KALIMAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak
mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai
mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata
yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang
dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah
kalimat dasar yang sangat terbatas.
Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari
beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing,
kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja
harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka
makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui tentang pola dasar kalimat bahasa Indonesia.
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
1.3 Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau
perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang
kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki
subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam
wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
tanya(?) dan tanda seru (!).
Berdasarkan cara menyusun subjek predikatnya kalimat
terdiri :
- Kalimat inversi (susun balik)
Kalimat inversi
adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Kalimat ini dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Ciri kalimat
versi kata atau frasa tertentu yang pertama muncul dalam tuturan akan menjadi
kata kunci yang mempengaruhi makna dalam hal menimbulkan kesan tertentu,
dibandingkan dengan bila kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.
Contoh :
ü Memasak, ibu untuk makan siang
P
S
ü Ambilkan buku diatas meja itu !
P
S
ü Sepakat kami untuk belajar bersama
P
S
- Kalimat versi ( pola
S-P-O-K )
Kalimat versi adalah kalimat yang susunannya sesuai dengan
tata bahasa indonesia ( S-P-O-K )
Contoh :
–
Ia bekerja di Jakarta
–
Ia membelikan paman sebungkus
rokok
Berdasarkan kelengkapan unsurnya terbagi menjadi dua
yaitu :
o Kalimat Mayor : kalimat yang sekurang-kurangnya
mengandung dua unsur pusat (inti)
Contoh kalimat mayor :
ü
Kakak membaca.
ü
Ia mengambil buku itu.
o Kalimat Minor : kalimat yang hanya mengandung satu
unsur pusat (inti)
Contoh Kalimat minor:
ü
Pulang !
ü
Sangat mahal.
Berdasarkan ada / tidaknya objek dibagi menjadi dua
yaitu :
o
Kalimat transitif : kalimat
yang memiliki objek
Contoh :
ü
Perampok itu memukul Tohir
dengan balok.
ü
Nita menyapu halaman rumahnya.
o
Kalimat intransitif : kalimat
yang tidak mempunyai objek.
Contoh :
ü
Paman berobat ke Jakarta
ü
Dia mengangguk-angguk saja.
Kalimat Berdasarkan Isinya dibagi menjadi :
o
Kalimat berita: menceritakan
kejadian / keadaan
ü
Herman tidak ikut
berdarmawisata karena tidak punya cukup uang.
o
Kalimat tanya : berisi
pertanyaan
ü
Siapa yang terpilih
menjadi ketua partai itu
ü
Mengapa kamu sampai
terjerumus dalam pemakaian obat terlarang itu ?
o
Kalimat perintah: memberikan
perintah untuk melakukan sesuatu
ü
Pergilah dari sini.
(perintah langsung / kasar)
ü
Tolong, jangan ribut di
ruangan ini ! (perintah halus)
ü
Biarkan dia bermain !
(pembiaran)
ü
Para peserta seminar
dimohon memasuki ruangan ! (permohonan)
ü
Terimakasih untuk tidak
merokok ! ( larangan halus)
ü
Ayolah kita belajar ! (
harapan)
o
Kalimat seru : mengungkapkan
perasaan/ emosi yang kuat
ü
Aduh, saya pusing
memikirkan ulah anak saya !
ü
Wah, kamu sungguh
beruntung !
ü
Bukan main pandainya
kamu mempermainkan perasaan perempuan !
ü
Hai, hari cerah begini
masakan kamu tidur saja di rumah !
Berdasarkan jumlah Klausa dibagi menjadi :
o Kalimat Tunggal
ü
kalimat yang memiliki satu
pola (klausa).
ü
satu subjek, satu predikat,
satu objek, dan keterangan.
o Kalimat Majemuk
ü
terdiri atas satu atau lebih
kalimat tunggal (klausa) yang saling berhubungan baik koordinasi maupun
subordinasi.
Kalimat majemuk adalah kalimat yangmempunyai dua atau lebih klausa.
Terdiri dari:
a) Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri atas dua atau lebih klausa
mandiri yang dihubungkan dengan kata penghubung setara ( dan ; tetapi ; atau ;
melainkan ) atau tanda koma.
Contoh :
Engkau tinggal
di sini atau pergi dengan saya.
S
P K (S)
P
K
Toko itu terbakar dan hanya sebagian
kecil isinya dapat diselamatkan
S
P
S
P
Aku duduk kembali dan pikiranku melayang
ke kampung halamanku.
S
P
S
P
K
b) Kalimat Majemuk
Bertingkat
Kalimat majemuk
bertingkat adalah : kalimat yang terdiri dari atas sebuah klausa
mandiri dan satu atau lebih klausa bawahan (anak
kalimat)
Beberapa kata penghubung kalimat majemuk
bertingkat yang mengawali anak kalimat (Klausa bawahan) :
ü
Karena, sebab : menandai klausa keterangan yang
menandai hubungan sebab.
ü
Ketika, manakala, sebelum, sesudah : klausa keterangan
yang menandai hubungan waktu.
ü
Jika, kalau, bila : klausa keterangan yang menandai
hubungan syarat.
ü
Supaya, agar : klausa keterangan yang menandai
hubungan maksud.
ü
Meskipun, walaupun, biarpun : klausa keterangan
yang menandai hubungan konsesif.
ü
Sehingga, maka : klausa keterangan yang menandai
hubungan akibat.
ü
Bahwa : klausa benda yang mengisyaratkan
hubungan sasaran (objektif).
Contoh kalimat majemuk bertingkat :
Aku duduk di
tanah setelah sampai di tepian danau.
S
P
K (S)
P
K
Struktur : S-P- Ket. Tempat – Keterangan
Waktu
(S) – P – K
Dindingnya berlumut karena gardu itu tidak terawat.
S
P
S P
Struktur : S-P- Keterangan sebab
S - P
Ketika ditanya, orang
itu menjelaskan bahwa pesawat jatuh sekitar
pukul satu siang.
(S)
P
S
P
S
P Ket.
Waktu
Struktur : Keterangan waktu -
S-P- Objek
(S)
P
SPK
2. Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang
baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam
sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK(Subjek,
Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Berikut beberapa unsur kalimat :
1. Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah
kalimat di samping unsurpredikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara
lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai berikut :
a. Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari
jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa
manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Paijo adalah seorang guru
b. Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat
takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah
takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi,atau nama diri lain tidak
disertai kata itu.
Contoh : Buku itu dibeli oleh Tukimin
c. Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda
bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di
samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang
menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
o Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
o Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.
d. Mempunyai Keterangan
Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi
keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini
dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
e. Tidak Didahului
Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu
sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
f. Berupa Nomina atau
Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di
samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai
kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.
2. Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di
samping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan subjek.
a. Jawaban atas
Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang
memberikan informasi atas pertanyaan mengapa
atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai
apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong
(identifikasi). Kata tanya berapa dapatdigunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata
bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
o Gadis itu cantik.
o Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
b. Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu
terutama digunakan jika subjekkalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas
antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
c. Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk
pengingkaran yang diwujudkan oleh katatidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Disamping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupanomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.
d. Dapat Disertai
Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva
dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu
terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yangsubjeknya berupa nomina
bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan
sikappembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
e. Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
o Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
o Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa
numeralia (bilangan).
3. Objek (O)
Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan
erat dengan predikat. Unsur kalimat inibersifat wajib dalam susunan kalimat
aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsurutama,
subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan
berawalan beratauter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek
kebanyakanberawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut.
a. Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat,
tidak pernah mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
b. Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat
menjadi subjek dalam kalimat pasif.Perubahan dari aktif ke pasif ditandai
dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadisubjek dalam kalimat
pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
c. Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang
predikat tidak didahului preposisi. Dengan katalain, di antara predikat dan
objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
d. Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini
dapat menjadi
unsur objek dalam kalimat transitif.
4. Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat
wajib ada karena melengkapi maknaverba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur
kalimat ini :
o Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
o Menempati posisi di belakang predikat.
o Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap
tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif.Jika terdapat objek dan pelengkap
dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif,bukan
pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap.
a. Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek
langsung di belakang predikat, sedangkanpelengkap masih dapat disisipi unsur
lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut :
ü
Diah mengirimi saya buku baru.
ü
Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap
dan tidak mendahului predikat.
b. Tidak Didahului
Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.
5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut
keterangan.Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih
lanjut tentang suatuyang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi
tentang tempat, waktu, cara, sebab, dantujuan. Keterangan ini dapat berupa
kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandaioleh
preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keteranganyang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung,
seperti ketika, karena, meskipun, supaya,jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
a. Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap,
keterangan merupakan unsur tambahanyang kehadirannya dalam struktur dasar
kebanyakan tidak bersifat wajib.
b. Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat
yang memiliki kebebasan tempat.Keterangan dapat menempati posisi di awal atau
akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
Contoh :
ü
Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
ü
Mereka memperhatikan materi dengan seksama.
ü
Terdapat Beberapa Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
F Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak
kalimat. Keterangan yang berupa kataadalah kata-kata yang menyatakan waktu,
seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang,dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang
menyatakanwaktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yangberupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang
menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah,sebelum,
saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
F Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat
yang ditandai oleh preposisi,seperti di,
pada, dan dalam.
F Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat
yang menyatakan cara. Keterangancara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang diikuti verba
(kata kerja).Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh
kata dengan dan dalam.
F Keterangan Alat
Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara
ditandai oleh kata dengan yang diikutinomina (kata benda).
F Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat.
Keterangan sebab yang berupa frasaditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh
nomina atau frasa nomina. Keterangansebab yang berupa anak kalimat ditandai
oleh konjungtor karena atau lantaran.
F Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat.
Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandaioleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan
tujuan yang berupa anak kalimat ditandai olehkonjungtor supaya, agar, atau untuk.
F Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina,
misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis,keterangan ini diapit tanda koma,
tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
F Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek
ataupun objek), tetapi berbedadari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat
menggantikan unsur yang diterangkan,sedangkan keterangan tambahan tidak dapat
menggantikan unsur yang diterangkan.Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima,
mendapat beasiswa.Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat
menggantikan unsur yang diterangkan yaitukata Marshanda.
F Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina,
misalnya, subjek, predikat, objek,keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan
tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatastidak dapat ditiadakan. Contoh:
Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapatbeasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat
beasiswa, melainkanhanya mahasiswa yang
mempunyai IP tiga lebih.
v
Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat
dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yangsangat terbatas. Dengan
perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola
kalimatdasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut
kita kembangkan, yangpengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada
kaidah yang berlaku.Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kalimat dasar ialah kalimat yangberisi informasi pokok dalam struktrur
inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupapenambahan unsur
seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat,
objek, ataupunpelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe
sebagai berikut.
a. Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan
predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda,
kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
ü
Mereka / sedang berenang.
S
P
(kata kerja)
ü Ayahnya / guru SMA.
S
P
(kata benda)
ü Gambar itu / bagus.
S P
(kata sifat)
ü Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S
P
(kata bilangan)
b. Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasanominal, predikat berupa
verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya : Mereka / sedang
menyusun / karangan ilmiah.
S
P
O
c. Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina ataufrasa nominal, predikat
berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina
atauadjektiva.
Misalnya: Anaknya
/ beternak / ayam.
S
P
Pel.
d. Kalimat Dasar Berpola
S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupanomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,dan
pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya: Dia
/ mengirimi / saya / surat.
S P
O
Pel.
e. Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan harus memiliki unsur keterangankarena diperlukan oleh predikat.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verbaintransitif, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Mereka / berasal /
dari Surabaya.
S P
K
f. Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, dan keterangan. subjek berupanomina atau frasa nomina,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,dan
keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Kami / memasukkan /
pakaian / ke dalam lemari.
S
P
O
K
g. Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupanomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nominaatau
adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya : Ungu / bermain /
musik / di atas panggung.
S P
Pel.
K
h. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasanominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa
frasa berpreposisi.
Misalnya : Dia / mengirimi /
ibunya / uang / setiap bulan.
S P
O
Pel.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi
pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.Perubahan itu dapat
berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun
keterangansubjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A.C. (2002) Pokoknya
Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan
Penelitian
Kualitatif. Bandung: Dunia Pustaka Jaya
Iswara, P.D. (2000) Variasi Pola
Kalimat dan Keterbacaannya. Tesis pada Program
Pascasarjana UPI Bandung.
Santoso,Azis.(2008) Penelitian Pola Kalimat Bahasa Indonesia.www.google.com.(2011)
No comments:
Post a Comment