Search This Blog

Friday, 7 April 2017

MAKALAH TENTANG KALIMAT


KALIMAT



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat. Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas.

Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.

1.2  Tujuan Penulisan
1.2.1    Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui tentang pola dasar kalimat bahasa Indonesia.
1.2.2   Tujuan Khusus
           Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

1.3 Sistematika Penulisan
           Sistematika penulisan makalah ini disusun sebagai berikut 





BAB II
PEMBAHASAN

1.       Pengertian
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya(?) dan tanda seru (!).

*      Berdasarkan cara menyusun subjek predikatnya kalimat terdiri :
  •  Kalimat inversi (susun balik)
Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Kalimat ini dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Ciri kalimat versi kata atau frasa tertentu yang pertama muncul dalam tuturan akan menjadi kata kunci yang mempengaruhi makna dalam hal menimbulkan kesan tertentu, dibandingkan dengan bila kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.
Contoh :
ü  Memasak, ibu untuk makan siang
                  P           S
ü   Ambilkan buku diatas meja itu !
         P                         S
ü   Sepakat kami untuk belajar bersama
                  P          S               

  • Kalimat versi ( pola S-P-O-K )
Kalimat   versi   adalah   kalimat   yang   susunannya   sesuai   dengan  tata   bahasa indonesia ( S-P-O-K )
Contoh :
        Ia bekerja di Jakarta
        Ia membelikan paman sebungkus rokok
*      Berdasarkan kelengkapan unsurnya terbagi menjadi dua yaitu :
o   Kalimat Mayor : kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti)
     Contoh kalimat mayor :
ü  Kakak membaca.
ü  Ia mengambil buku itu.

o   Kalimat Minor : kalimat yang hanya mengandung satu unsur pusat (inti)
     Contoh Kalimat minor:
ü  Pulang !
ü  Sangat mahal.

*      Berdasarkan ada / tidaknya objek dibagi menjadi dua yaitu :
o   Kalimat transitif : kalimat yang memiliki objek
     Contoh :         
ü  Perampok itu memukul Tohir dengan balok.
ü  Nita menyapu halaman rumahnya.
o   Kalimat intransitif : kalimat yang tidak mempunyai objek.
     Contoh :
ü  Paman berobat ke Jakarta
ü  Dia mengangguk-angguk saja.

*      Kalimat Berdasarkan  Isinya dibagi menjadi :
o   Kalimat berita: menceritakan kejadian / keadaan
ü  Herman tidak ikut berdarmawisata karena tidak punya cukup uang.
o   Kalimat tanya : berisi pertanyaan
ü   Siapa yang terpilih menjadi ketua partai itu
ü   Mengapa kamu sampai terjerumus dalam pemakaian obat terlarang itu ?
o   Kalimat perintah: memberikan perintah untuk melakukan sesuatu
ü   Pergilah dari sini. (perintah langsung / kasar)
ü   Tolong, jangan ribut di ruangan ini ! (perintah halus)
ü   Biarkan dia bermain ! (pembiaran)
ü   Para peserta seminar dimohon memasuki ruangan ! (permohonan)
ü   Terimakasih untuk tidak merokok ! ( larangan halus)
ü  Ayolah kita belajar ! ( harapan)
o   Kalimat seru : mengungkapkan perasaan/ emosi yang kuat
ü   Aduh, saya pusing memikirkan ulah anak saya !
ü   Wah, kamu sungguh beruntung !
ü   Bukan main pandainya kamu mempermainkan perasaan perempuan !
ü   Hai, hari cerah begini masakan kamu tidur saja di rumah !

*      Berdasarkan jumlah Klausa dibagi menjadi :
o   Kalimat Tunggal
ü  kalimat yang memiliki satu pola (klausa).
ü  satu subjek, satu predikat, satu objek, dan keterangan.
o   Kalimat Majemuk
ü  terdiri atas satu atau lebih kalimat tunggal (klausa) yang saling berhubungan baik koordinasi maupun subordinasi.    
Kalimat majemuk adalah kalimat yangmempunyai dua atau lebih klausa.  Terdiri dari:
a)    Kalimat Majemuk Setara (KMS)
         Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri atas dua atau lebih klausa mandiri yang dihubungkan dengan kata penghubung setara ( dan ; tetapi ; atau ; melainkan ) atau tanda koma.
    Contoh :
    Engkau tinggal di sini atau pergi dengan saya.
         S          P         K     (S)     P             K
    Toko itu terbakar dan hanya sebagian kecil isinya  dapat diselamatkan 
         S            P                               S                                      P
    Aku duduk kembali dan pikiranku melayang  ke kampung halamanku.
      S              P                           S              P                         K
b)   Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah : kalimat yang terdiri dari atas sebuah klausa     mandiri dan satu atau lebih klausa bawahan (anak kalimat)
Beberapa kata penghubung kalimat majemuk bertingkat yang mengawali anak kalimat (Klausa bawahan) :
ü  Karena, sebab : menandai klausa keterangan yang menandai hubungan sebab.
ü  Ketika, manakala, sebelum, sesudah : klausa keterangan yang menandai hubungan waktu.
ü  Jika, kalau, bila : klausa keterangan yang menandai hubungan syarat.
ü  Supaya, agar : klausa keterangan yang menandai hubungan maksud.
ü  Meskipun, walaupun, biarpun : klausa keterangan yang menandai hubungan konsesif.
ü  Sehingga, maka : klausa keterangan yang menandai hubungan akibat.
ü  Bahwa : klausa benda yang mengisyaratkan hubungan sasaran (objektif).
Contoh kalimat majemuk bertingkat :
Aku duduk di tanah setelah sampai di tepian danau.
  S        P          K         (S)         P              K
Struktur : S-P- Ket. Tempat – Keterangan Waktu
                                                             (S) – P – K 
Dindingnya berlumut karena gardu itu tidak terawat.
         S              P                            S               P
Struktur : S-P- Keterangan sebab
                                           S - P
Ketika ditanya,  orang itu menjelaskan bahwa  pesawat jatuh sekitar pukul satu siang.
   (S)         P             S                 P                           S         P             Ket. Waktu   
Struktur : Keterangan waktu - S-P- Objek
                            (S) P                       SPK

2.     Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK(Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Berikut beberapa unsur kalimat :

1.      Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsurpredikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai berikut :
a.    Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Paijo adalah seorang guru
b.      Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi,atau nama diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh : Buku itu dibeli oleh Tukimin
c.         Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
o Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
o Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.
d.      Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
e.       Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
f.       Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.

2.      Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut :
a.       Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapatdigunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
o Gadis itu cantik.
o Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
b.        Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjekkalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
c.         Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh katatidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Disamping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupanomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.
d.        Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yangsubjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikappembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
e.         Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
o Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
o Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).

3.        Objek (O)
Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat inibersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsurutama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan beratauter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakanberawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut.
a.    Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
b.    Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadisubjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
c.    Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan katalain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
d.   Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi
unsur objek dalam kalimat transitif.

4.        Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi maknaverba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
o Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
o Menempati posisi di belakang predikat.
o Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif.Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif,bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap.
a.       Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkanpelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut :
ü  Diah mengirimi saya buku baru.
ü  Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
b.      Tidak Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.

5.        Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatuyang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dantujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandaioleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keteranganyang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya,jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
a.       Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahanyang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
b.      Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat.Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
Contoh :
ü  Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
ü  Mereka memperhatikan materi dengan seksama.
ü  Terdapat Beberapa Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
F Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kataadalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang,dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakanwaktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yangberupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah,sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
F Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi,seperti di, pada, dan dalam.
F Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangancara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang diikuti verba (kata kerja).Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
F Keterangan Alat
Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang diikutinomina (kata benda).
F Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasaditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangansebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
F Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandaioleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai olehkonjungtor supaya, agar, atau untuk.
F Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis,keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
F Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbedadari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan,sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitukata Marshanda.
F Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek,keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatastidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapatbeasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkanhanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
v  Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yangsangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimatdasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yangpengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yangberisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupapenambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupunpelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
a.         Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
ü  Mereka / sedang berenang.
      S                 P (kata kerja)
ü  Ayahnya / guru SMA.
      S               P (kata benda)
ü  Gambar itu / bagus.
          S             P (kata sifat)
ü  Peserta penataran ini / empat puluh orang.
                         S                                  P (kata bilangan)
b.         Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasanominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya : Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
                      S                      P                            O
c.         Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina ataufrasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atauadjektiva.
Misalnya:    Anaknya / beternak / ayam.
                          S               P           Pel.
d.        Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupanomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:    Dia / mengirimi / saya / surat.
                      S            P            O        Pel.
e.         Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangankarena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verbaintransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:  Mereka / berasal / dari Surabaya.
                       S             P                  K
f.          Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupanomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:   Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
                      S                P                  O                    K
g.         Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupanomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nominaatau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya :   Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
                       S            P             Pel.              K
h.         Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasanominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya :  Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
                     S           P               O         Pel.           





BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangansubjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.





DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.C. (2002) Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan
Penelitian Kualitatif. Bandung: Dunia Pustaka Jaya
Iswara, P.D. (2000) Variasi Pola Kalimat dan Keterbacaannya. Tesis pada Program
Pascasarjana UPI Bandung.

Santoso,Azis.(2008) Penelitian Pola Kalimat Bahasa Indonesia.www.google.com.(2011)


No comments:

Post a Comment