantusiasan, Kebermaknaan, Hindari respon negatif, Penguatan harus bervariasi, Sasaran penguatan harus jelas, Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul.
Jenis-jenis penguatan, yaitu Penguatan verbal, Penguatan gestural, Penguatan cara mendekati, Penguatan sambutan, Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, dan Penguatan berupa benda.
D.    Ketrampilan Bertanya
Guru perlu menguasai keterampilan bertanya karenaguru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah,siswa belum terbiasa mengajukan pertanyaan,siswa harus dilibatkan secara mental-intelektual secara maksimal, danadanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.Pertanyaan yang baik mempunyai berbagai fungsi antara lain:
1.      Mendorong siswa untuk berpikir
2.      Meningkatkan keterlibatan siswa
3.      Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
4.      Mendiagnosis kelemahan siswa
5.      Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah, dan
6.      Membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik.
Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen-komponen:
·         Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat
·         Pemberian acuan
·         Pemusatan
·         Pemindahan giliran,
·         Penyebaran
·         Pemberian waktu berpikir, dan
·         Pemberian tuntunan
Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen:
·         Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan
·         Pengaturan urutan pertanyaan
·         Penggunaan pertanyaan pelacak, dan
·         Peningkatan terjadinya interaksi.
E.     Ketrampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Komponen keterampilan menjelaskan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1.      Merencanakan materi penjelasan yang mencakup
a.       menganalisis masalah
b.      menentukan hubungan, serta
c.       menggunakan hukum, rumus, dan generalisasi yang sesuai.
2.      Menyajikan penjelasan, yang mencakup:
a.       kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa lisan
b.      penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif atau deduktif,
c.       pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya mengajar, dan membuat struktur sajian
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, dengan selalu memperhatikan karakteristik siswa yang diberi penjelasan serta materi/ masalah yang dijelaskan.
Prinsip-prinsip menjelaskan dibagi atas:
1)      Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
2)      Penjelasan harus diselingi tanya jawab 
3)      Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru 
4)      Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran 
5)      Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik 
6)      Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan 
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
a)        Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas 
b)        Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu 
c)        Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan 
d)       Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi 
e)        Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan
F.      Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Komponen keterampilan mengadakan variasi dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut:
·           Variasi dalam gaya mengajar yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, pergantian posisi guru, kontak pandang serta gerakan badan dan mimik.
·           Variasi pola interaksi dan kegiatan.
·           Variasi penggunaan alat bantu pengajaran yang meliputi alat/bahan yang dapat didengar, dilihat, dan dimanipulasi.
Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsip-prinsip penggunaannya yang meliputi kesesuaian, kewajaran, kelancaran dan kesinambungan, serta perencanaan bagi alat/bahan yang memerlukan penataan khsusus.
G.    Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dalam melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi  tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah. Beberapa Hal Agar Diskusi Berjaalan dengan Baik, yaitu:
a.         Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim yang bebas dan penuh dengan keterbukaan, kehangatan hubungan antar pribadi, keantusiasan berpartisipasi, kesediaan menerima dan menghargai pendapat orang lain.
b.         Perencanaan yang matang akan mempertinggi efektivitas diskusi, perencanaan meliputi:
·         Pemilihan topik atau masalah.
·         Perencanaan dan penyiapan bahan-bahan pengait.
·         Menyiapan diri sebaik-baiknya sebagai pimpinan diskusi.
·         Penetapan besarnya kelompok.
·         Pengaturan tempat duduk yang menyenangkan

1.      Komponen Ketrampilan
a.       Pemusatan perhatian.
Selama diskusi berlangsung, guru harus dapat memusatkan perhatian siswa. Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan cara:
1)      Merumuskan tujuan atau topik diskusi.
2)      Menyatakan masalah-masalah yang spesifik dan menegaskan kembali bila terjadi penyimpangan.
3)      Menandai dengan cermat pembicaraan yang tidak relevan yang akan menyimpang dari tujuan diskusi.
4)      Membuat rangkuman sementara atau tradisional sebelum melanjutkan kepada masalah berikutnya.
b.      Memperlancar permasalahan.
Permasalahan dapat diperjelas dengan cara:
1)      Merangkum ide-ide siswa.
2)      Melacak komentar siswa.
3)      Menguraikan dan memperluas pandangan siswa dengan cara memberikan informasi tambahan.
c.       Menganalisis pandangan siswa.
Analisis pandangan siswa berkaitan erat dengan usaha guru memperjelas permasalahan. Maksudnya agar kelompok tetap berada dalam suasana partisipasi dan konstruktif.
d.      Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
Partisipasi semua anggota kelompok sangat penting. Untuk itu diperlukan kemampuan guru meningkatkannya. Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:
1)      Memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang kurang berpartisipasi.
2)      Mencegah kegaduhan, menghindarkan pembicaraan serentak.
3)      Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
4)      Mendorong siswa untuk memberi komentar terhadap pendapat teman.
e.    Menutup diskusi.
Ketrampilan menutup diskusi dapat diidentifikasikan sebagai:
1)      Membuat rangkuman secara jelas dan singkat tentang butir-butir yang penting.
2)      Memberitahukan langkah tindak lanjut hasil diskusi Dan mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi.
H.    Ketrampilan Mengelola Kelas
Ketrampilan mengelola kelas merupakan ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan kekondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial. Tujuan Penggunaan Komponen dalam Kelas, yaitu:
1.         Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya.
2.         Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan.
3.         Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.
4.         Ketrampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Komponen Ketrampilan
a.         Ketrampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
b.        Menunjukkan sikap tanggap, melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa “guru hadir bersama dengan mereka” dan “ tahu apa yang mereka perbuat”. Kesan ini dapat ditunjukkan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan.
c.         Membagi perhatian, pengelola kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula.
d.        Memusatkan perhatian kelompok, perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu kewaktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menuntut tanggungjawab siswa.
e.         Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas.







BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Keterampilan Dasar Mengajar meliputi:
1.      Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
2.      Keterampilan Memberi Penguatan
3.      Keterampilan Bertanya
4.      Keterampilan Menjelaskan
5.      Keterampilan Mengadakan Variasi
6.      Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
7.      Keterampilan Mengelola Kelas

B.     Saran
Sebagai seorang calon guru, hendaknya keterampilan dasar  mengajar ini kita pahami secara benar agar kelak dalam pelaksanaan belajar mengajar dapat berjalan lancar.




DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan dan Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rodaskarya.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dan Implementasinya. Jakarta: Prenada Media.
Usma, Uzar.2009.Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offest.
Bahri, Djamarah Syaiful.2010.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta: PT.Rineka Cipta

Sumantri, Mulyani.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung:CV. Maulana

No comments:

Post a Comment