Puji
syukur ke hadirat Allah SWT. yang Maha Bijaksana, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, yang
berjudul ”PENULISAN SURAT LAMARAN KERJA”. Makalah ini dirancang untuk
memberikan arahan atau dasar kepada siswa agar dapat meningkatkan
pengetahuannya mengenai tata penulisan surat lamaran kerja dengan baik dan
benar serta memperluas ilmu tentang penulisan surat lamaran kerja yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan
terutama dalam menemukan buku-buku yang menyangkut topik pembahasan. Namun
penulis tetap berusaha sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca untuk kesempurnaan tugas atau makalah kedepannya. Akhirnya,
hanya kepada Allah SWT jugalah kita berharap, semoga apa yang telah
dilaksanakan, senantiasa mendapat Ridha dan Karunia-Nya serta tetap bernilai di
sisi-Nya. Amin…
Pasirpengaraian,
18 Juli 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu melihat
seseorang mengirimkan surat kepada orang yang dikehendakinya. Salah satu
contohnya yaitu seorang kekasih yang mengirimkan surat kepada kekasihnya. Surat
adalah sebuah alat atau media komunikasi yang berupa tulisan yang berisi
informasi, pesan, pernyataan, atau tanggapan sesuai dengan keinginan penulis
surat.
Pada saat seseorang siswa mengirimkan sebuah surat
kepada gurunya yang menyatakan bahwa dirinya tidak bisa menghadiri atau
mengikuti pelajaran yang dilangsungkan pada hari itu berhubung karena
kesehatannya terganggu. Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat dikatakan bahwa
surat dapat berfungsi sebagai alat komunikasi atau penyampai informasi dari
siswa tersebt kepada guru tersebut. Surat juga dapat berfungsi sebagai wakil
penulis dalam hal ini, penulis tidak perlu langsung bertatap muka dengan orang
yang dituju untuk menyampaikan informasi melainkan diwakili oleh surat.
Namun terkadang kita tidak mengerti bagaimana hakikat
dan jenis surat serta bahasa surat. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas
mengenai hakekat dan jenis-jenis dari format surat tersebut. Terkadang dalam
pembuatan surat lamaran pekerjaan kita mengalami sebuah kesulitan, oleh karena
itu dalam makalah ini terdapat tata cara pembuatan surat lamaran pekerjaan agar
pada saat kita membuat surat lamaran tersebut kita tidak lagi mengalami
kesulitan. Dalam makalah ini, juga terdapat contoh surat resmi yang dapat
dijadikan acuan dalam pembuatan surat resmi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bahasa
yang digunakan dalam surat lamaran pekerjaan dan contohnya?
2. Bagaimana teknik
dalam wawancara Kerja
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
teknik penulisan surat lamaran pekerjaan
2. Mengetahui
teknik dan persiapan apa saja yang harus dilakukan ssebelum wawancara kerja.
BAB 2
ISI
2.1 SURAT
LAMARAN PEKERJAAN
Surat lamaran pekerjaan adalah surat dari seorang yang
memerlukan pekerjaan (pelamar) kepada orang atau pejabat suatu
organisasi/lembaga yang dapat memberikan pekerjaan atau jabatan. Surat lamaran
pekerjaan dapat juga didefinisikan sebagai surat dari calon karyawan kepada
calon majikan yang berisi permintaan agar calon karyawan diberi pekerjaan oleh
calon majikan.
Pada umumnya seorang yang memerlukan pekerjaan akan
mengajukan lamaran setelah ia memperoleh informasi tentang lowongan biasanya
diperoleh dari teman, kenalan, atau melalui iklan koran, internet dan media
massa lainnya. Di samping itu, seseorang dapat juga melamar secara mencoba-coba
tanpa mengetahui ada tidaknya lowongan pekerjaan pada instansi yang dilamarnya.
Untuk kedua kondisi tersebut di atas dapat dibuat dua model surat lamaran
pekerjaan seperti berikut ini.
1. Surat lamaran pekerjaan yang digabungkan dengan
riwayat hidup (curriculum vitae). Dalam model ini riwayat hidup merupakan isi
surat. Karena isinya berupa gabungan surat lamaran pekerjaan dengan
riwayat hidup, model ini juga dapat disebut model gabungan.
2. Surat lamaran pekerjaan yang terpisah dari riwayat
hidup. Dalam model ini riwayat hidup merupakan lampiran. Karena itu, model ini
juga disebut model terpisah.
iklan), dan model gabungan cocok dipakai untuk melamar
secara spekulatif atau “mencoba-coba”.
A. Syarat dan Cara Penyusunan Surat lamaran Pekerjaan
Setiap pelamar hendaknya menyadari bahwa melamar
pekerjaan pada dasarnya adalah “menjual diri”. Artinya, pelamar harus dapat
mempromosikan dirinya secara wajar dengan cara menyebutkan kualifikasi agar
kemampuannya tergambar secara jelas. Untuk itu, penulisan surat lamaran harus
memenuhi syarat berikut.
1. Surat lamaran yang ditulis tangan harus ditulis
oleh pelamar sendiri di atas kertas yang berkualitas baik, tidak boleh timbal
balik, dan tidak harus memakai kertas bergaris.
2. Surat lamaran yang di ketik hendaknya diketik pada
kertas yang bagus kualitasnya (minimal HVS 60 gram) dengan jarak pengetikan 1,5
spasi, menggunakan karakter huruf yang mudah dibaca.
3. Pada prinsipnya surat lamaran tidak perlu dibubuhi materai.
4. Penampilan surat lamaran harus necis, bebas dari
coretan atau koreksian.
5. Isi surat lamaran harus menggambarkan sikap
optimistis bahwa pelamar akan mampu bekerja dengan baik
6. Isi surat lamaran tidak boleh bernada memelas atau minta
dikasihani.
7. Sapaan yang dipergunakan :
a. Bapak/Ibu, jika melamar pada instansi pemerintah atau perusahaan swasta
nasional
b. Tuan, jika melamar pada perusahaan swasta asing
B. Riwayat Hidup dan Teknis Penulisannya
Dalam penampilan riwayat hidup tidak mempunyai format
yang standar. Yang jelas, riwayat hidup ditulis seperti karangan singkat,
diawali dengan judul dan ditutup dengan rangkaian tanggal, tanda tangan, dan
nama. Adanya tanda tangan dan nama, membuat riwayat hidup tergolong sebagai
surat dan tergolong sebagai surat keterangan, dalam hal ini keterangan pribadi.
Isi riwayat hidup dapat dikelompokkan atas lima subjudul, yaitu:
1. Data pribadi.
2. Pendidikan.
3. Pengalaman bekerja.
4. Referensi pribadi.
5. Keterangan lain.
Referensi pribadi dalam riwayat hidup boleh
dicantumkan, boleh tidak dicantumkan.
1. Data Pribadi
Data pribadi yang dicantumkan dalam riwayat hidup
meliputi nama, kelahiran (tempat dan tanggal lahir), jenis kelamin, status
perkawinan, jatidiri (nomor KTP, SIM, atau paspor), dan alamat kewarganegaraan,
suku bangsa, agama, tinggi berat badan, pencantuman agar disesuaikan terlebih
dahulu dengan situasi dan kondisi. Tetapi, jika melamar untuk peragawan,
peragawati, atau tenaga khusus yang lain barulah tinggi dan berat badan perlu
dicantumkan. Tetapi, jika melamar untuk karyawan biasa, dana itu sama sekali
tidak dibutuhkan.
2. Pendidikan.
Untuk menulis riwayat pendidikan sebagai
subbagian riwayat hidup, perlu diperhatikan urutan penulisan sebagai berikut.
a) Jika pada subjudul ditulis pendidikan sebagai
subbagian riwayat hidup, perlu diperhatikan ururtan penulisan sebagai berikut.
Contoh :Tahun 2000 lulus SMP Muhammadiyah 24, Jakarta
b) urutan penulisannya harus dimulai dari
pendidikan yang terendah, lalu diikuti oleh pendidikan yang lebih tinggi, sebab
kata riwayat mengandung pengertian kronologis sehingga
penulisannya
harus mengikuti urutan waktu.
Contoh :Tahun 2000 lulus SMP Negri 18, Yogyakarta
c) Jika pernah mengikuti pendidikan nonformal di
samping pendidikan formal, tuliskan pendidikan formal terlebih dahulu.
Contoh :Tahun 2004 tamat SMK Negri IV, Cirebon
d) Jika pernah mengikuti pendidikan di luar negri di
samping di dalam negeri, tuliskan lebih dahulu pendidikan dalam negeri.
Contoh :Tahun 1997 lulus sarjana ekonomi Universitas Pancasila, Jakarta.
3. Pengalaman Bekerja.
Pelamar yang telah memiliki pengalaman bekerja dapat
mencantumkannya dalam riwayat hidup. Pengalaman itu disusun secara kronologis
masing-masing dimulai dengan menyebutkan kapan bekerja (dari tahun berapa
sampai tahun berapa), menjabat sebagai apa, pada perusahaan apa, di mana, dan
mengapa berhenti bekerja dari tempat itu (jika pelamar berhenti secara
baik-baik).
Contoh (1) :
Maret 2001 sampai September 2004, Kasir pada PT Budi Mulia, Jalan Andalas
No.
10, Bandung. Berhenti karena mengikuti suami pindah ke Jakarta.
4. Referensi Pribadi.
Yang dimaksud dengan referensi adalah keterangan dari
orang tertentu tentang diri pelamar. Di dalam surat lamaran atau di dalam
riwayat hidupnya, pelamar dapat menunjuk nama orang tertentu sebagai
referensinya.
Sedapat-dapatnya orang yang ditunjuk sebagai referensi
adalah orang yang lebih tua dari pelamar. Kalau bisa yang pangkat dan jabatannya
cukup tinggi. Referensi yang paling baik adalah “orang dalam” (karyawan kantor
yang dilamar). Orang tua (ayah/ibu), anggota keluarga, sanak family,
suami/istri, tidak boleh diajukan referensi.
Dalam praktiknya, pihak yang memerlukan referensi telah
menyiapkan blanko atau formulir untuk diisi oleh orang yang memberi referensi.
Bahkan, lebih dari itu biasanya pihak yang meminta referensi juga memberikan
amplop dengan perangkonya. Alamat tujuannya pun sudah diketik. Pendeknya,
pemberi referensi tinggal mengisi formulir, memasukkannya kedalam amplop, lalu
mengeposkannya. Jika permintaan referensi tidak disertai formulir, pemberi
referensi dapat membuat surat referensi menurut versinya sendiri.
5. Keterangan Lain.
Data yang tidak dapat dimasukkan ke dalam subjudul
yang sudah ada, dapat dikelompokkan ke dalam satu subjudul tersendiri
yaitu keterangan lain. Kedalam bagian ini dapat dimasukkan
keterangan tentang keahlian khusus, misalnya penguasaan bahasa asing tertentu,
pemilikan sertifikat, kegemaran pribadi, pemilikan SIM, dan lain-lain. Semua
data yang masuk keterangan lain adalah sesuatu yang tidak diperoleh melalui
pendidikan formal, melainkan melalui pengalaman atau melalui kursus yang
tergolong sebagai pendidikan nonformal.
Keterangan yang akan dicantumkan hendaknya yang
relevan dengan bidang yang dilamar. Jika kegemaran pelamar bertentangan dengan
bidang yang dilamar, sebaiknya kegemaran itu tidak dicantumkan.
2.2 WAWANCARA KERJA
wawancara adalah salah satu metode penggalian data
atau informasi yang sangat penting dan relatif paling sering digunakan untuk
mengukur kemampuan individu. Wawancara umumnya dilakukan secara tatap muka
antara satu orang kandidat dengan satu orang pewawancara. Namun ada juga
wawancara yang dilakukan dengan menghadirkan beberapa orang pewawancara secara
bersamaan ataupun terpisah satu per satu (biasa disebut wawancara panel).
Lamanya wawancara bervariasi, biasanya sekitar 30 menit hingga 2 jam, namun ada
juga yang sangat singkat hanya dalam hitungan waktu 5 – 15 menit. Semuanya
tergantung tujuan dan teknik wawancara yang digunakan.
Di dalam proses seleksi, tujuan wawancara secara umum
adalah memperoleh sejumlah informasi penting yang dibutuhkan untuk mengukur
aspek perilaku tertentu. Informasi tersebut umumnya sulit diperoleh hanya
melalui tes tertulis saja. Hingga saat ini, wawancara merupakan salah satu alat
terpenting yang digunakan dalam asesmen calon karyawan. Selain menggali
informasi, wawancara juga digunakan untuk mengklarifikasi ataupun
mengkonfirmasi data yang sudah diperoleh, misalnya hal-hal yang tercantum dalam
riwayat hidup.
Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar
untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan gaya hidup atau
kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa
mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang
baik.Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan
kecocokan antara karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang
harus dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang
ditawarkan. Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:
·
Untuk mengetahui kepribadian pelamar
·
Mencari informasi relevan yang dituntut dalam
persyaratan jabatan
Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi
jabatan dan perusahaan Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi
pelamar-pelamar yang layak untuk diberikan penawaran kerja
Teknik yang banyak dilakukan oleh banyak perusahaan
kelas menengah dan kecil saat ini, untuk merekrut calon karyawan barunya adalah
dengan melakukan berbagai macam seleksi dan wawancara. bahkan hampir
semua perusahaan menggunakan teknik ini untuk mencari dan merekrut para calon
pekerjanya.
MASUKAN-MASUKAN SELEKSI
Para manajer personalia menggunakan proses seleksi
untuk mengambil keputusan penerimaan karyawan baru. Proses seleksi tergantung
pada tiga masukan penting. Informasi analisis jabatan memberikan deskripsi
jabatan, spesifikasi jabatan dan standar-standar prestasi yang diisyaratkan
jabatan. Rencana-rencana sumber daya manusia memberitahukan kepada manajer
personalia bahwa ada lowongan pekerjaan. Akhirnya, penarikan agar manajer
personalia mendapatkan sekelompok orang yang akan dipilih. Ketiga masukan ini
sangat menentukan efektivitas proses seleksi.
Tantangan-tantangan Suplai
Semakin besar jumlah pelamar yang “qualified” maka
akan semakin mudah bagi departemen personalia untuk memilih karyawan baru yang
berkualitas. Dalam kenyataannya, banyak lowongan jabatan, seperti kebutuhan
manajer profesional sekarang ini, sangat sulit dipenuhi. Keterbatasan suplai
tersebut menyebabkan organisasi tidak leluasa memilih calon karyawan terbaik.
Tantangan-tantangan Ethis
Penerimaan karyawan baru karena hubungan keluarga,
pemberian komisi dan kantor penempatan tenaga kerja, atau karena suap, semuanya
merupakan tantangan bagi pengelola organisasi. Bila standar-standar ethis ini
dilanggar, karyawan baru mungkin dipilih secara tidak tepat.
Tantangan-tantangan Organisasional
Proses seleksi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi
prasarana dengan mana organisasi berupaya untuk mencapai tujuan-tujuan dan
sasarannya. Secara alamiah, organisasi menghadapi keterbatasan-keterbatasan,
seperti anggaran atau sumber daya lainnya yang mungkin akan membatasi proses
seleksi. Disamping itu, berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik organisasi
juga merupakan batasan-batasan.
LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES SELEKSI
Departemen personalia dapat menggunakan berbagai
prosedur seleksi untuk membandingkan pelamar dengan spesifikasi jabatan.
Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan paling tidak
terdiri dari tujuah langkah. Bagi pelamar yang berasal dari suplai internal,
kadang-kadang tidak perlu melalui beberapa langkah, seperti penerimaan
pendahuluan, pemeriksaan referensi atau evaluasi medis (kesehatan)
Langkah-langkah Dalam Proses Seleksi :
LANGKAH 1 : PENERIMAAN PENDAHULUAN
Proses seleksi merupakan jalur dua arah. Organisasi
memilih para karyawan dan para pelamar memilih perusahaan. Seleksi dimulai
dengan kunjungan calon pelamar ke kantor personalia atau dengan permintaan
tertulis untuk aplikasi.
LANGKAH 2 : TES-TES PENERIMAAN
Tes-tes penerimaan merupakan berbagai peralatan bantu yang menilai
kemungkinan padunya antara kemampuan, pengalaman dan kepribadian pelamar dan
persyaratan jabatan.
Agar tes dapat meloloskan para pelamar yang tepat,
maka ia harus valid. Validitas berarti bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan
yang berarti (signifikan) dengan prestasi kerja atau dengan kriteria-kriteria
relevan lainnya.
Berbagai Peralatan Tes
Ada bermacam-macam jenis tes penerimaan. Setiap tipe
tes mempunyai kegunaan yang terbatas, dan mempunyai tujuan yang berbeda. Secara
ringkas, berbagai tipe tes dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tes-tes Psikologis (Psychological Test)
- Test kecerdasan (intelligence test) : Yang menguji kemampuan mental
pelamar dalam hal daya pikir secara menyeluruh dan logis.
- Test kepribadian (personality test) : Dimana hasilnya akan mencerminkan
kesediaan bekerja sama, sifat kepemimpinan dan unsur-unsur kepribadian lainnya.
- Test bakat (aptitude test) : Yang mengukur kemampuan potensial pelamar
yang dapat dikembangkan
- Test minat (interest test) : Yang mengatur antusiasme pelamar terhadap
suatu jenis pekerjaan.
- Tes prestasi (achievement test) : Yang mengukur kemampuan pelamar
sekarang
2. Tes-tes Pengetahuan (Knowledge Tests) : Yaitu bentuk tes yang menguji
informasi atau pengetahuan yang dimiliki para pelamar. Pengetahuan yang
diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan
3. Performance Tests : Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para
pelamar untuk melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya.
Sebagai contoh, tes mengetik untuk calon pengetik.
LANGKAH 3 : WAWANCARA SELEKSI
Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan
mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi hal dapat diterimanya atau tidak
(acceptability) seorang pelamar. Pewawancara (interviewer) mencari jawab dua
pertanyaan umum. Dapatkah pelamar melaksanakan pekerjaan? Bagaimana kemampuan
pelamar dibandingkan dengan pelamar lain?
Wawancara seleksi mempunyai dua kelemahan utama :
reliabilitas dan validitas.
Jenis Wawancara Kerja
Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:
·
Wawancara Seleksi (Screening Interview)
Jika pelamar atau kandidat untuk menduduki jabatan berjumlah lebih dari
satu orang maka dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa diantara
kandidat tersebut merupakan kandidat yang paling qualified sehingga bisa
dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Wawancara seleksi biasanya berlangsung
singkat antara 15 – 30 menit.
·
Wawancara Telepon (Telephone Interview)
Demi menghemat biaya dan efisiensi waktu, banyak recruiter yang melakukan
wawancara kerja melalui telepon
Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview)
Meskipun tidak banyak perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus,
namun untuk perusahaan perusahaan tertentu yang mencari para lulusan untuk
dilatih lebih lanjut.
Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview)
Pada pameran kerja biasanya, perusahaan memberikan berbagai informasi
mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari pengunjung (pencari
kerja), Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview)
Perusahaan mengundang kandidat tersebut untuk melihat secara langsung
lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung melakukan
wawancara secara mendalam
Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview)
Wawancara kelompok adalah suatu jenis wawancara kerja dimana para
pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya
wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah
hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja.
Wawancara Kasus (Case Interview)
Wawancara kerja jenis ini menekankan pada kemampuan analisis dan pemecahan
masalah terhadap suatu kasus tertentu.
LANGKAH 4 : PEMERIKSAAN REFERENSI
Bagaimana tipe pelamar? Apakah pelamar adalah pekerja yang dapat dipercaya?
Bagaimana sifat-sifat atau kepribadian pelamar? Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini, departemen personalia menggunakan berbagai
referensi.
Personal references-tentang karakter pelamar-biasanya diberikan oleh
keluarga atau teman-teman terdekat yang ditunjuk oleh pelamar sendiri atau
diminta perusahaan. Bila referensi diserahkan secara tertulis, pemberi
referensi biasanya hanya menekankan hal-hal positif. Oleh karena itu, referensi
pribadi pada umumnya jarang digunakan.
Employment references. Mencakup latar belakang atau pengalaman kerja
pelamar. Banyak spesifikasi personalia bersikap skeptis terhadap
referensi-referensi tersebut, karena dalam kenyatannya organisasi sangat jarang
untuk mendapatkan referensi yang benar.
LANGKAH 5 : EVALUASI MEDIS
Proses seleksi ini mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum keputusan
penerimaan karyawan dibuat.
LANGKAH 6 : WAWANCARA ATASAN LANGSUNG
Atasan langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang
bertanggungjawab atas para karyawan baru yang diterima. Dengan mengajukan
serangkaian pertanyaan, penyelia menilai kecakapan teknis, potensi, kesediaan
bekerjasama, dan seluruh kecocokan pelamar. Wawancara ini berguna sebagai suatu
cara efektif untuk meminimumkan pertukaran karyawan, karena karyawan telah dapat
memahami perusahaan dan pekerjaannya sebelum mereka mengambil keputusan untuk
bekerja pada perusahaan.
LANGKAH 7 : KEPUTUSAN PENERIMAAN
Apakah diputuskan oleh atasan langsung atau departement personalia,
keputusan penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi
HASIL SELEKSI DAN UMPAN BALIK
Hasil akhir proses seleksi adalah orang yang diterima sebagai karyawan
baru. Bila masukan-masukan seleksi diperhatikan dengan seksama dan
langkah-langkah dalam proses seleksi diikuti secara benar, maka para karyawan
baru akan merupakan sumber daya manusia yang produktif. Dan karyawan produktif
adalah bukti paling baik suatu proses seleksi yang efektif.
Sebelum melakukan wawancara sebaiknya kita mempelajari
terlebih dahulu mengenai pekerjaan dan perusahaan. Informasi tersebut bisa
diperoleh dari berbagai publikasi resmi yang dikeluarkan perusahaan
tersebut,baik berbentuk jurnal,majalah atau buletin.
Tipe–tipeWawancaraKerja
·
Wawancara Non directive
Teknik ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka
seperti “mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan
kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional akan
sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab
pertanyaan-pertanyaan, Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya
ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan:
1.
apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan
dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan?
2.
apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja
yang sesuai dengan harapan recruiter?
3.
apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan
memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan?
·
Wawancara kerja behavioral
didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja) di
masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa
mendatang (baca: ketika bekerja). Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar
harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal:
(1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu,
(2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang
terjadi
(3) menceritakan hasil yang dicapai, dan
(4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari).
Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan
adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.
A. Situation/Problem/Task
B. Action
C. Results
Berikut berbagai contoh pertanyaan yang sering dilakukan dalam
wawancara kerja:
1. Pekerjaan yang dilamar
MengapaAnda ingin bekerja di perusahaan ini?.
2.Pendidikan dan Pelatihan ◦ Mata kuliah apa yang paling Anda sukai dan
paling Anda benci?
3. Latar belakang keluarga ◦ Apa pekerjaan orang tuaAnda?
4. Kepribadian ◦ BagaimanaAnda menilai diriAnda sendiri?
5. Penilaian pribadi
◦ Faktor-faktor apa yang paling mendukung pengembangan pribadiAnda?
6. Tujuan karier ◦ Apa tujuan jangka panjang karierAnda?
Untuk merespon pertanyaan- pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat
melakukan beberapa alternatif:
1. Pelamar bisa
mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang diajukan
2. Pelamar dapat
menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran
3. Pelamar bisa juga menolak
untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu privacy
pelamar.
PENYEBAB KEGAGALAN DALAM WAWANCARA KERJA
Umumnya ketidakberhasilan terjadi karena hasil wawancara menunjukan si
pelamar belum memiliki kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan kualifikasi
perusahaan,.
TANDA KESUKSESAN WAWANCARA KERJA
TANDA KESUKSESAN WAWANCARA KERJA
1.Berlangsung lama
Jika proses wawancara berlangsung lebih dari 30 menit apalagi sampai lebih
dari jam, berarti Anda sangat dipertimbangkan untuk mengisi posisi itu.
2.Banyak bertanya
3. Si pewawancara aktif mengajukan pertanyaan.
4.Umpanbalik
5.Negogaji
6.Kepastianwaktu
7.Menanyakankesiapan
5.Negogaji
6.Kepastianwaktu
7.Menanyakankesiapan
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Surat bisa dikatakan sebagai alat komunikasi yang
dapat membantu orang dalam berhubungan dengan satu sama lain dalam jarak jauh
ataupun untuk keperluan yang lebih resmi contohnya seperti surat lamaran.Surat
lamaran sendiri merupakan surat yang digunakan untuk melamar
pekerjaan. Terkadang dalam pembuatan surat lamaran pekerjaan kita
mengalami sebuah kesulitan, oleh karena itu dalam makalah ini terdapat tata
cara pembuatan surat lamaran pekerjaan agar pada saat kita membuat surat
lamaran tersebut kita tidak lagi mengalami kesulitan. Dalam makalah ini, juga
terdapat contoh surat resmi yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan surat
resmi.
3.2.Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
bisa menambah wawasan tentang bagaimana tata cara untuk menulis surat lamaran
pekerjaan.Sehingga dapat mempermudah dalam membuat surat lamaran pekerjaan yang
terkadang banyak yang mengalami kesulitan dalam pembuatannya.
Daftar Pustakanya mana?
ReplyDelete