TATA SURYA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini berkembang dengan sangat pesat. Umat manusia dengan kurioritasnya, selalu berusaha untuk menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan tentang alam sekitar dan sebagainya agar memperoleh jawaban yang memuaskan. Dulu, alam semesta merupakan hal yang sulit untuk dipahami dan penuh dengan hal yang misterius. Namun sekarang dengan perkembangan tehknologi, manusia kini mampu untuk memecahkan pertanyaan-petanyaan yang dulu hanya dijawab seadanya.
Alam semesta dan tata surya dulu merupakan hal yang dapat dikatakan seperti dunia mimpi bagi manusia, kini dapat kita pelajari dan kita ketahui dengan mudah. Gejala-gejala alam yang misterius juga dapat kita ketahui.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tata surya itu dan bagaimanakah asal usul tata surya?
2. Benda-benda langit apa sajakah yang merupakan penyusun utama dari tata surya?
3. Seperti apakah Bumi dan lapisan-lapisan Bumi itu?
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini berkembang dengan sangat pesat. Umat manusia dengan kurioritasnya, selalu berusaha untuk menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan tentang alam sekitar dan sebagainya agar memperoleh jawaban yang memuaskan. Dulu, alam semesta merupakan hal yang sulit untuk dipahami dan penuh dengan hal yang misterius. Namun sekarang dengan perkembangan tehknologi, manusia kini mampu untuk memecahkan pertanyaan-petanyaan yang dulu hanya dijawab seadanya.
Alam semesta dan tata surya dulu merupakan hal yang dapat dikatakan seperti dunia mimpi bagi manusia, kini dapat kita pelajari dan kita ketahui dengan mudah. Gejala-gejala alam yang misterius juga dapat kita ketahui.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tata surya itu dan bagaimanakah asal usul tata surya?
2. Benda-benda langit apa sajakah yang merupakan penyusun utama dari tata surya?
3. Seperti apakah Bumi dan lapisan-lapisan Bumi itu?
C. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapakan kita dapat lebih mengetahui dan menambah wawasan mengenai alam semesta, khususnya tata surya.
D. Tujuan
1. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan tata surya dan seperti apakah asal usul tata surya itu,
2. Mengetahui benda-benda langit penyusun tata surya, dan
3. Mengetahui seperti apakah Bumi dan lapisan-lapisan Bumi.
PEMBAHASAN
A. Sistem Tata Surya
1. Asal Usul Tata Surya
Tata Surya
adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut
matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk
delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor,
asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai,dan satelit alami.
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6x1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi bima sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu sekitar 226 juta tahun untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 18 kali dari semenjak terbentuk.
a. Hipotesis Nebula
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6x1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi bima sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu sekitar 226 juta tahun untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 18 kali dari semenjak terbentuk.
a. Hipotesis Nebula
Hipotesis
Nebula atau teori kabut pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg pada
tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1775. Hipotesis
serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796.
Kemudian hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Leplace.
Hipotesi ini mengemukakan bahwa pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es dan gas yang disebut nebula, serta unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas dan akhirnya mejadi bintang raksasa atau biasanya disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat. Cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet-planet.
Hipotesi ini mengemukakan bahwa pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es dan gas yang disebut nebula, serta unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas dan akhirnya mejadi bintang raksasa atau biasanya disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat. Cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet-planet.
b. Hipotesis Planetisimal
Thomas C.
Chamberlin dan Forest R. Moulton mengemukakan hipotesis ini pertama kali pada
tahun 1900. Hipotesis ini mengatakan tata surya terbentuk akibat adanya bintang
lain yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa pembentukan matahari.
Karena jarak yang dekat tersebut, kemudian terjadi benjolan pada permukaan
matahari, dan bersama dengan proses internal matahari, bintang lain tersebut
manarik materi berulang-ulang dari matahari. Efek gravitasi bintang
mengakibatkan tebentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.
Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain tetap berada di
orbit, mendingin dan memadat, menjadi benda-benda berukuran kecil yang disebut
planetesimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut
bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sedangkan sisa
materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
c. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis
pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917.
Menurut hipotesis ini, planet terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada
matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan ini menyebabkan tertariknya sejumlah
besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut
bersama mereka, yang kemudain terkondensasi menjadi planet. Akan tetapi,
astronom Harold Jeffreys tahun 1929 menyebutkan bahwa tabrakan itu tidak
mungkin terjadi. Demikian astronom Henry Norris Russell mengemukakan
keberatannya atas hipotesis tersebut.
d. Hipotesis Kondensasi
d. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis
kondensasi dikemukakan tahun 1950 oleh astronom Belanda, G.P. Kuiper.
Menurutnya, tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.
e. Hipotesis Bintang Kembar
e. Hipotesis Bintang Kembar
Fred Hoyle
pada tahun 1956 mengemukakan bahwa dahulu tata surya berupa dua bintang yag
hampir sama ukurannya dan letaknya pun berdekatan, kemudian salah satunya
meledak menjadi serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh
gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
2. Bintang dan Matahari
Bintang
adalah benda langit yang memiliki ukuran besar dan memancarkan cahaya sebagai
sumber cahaya. Hipparchus, astronom Yunani untuk petama kalinya dengan mata
telanjang mengklasifikasikan tingkat kecemerlangan bintang. Dari bintang
Magnitudo 1 dan Magnitudo 6, perbedaan tingkat kecemerlangan 100 kali lipat.
Dengan melihat tingkat kecemerlangan warna bintang, kita juga bisa mengetahui
usia bintang. Saat lahir, bintang mengeluarkan warna biru muda, semakin lama
bintang berubah menjadi merah. Semakin tinggi suhu sebuah bintang, maka
warnanya akan semakin biru, yang suhunya sedang warnanya putih dan kuning,
sedangkan bintang yang suhunya rendah berwarna merah.
Bintang
terlahir dari nebula raksasa. Partikel-partikel yang terdiri dari gas dan debu
dalam nebula tersebut, pelan-pelan saling tarik dan merapat selama milyaran
tahun. Ketika makin rapat, gaya tarik menarik akan semakin kuat, sampai suatu
saat akan terjadi tarikan yang cepat kearah pusat gravitasi nebula tersebut.
Gerakan serentak materi nebula tersebut ke satu titik menimbulkan ledakan dan
panas di pusat gravitasinya dan dari sinilah lahir sebuah bintang.
Berikut ini adalah tabel bintang-bintang yang
jaraknya dekat dengan Bumi.
Nama Bintang Jarak (Tahun Cahaya) Magnitudo Visual (Magnitudo Tampak) Luminositas (Matahari=1) Kategori
Matahari 0 -26.8 1 Bintang Kuning
Proxima Centauri 4,2 11.0 0,00005 Bintang Kerdil Merah
Alpha Centauri A 4,3 0,0 1,3 Bintang Kuning
Alpha Centauri B 4,3 1,4 0,36 Bintang Oranye
Bintang Barnard 5,9 9,5 0,00044 Bintang Kerdil Merah
Wolf 359 7,6 13,5 0,00002 Bintang Kerdil Merah
Leland 21185 8,1 7,5 0,0052 Bintang Kerdil Merah
Sirius A 8,6 -1,5 23 Bintang Putih
Sirius B 8,6 8,7 0,002 Bintang Kerdil Putih
Bintang UV A Rasi Cetus 8,9 12,4 0,00006 Bintang Kerdil Merah
Bintang UV B Rasi Cetus 8,9 12,9 0,00004 Bintang Kerdil Merah
Nama Bintang Jarak (Tahun Cahaya) Magnitudo Visual (Magnitudo Tampak) Luminositas (Matahari=1) Kategori
Matahari 0 -26.8 1 Bintang Kuning
Proxima Centauri 4,2 11.0 0,00005 Bintang Kerdil Merah
Alpha Centauri A 4,3 0,0 1,3 Bintang Kuning
Alpha Centauri B 4,3 1,4 0,36 Bintang Oranye
Bintang Barnard 5,9 9,5 0,00044 Bintang Kerdil Merah
Wolf 359 7,6 13,5 0,00002 Bintang Kerdil Merah
Leland 21185 8,1 7,5 0,0052 Bintang Kerdil Merah
Sirius A 8,6 -1,5 23 Bintang Putih
Sirius B 8,6 8,7 0,002 Bintang Kerdil Putih
Bintang UV A Rasi Cetus 8,9 12,4 0,00006 Bintang Kerdil Merah
Bintang UV B Rasi Cetus 8,9 12,9 0,00004 Bintang Kerdil Merah
Matahari
merupakan bintang besar yang menjadi pusat tata surya, karena semua planet dan
benda-benda di tata surya beredar mengelilinginya. Matahari berotasi, sedangkan
planet-planet melakukan rotasi dan revolusi. Jarak rata-rata matahari dengan
Bumi dinamakan satu satuan astronomi, dan besarnya kira-kira 150.000.000 km.
Suhu permukaan matahari kira-kira 6.0000C, dengan diameter 109 kali diameter
Bumi atau sekitar 1.400.000km.
Prominensa
adalah pancaran gas berbentuk kembang api merah yang menyembur dari dalam
matahari. Prominensa terjadi karena matahari terdiri dari gas hidrogen.
Hidrogen terus-menerus meledak dan berubah menjadi unsur yang lain, namun
karena gravitasinya terlalu besar, unsur tersebut tidak terlepas keluar
melainkan kembali tersedot kedalam inti.
Pada
permukaan matahari terdapat bintik hitam. Sebenarnya bintik hitam ini merupakan
daerah permukaan matahari yang yang suhunya lebih rendah dibandingkan dengan
suhu permukaan lainnya. Sehingga warnya menjadi lebih gelap, namun sebenarnya
suhunya masih lebih dari 4.000OC. Bintik hitam ini terkadang mengalami ledakan
yang biasa disebut sunflare (semburan matahari). Pada saat terjadi ledakan
bintik hitam, sunflare memancarkan energi, seperti sinar ultraviolet, sinar x
dan sebagainya. Sinar-sinar inilah yang kemudian dapat mengacaukan lapisan
ionosfer yang dianggap sebagai cermin gelombang elektromagnetik maka muncul lah
fenomena Dellinger. Selain fenomena dellinger, terjadi pula fenomena aurora.
Saat masuk ke lapisan ionosfer, partikel yang dipancarkan oleh flare
bertabrakan dengan atom yang ada di atmosfer Bumi. Peristiwa ini menimbulkan
sinar yang indah di daerah kutub.
3.
Planet
Pada tanggal
24 Agustus 2006 di Praha Ceko, pertemuan International Astronomical Union
dikeluarkan definisi baru mengenai planet:
1)
Benda antariksa yang mengorbit mengelilingi bintang,
sementara benda tersebut bukan bintang.
2)
Memiliki massa yang cukup besar lebih dari 5x1020 kg
3)
Berdiameter lebih dari 800 km
4)
Memiliki gravitasi cukup berat sehingga bentuknya mendekati
bulat serta
membebaskan
lingkungan sekitar orbit (tidak memotong orbit planet lain).
Berdasarkan posisinya, planet di tata surya dibagi atas planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang bila dibandingkan dengan Bumi, lebih dekat dengan matahari, yaitu Merkurius dan Venus. Sedangkan planet luar, adalah planet yang jaraknya dengan matahari lebih jauh bila dibandingkan dengan Bumi, yaitu Mars, Jupiter, Satrunus, Uranus dan Neptunus.
Berdasarkan posisinya, planet di tata surya dibagi atas planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang bila dibandingkan dengan Bumi, lebih dekat dengan matahari, yaitu Merkurius dan Venus. Sedangkan planet luar, adalah planet yang jaraknya dengan matahari lebih jauh bila dibandingkan dengan Bumi, yaitu Mars, Jupiter, Satrunus, Uranus dan Neptunus.
Berdasarkan
besar dan massa jenisnya planet dibagi menjadi Terrestrial Planet dan Giant
Planet/Jovian Planet. Planet yang ukurannya kecil dan massa jenisnya tinggi
disebut Planet Terrestrial atau Keluarga Bumi. Planet-planet yang termasuk
dalam Keluarga Bumi adalah planet Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Giant atau
Jovian Planet biasa juga disebut Planet Keluarga Jupiter merupakan kelompok
planet yang ukurannya besar namun massa jenisnya rendah, planet-planet ini
adalah Jupiter, Satrunus, Uranus dan Neptunus.
Sejak
ditetapkannya definisi planet yang baru, Pluto tidak berhak menyandang nama
planet. Berkat perkembangan teknologi observasi astronomi, diketahui bahwa
ternyata ukuran Pluto lebih kecil dibandingkan Bulan dan orbitnya oval tidak
beraturan. Status Pluto mulai diragukan pada tahun 2003, hingga akhirnya Pluto
resmi dikeluarkan dari daftar planet pada tahun 2006 dan kemudian nama Pluto
dirubah menjadi 134340, sedangkan Charon, yang dulunya dikenal sebagai
satelitnya Plutomenjadi 134340 I. Dan kini, 134340 termasuk kedalam daftar
Planet Kerdil atau Planet Katai, yaitu planet yang gravitasinya lemah
dibandingkan dengan kedelapan planet yang lainnya. Namun, standar definisi
planet kerdil dan benda-benda langit lainnya sampai sekarang masih belum
ditetapkan. Sedangkan anggota planet katai yang lainnya adalah Ceres, Haumea,
Makemake, dan Eris.
a.
Merkurius
Merkurius
adalah planet yang paling dekat jaranknya dengan Matahari. Jarak antara
Merkurius dan Matahari kira-kira 57.900.000 kilometer atau 0,39 SA. Hal ini
mengakibatkan suhu di Merkurius pada siang hari bisa mencapai 430oC, sedangkan
pada malam hari suhunya turun menjadi -180oC.
Diantara
Planet Keluarga Bumi, Merkurius lah yang ukurannya paling kecil, yaitu 38%
diameter Bumi dengan massa 1/18 massa Bumi dengan periode revolusi kurang lebih
88 hari dan periode rotasinya kira-kira 59 hari. Merkurius tidak memiliki
atmosfer dan satelit. Sedangkan penampakan permukaan planet ini berupa
kawah-kawah yang diduga hasil dari pengerutan pada periode wala sejarah planet
ini. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri atas atom-atom yang
terlepas dari permukaannya karena semburan angin Matahari.
b. Venus
Venus (0,7
SA) adalah planet yang terlihat paling terang, dilihat dari Bumi. Venus nampak
paling jelas dari Bumi, karena sebagian besar atmosfer tebal di Venus terbentuk
dari karbondioksida dan Venus memantulkan 75% sinar Matahari yang diterimanya.
Karena atmosfer Venus yang tebal, maka panas terperangkap dalam atmosfer, sehingga
muncullah efek rumah kaca. Selain efek rumah kaca yang kuat, permukaan Venus
juga tertutup oleh banyak gunung berapi dengan asap yang pekat dengan lava yang
panas, hingga mahluk hidup sulit untuk hidup disana. Hal ini pula lah yang
menyebabkan Venus menjadi planet yang terpanas di tata surya dengan suhu permukaan
mencapai 465oC.
Venus juga
sering dijuluki Bintang Fajar atau Bintang Kejora karena tampak menjelang
matahari terbit atau beberapa saat sesudah matahari terbenam. Setelah bulan,
Venus adalah benda langit yang paling terang dilihat dari Bumi. Venus juga
dianggap sebagai kembarannya Bumi karena massanya yang hampir mirip dengan
Bumi, yaitu 0,815 dari massa Bumi, ukurannya pun hampir sama dengan Bumi, yaitu
12.100 km. sedangkan gravitasinya kira-kira 0,88 kalinya Bumi. Namun Venus
memiliki arah rotasi yang berbalikkan dengan Bumi, sehingga di Venus Matahari
terbit dari sebelah barat dan tenggelam dari sebelah timur. Dengan waktu tempuh
rotasi 243,2 hari dan revolusi 224,7 hari.
c. Bumi
Bumi merupakan
satu-satunya planet pada tata surya yang mendukung kehidupan. Kombinasi cairan
air, atmosfer yang terdiri atas oksigen dan nitrogen, dan pola cuaca yang
dinamis memberikan unsur-unsur dasar untuk beraneka ragam kehidupan mahluk
hidup didalamnya. Bumi memiliki bualn sebagai satelit alami. Jarak Bumi ke
Matahari adalah 1 AU, dengan diameter Bumi 12.760 km dan rotasi 23,56 menit
serta revolusi 365,26 hari. Suhu terendah di Bumi adalah -70oC dan tertinggi
mencapai 55oC.
d. Mars
Planet Mars
atau yang biasa dipanggil “si planet merah” ini memang tampak merah bila
dilihat pada malam hari. Hal ini disebabkan karena permukaan tanah di Mars yang
berupa batu-batuan dan tanah liat banyak mengandung oksida besi. Sedangkan
unsur penting di atmosfer di Mars yang tipis adalah karbondioksida dan karena
hampir tidak ada uap air menjadikan Mars sangat kering. Pemukaan Mars juga
terdapat banyak gunung, yang salah satunya merupakan gunung terbesar di tata
surya, yaitu Gunung Olympus dengan diameter permukaan bawannya 500-600 km.
selain gunung, juga terdapat Ngarai (canyon) Marineris.
Suhu
terendah dipermukaan Mars -120oC dan suhu tertingginya mencapai 25oC. Jarak
rata-rata Mars dari Matahari adalah 1,5 AU dengan ukuran lebih kecil dari Venus
dan Bumi (0,107 massa Bumi) dan diameter ekuatorialnya 6.790 km. Dengan
diameter Mars yang hampir separuhnya Bumi, satu harinya lebih panjang 41 menit
daripada Bumi, sedangkan satu tahun di Mars sama dengan 687 hari.
Di kutub Mars juga terdapat es seperti es yang terdapat di kutub Bumi, es ini sebagian besar merupakan campuran air dan karbondioksida beku. Mars memiliki dua satelit, Phobos dan Deimos. Satelit Mars ini diduga merupakan asteroid yang terjebak oleh gravitasi Mars, karena bentuk Phobos terlihat seperti batu hitam gelap berukuran 15x12x11 km, dengan lubang-lubang kecil dipermukaannya. Sedangkan Deimos, berukuran 27x21x19 km dengan lebih banyak lagi lubang pada permukaannya bila dibandingkan dengan Phobos.
Di kutub Mars juga terdapat es seperti es yang terdapat di kutub Bumi, es ini sebagian besar merupakan campuran air dan karbondioksida beku. Mars memiliki dua satelit, Phobos dan Deimos. Satelit Mars ini diduga merupakan asteroid yang terjebak oleh gravitasi Mars, karena bentuk Phobos terlihat seperti batu hitam gelap berukuran 15x12x11 km, dengan lubang-lubang kecil dipermukaannya. Sedangkan Deimos, berukuran 27x21x19 km dengan lebih banyak lagi lubang pada permukaannya bila dibandingkan dengan Phobos.
e. Jupiter
Jupiter (5,2
AU) merupakan planet terbesar di tata surya dengan diameter 11 kalinya Bumi
dengan massa 318 massa Bumi. Unsur pembentuk utama lapisan atmosfernya adalah
hidrogen dan sedikit helium. Jupiter berotasi dengan kecepatan yang sangat
tinggi, yaitu sekitar 10 jam. Hal inilah yang mengakibatkan permukaan di planet
Jupiter tampak seperti belang-belang. Bintik merah raksasa dipermukaan planet
Jupiter sendiri merupakan pusaran raksasa yang sangat besar. Namun, revolusi
planet ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu 11,86 tahun. Sedangkan planet
ini memiliki cukup banyak satelit, sekitar lebih dari 60 satelit. Tapi ini
masih bisa berubah lagi, karena satelit-satelit planet yang ditemukan akan
semakin banyak seiring dengan kemajuan teknologi observasi astronomi. Io,
Europa, Ganymede dan Callisto adalah satelit Jupiter yang ditemukan oleh
astronom Italia, Galileo Galilei pada tahun 1610. Karena itulah keempat satelit
ini dikenal sebagai empat satelit Galileo. Ganymede adalah satelit terbesar
ditata surya dengan ukuran yang lebih besar dari pada Merkurius.
f. Saturnus
Saturnus
(9,5 AU), adalah planet yang dikenal dengan cincinnya yang terbentuk dari debu
luar angkasa, batu, es dan lain-lain. Planet ini memiliki beberapa kesamaan
dengan Yupiter, antara lain komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar
60% volume Yupiter, berat planet ini kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali
massa Bumi, sehingga menjadi planet yang paling tidak padat di tata surya. Satu
hari di Saturnus sama dengan 10 jam 40 menit dengan masa revolusi 29,5 tahun.
Dengan diameter ekuatorialnya 120.540 km dan suhu di puncak awannya -180oC.
Sejauh ini, Saturnus memiliki 60 satelit (dan tiga yang belum dipastikan). Kecuali Titan, kesemua satelit Saturnus tersusun atas bongkahan es, sebagian bercampur dengan batu disana-sini. Satelit-satelit yang memiliki gravitasi sama seperti planet ini mengitari Saturnus dan menarik cincin Saturnus. Makanya, interval jarak cincin juga berubah. Beberapa satelit Saturnus adalah Mimas, Enceladus, Dione, Iapetus, Rhea dan Titan. Titan berukuran lebih besar daripada Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit yang memiliki atmosfer yang cukup berarti, berupa hidrogen dan makromolekul organik yang kompleks. Sedangkan permukaan Titan terdapat bagian lautan yang nampak berwarna biru tua dan diperkirakan dipenuhi dengan etana atau metana cair. Keadaan di Titan ini diperkirakan mirip dengan awal mula Bumi ketika belum ada kehidupan.
g. Uranus
Sejauh ini, Saturnus memiliki 60 satelit (dan tiga yang belum dipastikan). Kecuali Titan, kesemua satelit Saturnus tersusun atas bongkahan es, sebagian bercampur dengan batu disana-sini. Satelit-satelit yang memiliki gravitasi sama seperti planet ini mengitari Saturnus dan menarik cincin Saturnus. Makanya, interval jarak cincin juga berubah. Beberapa satelit Saturnus adalah Mimas, Enceladus, Dione, Iapetus, Rhea dan Titan. Titan berukuran lebih besar daripada Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit yang memiliki atmosfer yang cukup berarti, berupa hidrogen dan makromolekul organik yang kompleks. Sedangkan permukaan Titan terdapat bagian lautan yang nampak berwarna biru tua dan diperkirakan dipenuhi dengan etana atau metana cair. Keadaan di Titan ini diperkirakan mirip dengan awal mula Bumi ketika belum ada kehidupan.
g. Uranus
Uranus (19,6
AU), yang ditemukan oeh William Herschel, astronom Inggris pada tahun 1781,
berjarak kurang lebih 2.900.000.000 km dari Matahari. Jarak ini kira-kira 20
kali lipat jarak antara Matahari dan Bumi, massanya kira-kira 14,5 kali massa
Bumi. Uranus memiliki keunikan, karena sudut rotasi planet ini miring 98
derajat dari orbit revolusinya. Hal ini lah yang menyebabkan kutub utara dan
kutub selatan di Uranus bergiliran menghadap Matahari, sehingga selama 42 tahun
terus menerus musim panas, dan begitu pula sebaliknya. Namun demikian,
temperatur musim dingin Uranus lebih tinggi dari pada musim panas. Hal ini dikarenakan
pada musim panas, molekul hidrogen yang terdiri dari dua atom hidrogen menyerap
panas dan sinar ultraviolet secara terpisah. Ketika tiba musim dingin, keduanya
akan bersatu menjadi molekul hidrogen. Panas yang tadi diserap dilepaskan
kembali. Hal inilah yang menyebabkan saat musim dingin suhunya menjadi lebih
panas.
Planet ini
memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya
sedikit memancarkan energi panas. Bagian inti ini dibungkus oleh campuran air,
amoniak, dan metana. Suhu di puncak awannya -210oC. Jika dilihat dari dekat,
Uranus juga sebenarnya memiliki 11 buah cincin yang sangat tipis. Sampai saat
ini, Uranus memiliki 27 satelit. Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda
adalah beberapa satelit Uranus yang diketahui lewat gambar-gambar yang
dikirimkan oleh teleskop luar angkasa Hubble dan Wahana Voyager 2. Periode
rotasi planet ini 17 jam 24 menit dan periode revolusinya 84 tahun.
h. Neptunus
Neptunus
ditemukan berdasarkan perhitungan matematika. Setelah menemukan Uranus, para
astronom mengetahui bahwa planet ini sedikit demi sedikt keluar dari orbitnya
karena terseret suatu gravitasi. John Couch Adam dari Inggris dan Urbain le
Verrier dari Perancis dengan matematika menghitung tempat yang seharusnya ada
planet yang tak terlihat. Akhirnya, pada tahun 1846, Johann Gottfried Galle
dari Jerman menemukan Planet Neptunus. Setelah itu, para astronom menemukan dua
buah satelit Neptunus dan kemudian ditemukan 11 satelit lagi, hingga berjumlah
13 buah satelit.
Neptunus (30 AU) bermassa sedikit lebih kecil daripada Uranus, tetapi memiliki 17 kali massa Bumi sehingga lebih padat. Neptunus memancarkan panas dari dalam, tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus. Diameter ekuatorialnya 49.530 km dengan volumen 57 kali volume Bumi, sedangkan massanya 17,14 kali massa Bumi. Kala revolusi planet biru ini adalah 164,79 tahun, dengan masa rotasi 16 jam 7 menit. Suhu di puncak awan planet Neptunus adalah -210oC. atmosfer Neptunus tersusun dari hidrogen, helium dan metana.
Neptunus (30 AU) bermassa sedikit lebih kecil daripada Uranus, tetapi memiliki 17 kali massa Bumi sehingga lebih padat. Neptunus memancarkan panas dari dalam, tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus. Diameter ekuatorialnya 49.530 km dengan volumen 57 kali volume Bumi, sedangkan massanya 17,14 kali massa Bumi. Kala revolusi planet biru ini adalah 164,79 tahun, dengan masa rotasi 16 jam 7 menit. Suhu di puncak awan planet Neptunus adalah -210oC. atmosfer Neptunus tersusun dari hidrogen, helium dan metana.
Neptunus juga
mempunyai 6 buah cincin, 4 buah cincin lebar dan 2 buah lainnya kecil. Ada 13
satelit yang diketahui dimiliki oleh Neptunus, diantaranya adalah Proteus dan
Triton. Satelit terbesar adalah Triton merupakan satu-satunya satelit besar
yang orbitnya terbalik arah (retro-gade) dan satelit ini juga merupakan satelit
paling dingin di tata surya dengan suhu 240o-235o dibawah nol.
Lewat Wahana
Voyager 2, diketahui bahwa di Neptunus juga terdapat pusaran raksasa yang mirip
dengan Bintik Merah Raksasa yang ada di Jupiter. Dua bintik hitam tersebut
merupakan badai besar yang dihasilkan oleh atmosfer Neptunus yang sangat kuat.
Badai raksasa sebesar Bumi tersebut berputar dengan kecepatan 2000 km/jam.
Merupakan angin yang paling cepat di dalam tata surya.
4. Asteroid
Asteroid
secara umum adalah objek tata surya yang terdiri atas batuan dan mineral logam
beku. Dalam tata surya diperkirakan ada lebih dari 100.000 asteroid. Asteroid
terbesar bernama Ceres dengan garis tengah kurang lebih 685 km, namun setelah
tahun 2006 Ceres diklarifikasi lebih lanjut dan kemudian dinyatakan sebagai
anggota dari Planet Kerdil. Asteroid lainnya adalah Gaspra, Ida, Vesta, dan
Hygeia.
Asteroid banyak dijumpai diantara lintasan Mars dan Jupiter. Diantara Mars dan Jupiter ini terdapat daerah yang disebut Sabuk Asteroid, yang merupakan kumpulan batuan metal dan mineral. Kebanayakan asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Sabuk asteroid utama terletak diantara orbit Mars dan Jupiter, berjarak antara 2,3 hingga 3,3 AU, diduga merupakan sisa dari formasi tata surya yang gagal.
Asteroid banyak dijumpai diantara lintasan Mars dan Jupiter. Diantara Mars dan Jupiter ini terdapat daerah yang disebut Sabuk Asteroid, yang merupakan kumpulan batuan metal dan mineral. Kebanayakan asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Sabuk asteroid utama terletak diantara orbit Mars dan Jupiter, berjarak antara 2,3 hingga 3,3 AU, diduga merupakan sisa dari formasi tata surya yang gagal.
5. Meteor
Meteor
merupakan benda-benda langit kecil yang juga mengelilingi Matahari dan
jumlahnya sangat banyak. Meteor banyak mengandung besi dan nikel. Sering
beberapa diantara meteor jatuh ke Bumi. Meteor yang jatuh ke Bumi akan
bergesekan dengan atmosfer Bumi dan terbakar, hingga meteor biasanya akan habis
dahulu sebelum mencapai permukaan Bumi. Gesekan meteor dan atmosfer Bumi
menghasilkan sinar yang nampak sebagai bintang jatuh atau bintang pijar. Batu
meteor yang berhasil mencapai permukaan Bumi disebut meteorit. Batu ini akan
meninggalkan bekas berupah kawah pada permukaan Bumi. Kawah Barringer di
Arizona, Amerika Serikat merupakan hasil dari jatuhnya meteor ke permukaan
Bumi. Kawah ini berdiameter 1.200km dengan kedalaman mencapai lebih dari 175
meter.
6. Komet
Komet adalah
bintang pengembara, yang melintasi Matahari sambil melintas orbit elips yang
sangat panjang. Komet terbentuk dari gas, debu, dan bongkahan es sisa
penciptaan tata surya. Seperti pada umumnya, komet akan terlihat lebih
bercahaya ketika posisi mereka lebih dekat dengan matahari, karena radiasi
matahari mendidihkan partikel es dan debu di inti komet. Material berbentuk awan
ini disebut kepala (coma) kadang-kadang memiliki ekor, terlihat bercahaya
karena memantulkan bentuk sinar matahari. Panjang ekor komet bisa mancapai
lebih dari 100 juta kilometer. Sambil mengelilingi orbit yang oval panjang,
kepala komet selalu menghadap Matahari.
Beberapa komet yang sudah dikenal adalah Komet Hyakutake, Komet Halley, Komet Encke (secara resmi dinamai 2P/Encke), Komet West, Komet Ikeya-Seki, Comet Kohoutek, Komet Shoemaker-Levy 9 (SL9, secara resmi disebut D/1993 F2), dan Komet Biela (sebutan resmi: 3D/Biela).
Beberapa komet yang sudah dikenal adalah Komet Hyakutake, Komet Halley, Komet Encke (secara resmi dinamai 2P/Encke), Komet West, Komet Ikeya-Seki, Comet Kohoutek, Komet Shoemaker-Levy 9 (SL9, secara resmi disebut D/1993 F2), dan Komet Biela (sebutan resmi: 3D/Biela).
B. BUMI DAN LAPISAN-LAPISAN BUMI
Bumi
diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Bumi merupakan
planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari.
Jarak Bumi dengan matahari sekitar 150 juta km.Bumi berbentuk bulat dengan
radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh
berbagai jenis makhluk hidup.permukaan Bumi terdiri atas daratan dan lautan.
Bentuk Bumi agak pipih di kedua kutubnya, bergaris tengah ekuatorial 7.923mil,sedangkan antar kutub 7.900 mil. Berat jenisnya 5,5 dan beratnya 6,6 × 1.021 ton. Inti dalam Bumi tebalnya 815 mil, inti luar 1.360 mil, mantel Bumi 1.800 mil, dan lapisan lithosfer 20 mil. Lapisan Bumi yang cair disebut hidrosfer yang menutupi 71 % muka Bumi dengan kedalaman rata-rata 4.000 meter, sedangkan lapisan yang berupa gas disebut atmosfer, terdiri atas troposfer setebal 10 mil. Sesudah troposfer adalah lapisan stratosfer dengan ketebalan antara 10-50 mil, pada lapisan ini terdapat lapisan ozon yang dapat yang dapat menolak datangnya sinar ultraviolet berintensitas tinggi dari sinar matahari yang dapat merusak lapisan ionosfer. Secara struktur, lapisan Bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
Bentuk Bumi agak pipih di kedua kutubnya, bergaris tengah ekuatorial 7.923mil,sedangkan antar kutub 7.900 mil. Berat jenisnya 5,5 dan beratnya 6,6 × 1.021 ton. Inti dalam Bumi tebalnya 815 mil, inti luar 1.360 mil, mantel Bumi 1.800 mil, dan lapisan lithosfer 20 mil. Lapisan Bumi yang cair disebut hidrosfer yang menutupi 71 % muka Bumi dengan kedalaman rata-rata 4.000 meter, sedangkan lapisan yang berupa gas disebut atmosfer, terdiri atas troposfer setebal 10 mil. Sesudah troposfer adalah lapisan stratosfer dengan ketebalan antara 10-50 mil, pada lapisan ini terdapat lapisan ozon yang dapat yang dapat menolak datangnya sinar ultraviolet berintensitas tinggi dari sinar matahari yang dapat merusak lapisan ionosfer. Secara struktur, lapisan Bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1.
Kerak Bumi (crush) merupakan kulit Bumi bagian luar (permukaan
Bumi). Tebalnya mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari
batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh
makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak Bumi mencapai 1.100 . Lapisan kerak
Bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan lifoster.
2.
Selimut atau selubung (mantle) terletak di bawah lapisan kerak
Bumi. Tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.suhu
dibagian bawah selimut Bumi mencapai 3.000 .
3.
Inti Bumi (corel), yang terdiri atas material cair, dengan
penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada
kedalaman 2.900-5.200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan
lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri
atas besi cair yang suhu nya mencapai 2.200 . Inti dalam merupakan pusat Bumi
berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam terdiri atas nikel
dan besi yang suhunya mencapai 4.500
Berdasarkan susunan kimianya, Bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni sebagai berikut:
1. Bagian padat (Lifosfer) yang terdiri atas tanah dan batuan. Lifosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Lifosfer merupakan lapisan kerak Bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1.200 km. Lifosfer tersusun dalam dua lapisan,yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya sekitar 50-100 km. Lifosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga menimbulkan pergeseran benua. Penyusun utama lapisan lifosfer adalah batuan yang terdiri atas campuran antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk lifosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak Bumi. Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampai menjadi batuan beku,batuan sedimen, dan batuan metamorf. Lifosfer terdiri atas dua bagian utama,yaitu sebagai berikut.
a. Lapisan sial (Silisium dan alumunium), yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk Si02 dan Al2O3.. Pada lapisan sial (Silisium dan alumunium) ini, antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat didaratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat, dan batu bertebaran rata-rata 35 km.
Berdasarkan susunan kimianya, Bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni sebagai berikut:
1. Bagian padat (Lifosfer) yang terdiri atas tanah dan batuan. Lifosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Lifosfer merupakan lapisan kerak Bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1.200 km. Lifosfer tersusun dalam dua lapisan,yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya sekitar 50-100 km. Lifosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga menimbulkan pergeseran benua. Penyusun utama lapisan lifosfer adalah batuan yang terdiri atas campuran antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk lifosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak Bumi. Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampai menjadi batuan beku,batuan sedimen, dan batuan metamorf. Lifosfer terdiri atas dua bagian utama,yaitu sebagai berikut.
a. Lapisan sial (Silisium dan alumunium), yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk Si02 dan Al2O3.. Pada lapisan sial (Silisium dan alumunium) ini, antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat didaratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat, dan batu bertebaran rata-rata 35 km.
b. Lapisan sima (silisium
magnesium), yaitu lapisan kulit Bumi yang tersusun oleh logam-logam silisium
dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan sial karena mengandung
besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan
merupakan bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.
2. Bagian cair
(hidrosfer) yang terdiri atas berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut,
danau, dan samudra. Hidrosfer merupakan senyawa gabungan antara dua atom
hidrogen dan satu atom oksigen menjadi hidrogen karbondioksida (H2O). Hampir
sekitar 71% dari permukaan Bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang
menyelimuti seluruh permukaan Bumi disebut hidrosfer
3. Bagian udara (atmofer)
yang menyelimuti seluruh permukaan Bumi. Atmosfer adalah lapisan udara yang
menyelimuti Bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan
udara dalam atmosfer terjadi, terutama karena pengaruh pemanasan sinar matahari
dan perputaran Bumi. Perputaran ini mengakibatkan massa udara bergerak sehingga
terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat dalam atmosfer dan
menimbulkan arus angin.
4. Biosfer, yaitu bagian
yang ditempati oleh berbagai jenis organisme atau lapisan tempat tinggal
makhluk hidup.termasuk semua biosfer adalah semua bagian permukaan Bumi yang
dapat dihuni oleh makhluk hidup. Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur
yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun
atmosfer.secara fisik, biosfer terbagi menjadi tiga komponen, yaitu lifosfer,
hidrosfer, dan atmosfer.
Salah satu
bentuk lingkungan hidrosfer adalah terbentuknya gambut. Gambut terletak di
antara atmosfer dan lifosfer, pada lain pihak tumbuh juga dalam hidrosfer.
Gambut merupakan bentuk organis sebagai asal mula pembentukan batu bara,
didalamnya hidup beragam mikroplankton yang amat cepat pertumbuhan, tetapi
umurnya sangat pendek,dan ketika mati akan terendap dalam rawa. Lapisan gambut
mengandung semua macam garam makanan tanaman yang terlarut dalam air tanah.
Menurut kondisi dan bersifat-sifatnya, gambut dapat dibedakan menjadi sebagai
berikut.
a. Gambut topogen, yaitu lapisan tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang terhambat drainasenya pada tanah-tanah cekung di belakang pantai, pedalaman atau pegunungan. Gambut jenisnya ini umumnya tidak begitu dalam, hingga sekitar 4 m saja, airnya tidak begitu asam, dan relatif subur dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, air sungai sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut topogen relatif tidak banyak di jumpai. Terdapat pada tanah dataran jawa (Pangandaran), Sumatra, dan di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi .
a. Gambut topogen, yaitu lapisan tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang terhambat drainasenya pada tanah-tanah cekung di belakang pantai, pedalaman atau pegunungan. Gambut jenisnya ini umumnya tidak begitu dalam, hingga sekitar 4 m saja, airnya tidak begitu asam, dan relatif subur dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, air sungai sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut topogen relatif tidak banyak di jumpai. Terdapat pada tanah dataran jawa (Pangandaran), Sumatra, dan di tanah pegunungan Jawa dan Sulawesi .
b. Gambut ombrogen,
sebagai gambut pantai, gambut ini lebih sering di jumpai, meskipun semua gambut
ombrogen bermula sebagai gambut topogen.gambut ombrogen lebih tua
umurnya.umumnya, lapisan gambut lebih tebal, hingga kedalaman 20 meter, dan
permukaan tanah gambutnya lebih tinggi dari pada permukaan sungai didekatnya.
Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya bersumber dari lapisan gambut
dan air hujan sehingga tidak subur.sungai atau drainase yang keluar dari
wilayah gambut ombrogen mengalirkan air yang keasamannya tinggi (pH 3,0-4,5),
mengandung banyak asam humus dan warnanya cokelat kehitaman seperti warna air
teh yang pekat. Itulah sebabnya, sungai-sungai semacam itu di sebut juga sungai
air hitam.
Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini kemungkinan bermula dari tanah endapan mangrove yang kemudian mengering; kandungann garam dan sulfide yang tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya sedikit dihuni oleh jasad-jasad renik pengurai. Dengan demikian, lapisan gambut mulai terbentuk di atasnya.penelitian di Sarawak memperlihatkan bahwa gambut mulai terbentuk di atas lumpur mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu, pada awalnya dengan laju penimbunan sekitar 0,475m/100 tahun (pada kedalaman gambut 10-12m), tetapi kemudian menyusut hingga sekitar 0,223m/100 tahun pada kedalaman 0-5m. Agaknya semakin tua hutan di atas tanah gambut ini tumbuh semakin lamban akibat semakin berkurangnya ketersediaan hara. Terdapat di dataran tanah Sumatera, Kalimantan, dan Irian. Dikota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dibangun di atas lahan gambut ombrogen.
Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini kemungkinan bermula dari tanah endapan mangrove yang kemudian mengering; kandungann garam dan sulfide yang tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya sedikit dihuni oleh jasad-jasad renik pengurai. Dengan demikian, lapisan gambut mulai terbentuk di atasnya.penelitian di Sarawak memperlihatkan bahwa gambut mulai terbentuk di atas lumpur mangrove sekitar 4.500 tahun yang lalu, pada awalnya dengan laju penimbunan sekitar 0,475m/100 tahun (pada kedalaman gambut 10-12m), tetapi kemudian menyusut hingga sekitar 0,223m/100 tahun pada kedalaman 0-5m. Agaknya semakin tua hutan di atas tanah gambut ini tumbuh semakin lamban akibat semakin berkurangnya ketersediaan hara. Terdapat di dataran tanah Sumatera, Kalimantan, dan Irian. Dikota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dibangun di atas lahan gambut ombrogen.
Di Bumi enam lempengan utama sebagai berikut.
1. Lempengan Amerika,
terdiri atas Amerika Utara dan Selatan serta setengah dari dasar bagian barat Samudra
Atlantik.
2. Lempengan Afrika,
terdiri dari Afrika dan sebagian samudra sekitarnya.
3. Lempengan Eurasia,
terdiri dari Asia, Eropa, dan dasar laut sekitarnya.
4. Lempengan India, yang
meliputi anak benua dan dasar samudra sekitarnya.
5. Lempengan Australia,
terdiri atas Australia dan samudra di sikitarnya.
6. Lempengan Pasifik, yang
mendasari Samudra Pasifik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tata surya
adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut
matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk
delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor,
asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai, dan satelit alami. Sedangkan asal
usul tata surya masih berupa hipotesis, diantaranya adalah Hipotesis Nebula,
Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi,
dan Hipotesis Bintang Kembar.
Benda-benda
langit penyusun utama tata surya adalah bintang dan Matahari, Planet-planet,
Asteroid, Meteor dan Komet.
Bumi diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Secara struktur, lapisan Bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Bumi diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Secara struktur, lapisan Bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.
Kerak Bumi (crush) merupakan kulit Bumi bagian luar (permukaan
Bumi).
2.
Selimut atau selubung (mantle) terletak di bawah lapisan kerak Bumi.
3.
Inti Bumi (corel), yang terdiri atas material cair dan inti dalam
merupakan pusat Bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km.
B. Saran
Alam semesta
sebanarnya suatu hal yang sebenarnya sangat penuh dengan misteri, bahkan hingga
sekarang. Dalam pembahasan di makalah ini, masih banyak kekurangan, sehingga
diharapkan pembaca mampu mencari refrensi yang lebih lengkap lagi. Mengingat
perkembangan teknologi astronomi yang kian pesat tiap tahunnya, bukan tidak
mungkin kemudian makalah ini menjadi tidak relevan lagi karena perubahan
teknologi yang semakin maju.
No comments:
Post a Comment