BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Harus diakui saat ini orang sering
mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam
tata cara pemilihan kata atau diksi. Kita pun sering mengalami kesalahan.
Hal itu terjadi karena kita tidak mengetahui pentingnya menguasai bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya
komunikasi yang efektif. Hal itu agar terciptanya komunikasi yang efektif dan
efisien dan untuk menghindari kesalah pahaman saat berkomunikasi. Manusia
merupakan makhluk sosial sehingga kita tidak dapat terlepas dariberkomunikasi
dengan sesama dalam setiap aktivitas kehidupan. Tetapi tidak jarang pula ketika
sedang berkomunikasi lawan komunikasi
saat berkomunikasi mengalami kesulitan menangkap informasi, hal ini terjadi
karena kata yang digunakan kurang tepat ataupun rancu sehingga menimbulkan
kesalahpahaman.
Pemilihan kata yang tepat merupakan
sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata
atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup
bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun
juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan
kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang
kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha
menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik. Hal
itu dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi saat berkomunikasi.
1.2
Rumusan
masalah
- Pengertian Diksi atau pilihan kata
- Pembagian Diksi atau pilihan kata
1.3
Tujuan
- Mengetahui
pengertian diksi
-
Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.
BAB II
ISI
DIKSI (PILIHAN KATA)
Memilih kata
kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide.
Dan menyangkut persoalan fraseologi
(cara memakai kata kata atau frasa didalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran yang
mencakup persoalan kata kata dalam pengelompokkan atau susunannya atau
menyangkut cara cara yang khusus berbentuk ungkapan ungkapan), ungkapan, dan gaya bahasa.
Menurut
keraf:
a.
Diksi
mencakup kata kata yang dipakai untuk meyampaikan suatu gagasan, cara
menggabungkan kata kaat yang tepat dan gaya yang paling baik Digunakan dalam
situasi tertentu.
b.
Diksi adalah
kemampuan secara tepat membedakan nuansa nuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi
dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar atau pembaca.
c.
Diksi yang
tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan kosakata yang banyak
Persyaratan pemilihan kata
1. Bedakan secara
cermat kata kata denotatif dan konotatif;
bersinonim dan hampir bersinonim; kata kata yang mirip dalam ejaannya
seperti: bawa-bawah-bahwa
2. hindari kata kata ciptaan sendiri atau mengutip kata
kata terkenal yang belum diterima imasyarakat
3. waspadalah dalam
menggunakan kata kata yang berakhiran asing atau bersufiks bahasa asing,
seperti: biologi-biologis
4. gunakan kata kata depan secara idiomatik, sepeti kata
ingat seharusnya ingat akan bukan ingat terhadap
5. bedakan kata khusus dan kata umum
6. perhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata kata
yang sudah dikenal
7. perhatikan kelangsungan pilihan kata.
A.
Makna kata dan jenisnya
Yang disebut makna adalah hubungan
antara bentuk bahasa dan barang yang di acunya. Ada bermacam-macam makna,
diantaranya :
1.
Makna leksikal dan makna gramatikal
Makna leksikal adalah makna kata
secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur
(frasa, klausa, kalimat).
Contoh :
Rumah adalah bangunan untuk tempat
tinggal manusia.
Makna gramatikal adalah makna baru
yang timbul akibat terjadinya proses gramatika (pengimbuhan, pengulangan, atau
pemajemukan).
Contoh :
Berumah “mempunyai rumah”
Rumah-rumah ‘banyak rumah’
Rumah makan ‘rumah tempat makan’
Proses
morfologis dapat menyebabkan perubahan jenis kata dan timbulnya makna baru.
Misalnya :
a) Sepatu ‘termasuk kata benda’sedangkan bersepatu ‘kata
kerja’
b) Bersepatu memiliki makna memakai atau mempunyai
sepatu.
Fungsi (a) disebut fungsi
gramatikal, fungsi (b) disebut fungsi semantis.
2. Makna
denotatif dan makna konotatif
Makna denotatif atau makna referensial adalah makna
yang menunjuk langsung pada acuan atau makna dasarntya. Makna konotatif atau
makna evaluasi/emotif adalah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa
nilai rasa atau gambaran tertentu.
Contoh :
Merah ‘warna seperti warna darah’ (denotatif)
Merah ‘berani, dilarang’ (konotasi)
Makan hati ‘makan hati lembu/ayam’ (denotataif)
Makan hati ‘susah karena perbuatan orang lain’
(konotatif)
Kata-kata
yang bermakna denotatif biasa digunakan dalam bahasa ilmiah yang bersifat lugas
atau tidak menimbulkan interpretasi tambahan. Makna denotatif disebut juga
dengan istilah :
·
denotasional, konseptual, ideasional, referensial,
proposional :karena makna
itu mengacu pada referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu referen.
·
Kognitif : karena makna itu berhubungan dengan kesadaran,
pengetahuan, dan menyangkut rasio manusia.
Makna denotatif dapat dibedakan menjadi dua macam
hubungan. Pertama, hubungan antara
sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya. Kedua, hubungan sebuah kata dengan ciri-ciri atau perwatakan
tertentu dari barang yang diwakilinya.
Makna konotatif atau sering juga disebut makna kiasan,
makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah
suatu jenis makna dimana stimulus dan respon mengandung nilai-nilai emosional.
Kata-kata yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraan
atau karangan nonilmiah. Seperti berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama,
prosa, puisi, dan lain-lain.
Karangan nonilmiah sangat mementingkan nilai-nilai
estetika. Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan
kata-kata konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah. Pada
karangan ini kurang memperhatikan ke akuratan informasi dan kelogisan makna.
Dalam penyampaian pesan, ada dua macam cara. Pertama, penyampaian pesan secara
langsung. Hampir sama dengan penyampaian pesan dalam karangan ilmiah. Kedua,
penyampaian pesan secara tidak langsung. Harus menggunakan bahasa figuratif
dengan kata-kata konotataif. Kita tidak kan bisa langsung memahami pesan atau
amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kalau tidak mempunyai kemampuan
mengapresiasinya.
Contoh kata-kata denotasi dan konotasi :
ü Selva cantik seperti model
(denotatif)
ü Selva cantik bagaikan bunga
(konotatif)
3. Makna
konstektual
Ialah makna yang ditentukan oleh konstek pemakainnya.
Contoh :
Dian sedang
belajar. Kehidupan mereka sedang
saja. Dia mendapat nilai sedang.
Kata yang merupakan satuan bebas terkecil mempunyai
dua aspek, yakni aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau makna. Bentuk
bahasa adalah sesuatu yang dapat dicerna oleh panca indra, baik didengar maupun
dilihat. Isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi atau respon dalam
pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan atau stimulus aspek bentuk
tadi.
Wujud reaksi itu bermacam-macam yakni berupa tindakan
atau perilaku, berupa pengertian, serta berupa tindakan. Hal ini bergantung
pada apa yang didengarnya, dengan kata lain respon akan muncul berdsasarkan
stimulusnya.
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam ujaran itu,
yaitu :
·
Pengertian
merupakan landasan dasar untuk menyampaikan sesuatu kepada pendengar atau
pembaca dengan mengharapkan suatu perilaku.
·
Perasaan
merupakan ekspresi pembicara terhadap pembicaraannya, hal ini berhubungan
dengan nilai rasa terhadap hal yang dikatakan pembicara.
·
Nada
mencakup sikap pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembacanya.
·
Tujuan yaitu
sesuatu yang ingin di capai oleh pembicara atau penulis.
Makna kata merupakan hubungan antar bentuk dengan
sesuatu yang diwakilinya atau hubungan lambang bunyi dengan sesuatu yang
diacunya. Hubungan antara bentuk dan referen akan menimbulkan makna ataui
referensi.
B. Kata Umum dan Kata Khusus
Makna umum
adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.
Sedangkan makna khusus adalah makna yang
memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.
Contoh :
1. Kata umum
:
a. Ikan
b. Bunga
c. Membawa
d. Melihat
2. Kata
khusus :
a. Gurame, lele, tuna dll.
b. Mawar, melati, anggrek dll.
c. Memikul, menjinjing, mengepit, dll.
d. Menatap, menoleh, mengintip, dll.
C. Perubahan Makna Kata
Bahasa
bersifat dinamis sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi pemakai yang kurang
mengikuti perubahannya. Ketepatan suatu kata untuk mewakili atau melambangkan
suatu benda, peristiwa, sifat, dan keterangan, bergantung pada maknanya, yaitu
hunungan antara lambing bunyi (bentuk/kata) dengan referennya.
Perubahan makna kata bukan hanya ditentukan oleh perubahan jaman, juga
disebabkan oleh tempat bahasa itu tumbuh dan berkembang. Makna bahasa mulanya
dikenal oleh masyarakatnya, tetapi pada suatu waktu akan bergeser maknanyapada
suatu wilayah tertentu, sedangkan masyarakat bahasa pada wilayah yang lain
masih mempertahankan makna yang aslinya. Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati dalam menggunakan atau memilih kata apalagi dalam hal-hal yang
bersifat ilmiah. Pemakaian kata dengan makna tertentu harus bersifat nasional (masalah tempat), terkenal, dan sementara berlangsung.
Dahulu kita mengenal kata daulat, dalam KBBI (2001:
204) mengandung arti : “1. Berkat
kebahagiaan (yang ada pada raja);
bahagia; 2. Kekuasaan; pemerintah.”
Tetapi pada waktu revolusi fisik kata daulat
bermakna lain yakni, merebut hak dengan tidak sah, memecat dengan paksa.
Misalnya: tanah-tanah Belanda banyak yang didaulat
oleh rakyat; gubernur itu didaulat oleh rakyatnya karena melakukan korupsi.
Setelah masa revolusi kata daulat
tidak dipakai lagi, sehingga kata itu hamper mati meskipun dalam KBBI masih
tercantum tetapi sudah jarang pemakaiannya.
D. Diksi dalam Kalimat
Adalah
pilihan kata yang tepat untuk ditempatkan dalam kalimat sesuai dengan makna,
kesesuaian, kesopanan, dan bisa mewakili maksud atau gagasan. Makna kata secara
leksikal banyak yang sama, tetapi penggunaanya tidak sama. Seperti kata
penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan. Kata-kata tersebut
bersinonim, tetapi tidak bisa ditempatkan dalam kalimat yang sama. Contoh dalam
kalimat: “Mahasiswa tingkat akhir harus mengadakan penelitian sebagai tugas akhir studinya”; “Penyelidikan kasus penggelapan uang negara di Kejagung sudah
dimulai”.
Kalimat-kalimat tersebut tidak bisa
ditukar meskipun bermakna sama. Seandainya ditukar, tidak akan sesuai sehingga
membingungkan pendengar atau pembaca. Dari segi kesopanan, kata mati, meniggal, gugur, magkat, wafat, dan pulang ke rahmatullah, dipilih berdasarkan jenis makhluk, tingkat
social, dan waktu. Contoh: Kucing saya mati
setelah makan ikan busuk; Ayahnya meniggal
tadi malam; Pahlawanku gugur di medan
laga; Beliau wafat tahun 1452 H. Frase biasa dipakai dalam pengumuman kematian
yang belum lama kira-kira beberapa menit atau jam yang lalu atau dalam surat
kabar, seperti “Innalilahi wa Inna Ilaihi Roji’un, telah pulang ke rahmatullah kakek Jono..”. Dari segi makna, kata Islam dan muslim sering salah penggunaanya. Contoh: “Setelah menjadi Islam dia rajin bersedekah”
seharusnya “Setelah masuk Islam dia
rajin bersedekah”. Jika kita ingin menggunakan kata “menjadi” kalimat yang
seharusnya adalah “Setelah menjadi muslim
dia sering bersedekah”. Islam adalah
nama agama yang berarti lembaga, sedangkan muslim
adalah orang yang beragama Islam. Kata menjadi
tepat dipasangkan dengan orangnya dan
kata masuk tepat dipasangkan dengan lembaganya
E.
Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi
lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang
sama adalah ejaannya maka disebut Homofon. Ada dua bentuk Homonim :
·
Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki
kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna. Contoh homograf:
1. Apel (buah), Apel (upacara)
Ø Dedi sedang memakan apel
Ø Para TNI sedang mengadakan Apel pagi
2.Bisa(mampu), Bisa( racun ular)
Ø Garuda muda bisa mengaahkan korea selatan
Ø Bisa ular itu sangat mematikan
3.Serang (nama kota), Serang (perang)
Ø Minggu depan saya ingin ke kota Serang.
Ø Pasukan itu di serang oleh
musuhnya.
4.Per(benda), Per(pembagian)
Ø Per sepeda itu bekerja dengan baik.
Ø Mahasiswa harus membayar uang Bpp
per semester.
5.Tahu(makanan), Tahu(mengetahui)
Ø Irsan tidak suka makan tahu.
Ø saya tahu tentang pelajaran ini.
·
Homofon
Homofon
adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda
makna. Contoh homofon:
1.Rok(pakaian),
Rock(aliran music)
Ø Saya sangat suka music rock.
Ø Ayu memakai rok ke kampus.
2.Djarum(merek
rokok), Jarum(alat untuk menjahit)
Ø Ayah menyuruh saya membeli rokok djarum.
Ø Tangan sya berdarah tertusuk jarum.
3.Tank(kendaraan
perang), Tang(alat perkakas)
Ø TNI latihan enggunakan mobil tank.
Ø Saya butuh tang untuk memprbaiki motor.
4.Massa(kerumunan masyarakat), Masa(waktu)
Ø Pencuri itu tewas di keroyok massa.
Ø Saya ingin hidup lebih baik di masa yang akan
datang.
5.Bank(tempat menyimpan uang), Bang(panggilan untuk kakak)
Ø Banyak orang yag menyimpan uangnya di bank.
Ø Bang Toyib masih belum pulang juga.
F. Kata Konkret dan Abstrak
Kata yang acuannyasemakin mudah diserappancaindradisebut kata
konkret ,seperti meja, rumah,
mobil, dan lain-lain. Jikasuatu kata tidakmudah diserappancaindramaka kata itu disebut kata abstrak ,seperti gagasan dan
saran. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak
mampu membedakan secara halus gagasan yang bersifatteknisdankhusus. Akan tetapi jikadihambur-hamburkan dalam suatu karangan, karangan itu dapat menjadi samar dan tidak cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep,
sedangkan kata konkret mempunyai referensi objek yang diamati.
Contoh :
·
Kata abstrak
Ø Kebaikkan seseorang kepada orang lain
merupakan sifat terpuji.
Ø kebenaran pendapat itu begitu meyakinkan
·
Kata konkret
Ø APBN RI mengalami kenaikkan lima belas
persen.
Ø angka kelulusan SMA tingkat sumatera barat mengalami
kenaikan hingga sembilan persen. Membicarakan membahas, mengkaji
G.
Kata Baku dan Non Baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. sebagai sumber utama bahasa baku
adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi,
baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat.
Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan
berdasarkan beberapa ranah (elemen atau unsur yang dibatasi; bidang disiplin)
seperti:
a. Ranah
finologis
Satuan bunyi terkecil yang mampu
menunjukkan kontras makna, adalah fonem karena
membedakan makna kata harus dan arus,
adalah dua fonem yg berbeda karena bara dan para beda
maknanya.
Kata baku yang memiliki kata
non-baku karena :
* penambahan fonem
kata baku kata
non baku
himbau imbau
handal
andal
hutang
utang
* pengurangan fonem
Kata baku kata
non-baku
terap trap
terampil trampil
tetapi tapi
tidak tak
*pengubahan fonem
kata baku kata
non-baku
telur telor
ubah obah
tampak
nampak
b. Ranah
morfologis
Kata baku yang memiliki kata non
baku karena hasil proses morfologis.
* pengurangam fonem
kata baku
kata
non-baku
memfokuskan memokukan
memprotes memrotes
memfitnah memitnah
* pengubahan fonem
Kata baku kata
non-baku
Mengubah merubah
* penggantian afiks
kata baku
kata
non-baku
menangkap nangkap
menatap natap
mengambil ngambil
menahan nahan
* kelebihan fonem
kata baku kata non-baku
beracun berracun
beriak berriak
beribu
berribu
becermin bercermin
b. Ranah leksikon
1 kosakata; 2 kamus yg sederhana; 3 daftar istilah dl suatu bidang
disusun menurut abjad dan dilengkapi dng keterangannya; 4 komponen bahasa yg memuat semua
informasi tt makna dan pemakaian kata dl bahasa; 5 kekayaan kata yg dimiliki suatu bahasa. Kata (frasa) baku
yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat dalam ragam percakapan.
Cotoh pasangan kata
(frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai berikut :
frasa baku
frasa non-baku
tidak
terlalu tidak begitu
belum
masak
belum matang
tidak
mau enggak mau
hanya
nasi
nasi doang
Selain menggunakan kalimat ragam
formal, juga menggunakan ragam percakapan, contoh nya :
frasa baku frasa
non-baku
waktu
lain lain waktu
amat
besar besar amat
amat
mahal mahal amat
pertama
kali kali pertama
Dalam kalimat ragam
formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya
redundan. Artinya,kata-kata yang di gunakan sudah melebihi makna,
contohnya :
frasa baku frasa
non-baku
sangat pedih
amat
sangat pedih, amat pedih
paling
kaya paling
terkaya terkaya
.
H.
Makna Bersinonim
Kata
bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada
dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa.
Dalam
penggunaan kata bersinonim harus memilih kata yang tepat dalam kalimat ragam
formal. Karena meskipun bersinonim pada dasarnya memiliki perbedaan dalam
konteks penggunaannya.
Contoh kata
bersinonim :
§ Cerdas =
cerdik, hebat, pintar
§ Besar =
agung,raya
§ Mati =
wafat, mangkat, meninggal
§ Ilmu =
pengetahuan
§ Penelitian =
penyelidikan
1.
Contoh :
membedakan nuansa-nuansa makna dari
gagasan yang disampaikan dan menemukan kata yang sesuai dengan konteks
pemakaiannya.
Kata pahit
bersinonim dengan kata getir. Ketika ingin menggunakan kedua kata
tersebut kita harus memperhitungkan konteksnya kata pahit dan getir
berterima pada konstruksi pengalaman yang pahit dan pengalaman yang
getir, tetapi tidak berterima pada konstruksi obat itu getir.
2.
Contoh :
kesesuaian pilihan kata yang cocok dengan konteks, seperti situasi pemakaian,
sasaran penulis, dan lain-lain.
Kata Kamu, Anda,dan Saudara, merupakan
kata-kata yang bersinonim, yaitu kata yang digunakan untuk menyebut lawan
bicara, tetapi bukanlah sinonim mutlak. Nilai-nilai social menjadikan ketiga
kata itu memiliki nuansa yang berbeda.
Seperti :
§ Saya sama besar dengan kamu
§ Saya sama besar dengan anda
§ Saya sama besar dengan saudara
Sinonim ini dipergunakan untuk mengalihkan
pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan.
Ø Sinonim mutlak :
Kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan apa pun tanpa
mengubahmakna struktural dan makna leksikal dalam rangkaian kata /frasa /
klausa / kalimat.
Contoh Sinonim mutlak :
kosmetik = alat kecantikan
laris = laku, larap
leksikografi = perkamusan
kucing = meong
Ø Sinonim semirip :
Kata-kata yang dapat bertukar tempatdalam konteks kebahasaan tertentu tanpa
mengubahmakna struktural dan leksikal dalam rangkaian kata / frasa /klausa /
kalimat tersebut saja.
contoh Sinonim semirip :
melatis = menerobos lahiriah = jasmaniah
Ø Sinonim
selingkung :
Kata-kata yang dapat saling menggantidalam satu konteks kebahasaan tertentu
saja secarastruktural dan leksikal.
Contoh Sinonim selingkung :
lemah = lemas
binatang = fauna
bohong = dusta
haus = dahaga
pakaian = baju
bertemu = berjumpa
Cerdas = cerdik
Agung = besar = raya
I.
Penggunaan Kata Secara Tepat
Dalam kalimat ragam formal, kita
perlu menggunakan kata-kata secara tepat dalam hal penggunaan kata depan.
Seperti :
Ø Kata (di) seharusnya digunakan( pada), contoh :
Penggunaan
kata secara tepat penggunaan kata yang
tidak tepat
Pada siang
hari
di siang hari
Pada pagi
hari
di pagi hari
Pada
kita
di kita
Ø Kata (ke) yang seharusnya seharusnya digunakan (kepada), contoh
Penggunaan
kata yang tepat penggunaan kata yang
tidak tepat
Kepada
kami
ke kami
Kepada
kita ke kita
Kepada
ibu
ke ibu
Dalam
penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan secara tepat, yang
sesuai dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat :
1.
Untuk
keterangan tempat digunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.
2.
Untuk
keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum, sesudah, selama,
sepanjang.
3.
Untuk
keterangan alat digunakan kata dengan.
4.
Untuk
keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.
5.
Untuk
keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.
6.
Untuk
keterangan penyerta digunakan kata dengan, bersama, beserta.
7.
Untuk
keterangan perbandinganatau kemiripan digunakan kata seperti, bagaikan,
laksana.
8.
Untuk
keterangan sebab digunakan kata karena, sebab.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kreativitas dalam memilih kata merupakan
kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam
pengolahan kata juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang
indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami
dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu
seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya baik secara
lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan situasi
kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau istilah adalah
kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa diksi mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan
sesuatu di hasil karya tulisannya dengan maksud agar pembaca dapat memahami
maksud dan tujuan penulis.
3.2. Saran
Penulis
mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini
mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada semua
pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan
mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan
dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah
dipahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Heryati, Yeti, Cecep Wahyu, Enung K. Rukianti, Heri
Jauhari.2013. Bahasa Indonesia. Bandung
: BCM Digital Printing.
Matakristal.com
Yandianto. 2001.
Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung : M2Sl. 37
S1288poker Agen Poker Terpercaya No 1 di Indonesia.
ReplyDeleteAyo rasakan bermain Poker Online Uang Asli, dengan kualitas server terbaik di Indonesia, serta tampilan terbaru.
S1288poker, Agen Poker yang akan memberikan jaminan keamanan dalam bermain Poker Online tanpa robot.
Kami akan dengan senantiasa selalu memberikan pelayanan terbaik selama 24 jam setiap harinya. (PIN BBM : 7AC8D76B)