DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
1.2 Perumusan masalah
1.3 Tujuan
penulisan
1.4 Manfaat penulisan
BAB
II GAYA BAHASA
2.1
Pengertian Gaya Bahasa
2.2 Unsur-Unsur
2.2.1 Tema
2.2.2 Tokoh
2.2.3 Latar
2.
3 Jenis-Jenis Gaya Bahasa
2.4 Ciri-Ciri
BAB
III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada allah SWT.
Atas rahmat dan kesehatan yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat
membuat makalah dengan judul “gaya bahasa”. Solawat beserta salam semoga
tercurah kepada junjungan kita baginda nabi muhammad SAW.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik disegi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca dan masyarakat mengetahuinya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Gaya atau khususnya Gaya Bahasa dikenal dalam retorika dengan
istilah style, kata style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam alat
untuk menulis pada lempengan lililn. Dalam keahlian menggunakan alat ini dapat
mempengaruhhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan lilin tersebut sehingga
penekanan dititik beratkan pada keahlian penulisan indah , sehingga style
berubah menjadi kemanpuan dan keahlian untuk menulis atau mempengaruhi kata-kata
secara indah.
Karena perkembangan itu, Gaya Bahasa atau style menjadi
masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok
tiidaknya pemakaian kata, frasa, atau klausa terstentu untuk menghadapi situasi
tertentu. Dengan demikian, persoalan Gaya Bahasa meliputi semua hirarki
kebahasaan, misalnya pilihan kata secara individual, frasa, klausa, kalimat
yang mencakup sebuah wacana secara luas.
Dengan begitu penyelidikan Gaya Bahasa dapat mencakup tentang
masalah perulangan bunyi, inversi atau pembalikan susunan kata dan kalimat yang
mempunyai fungsi estetis.
1.2 Permasalahan
a.
Bagaimana pengertian
gaya bahasa ?
b.
Bagaimana pembagian
gaya bahasa ?
c.
Bagaimana nalisa lagu
berdasarkan gaya bahasa ?
1.3 Tujuan Penulisan
a.
Untuk mengetahui
pengertian gaya bahasa
b.
Untuk mengetahui
pembagian gaya bahasa
c.
Untuk mengetahui
hasil analisa lagu “Untuk Kita Renungkan” berdasarkan gaya bahasa
1.4 Manfaat Penulisan
a. Secara teoritis : Dapat mengetahui secara teori
mengenai arti dan pembagian gaya bahasa.
b. Secara praktis : Dapat mengaplikasikan dan menilai
suatu karya seperti sebuah lagu berdasarkan gaya bahasa.
BAB II
GAYA BAHASA
2.1 Pengertian
Majas atau gaya bahasa adalah
pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh
efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan
cara khas dalam menyampaikan pikiran
dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Majas adalah cara
menampilkan diri dalam bahasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan
perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan kata lain, gaya bahasa atau
majas adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk
tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan
kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya.
Sedangkan menurut Prof.Dr.H.G.Tarigan bahwa majas adalah cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis.
2.2 Unsur-Unsur Gaya Bahasa
2.2.1 Tema
Menurut Fananie (2001:84), tema adalah ide, gagasan,
pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Karena
sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan
dalam karya sastra bisa sangat beragam. Menurut Sugihastuti dan Suharto
(2005:45), tema adalah makna sebuah cerita yang secara khusus menerangkan
sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema menjadi salah satu
unsur cerita rekaan yang memberikan kekuatan dan sekaligus sebagai unsur
pemersatu semua fakta dan sarana cerita yang mengungkapkan permasalahan kehidupan.
Tema dapat dirasakan pada semua fakta dan sarana cerita di sebuah novel. Tema
tidak dapat dipisahkan dari permasalahan kehidupan yang direkam oleh karya
sastra. Akan tetapi, tema tidak sama dengan masalah. Masalah adalah persoalan
kehidupan yang harus dipecahkan, sedangkan tema adalah sikap atau pandangan
hidup orang terhadap masalah tersebut (Sugihastuti dan Suharto, 2005:46). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide, gagasan, dan makna yang terkandung
dalam sebuah cerita.
2.2.2 Tokoh
Penokohan
dan perwatakan ini merupakan salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah
fiksi sangat penting dan bahkan menentukan, karena tidak mungkin ada suatu
karya sastra tanpa adanya tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang
bergerak yang akhirnya membentuk alur cerita (Semi, 1984:28). Sedangkan menurut
Nurgiyantoro (2010: 165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas
tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. dilakukan dalam
tindakan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa penokohan adalah gambaran bagaimana watak seseorang dalam
menampilkan cerita dan perubahan yang terjadi pada diri seseorang sehingga
cerita lebih jelas.
2.2.3
Latar
Latar
merupakan unsur yang sangat penting pada penentuan nilai estetik karya sastra.
Latar sering disebut sebagai atmosfer karya sastra (novel) yang turut mendukung
masalah, tema, alur, dan penokohan. Oleh karena itu, latar merupakan salah satu
fakta cerita yang harus diperhatikan, dianalisis, dan dinilai. Semi (1984:46),
menyatakan bahwa latar atau landas tumpu (setting) cerita adalah lingkungan
tempat peristiwa terjadi. Termasuk di dalam latar ini adalah tempat atau ruang
yang dapat diamati, seperti di kampus, di sebuah kapal yang berlayar ke Hongkong,
di kafetaria, di sebuah puskesmas, di dalam penjara, di Paris, dan sebagainya.
Termasuk di dalam unsur latar atau landas tumpu ini adalah waktu, hari, tahun,
musim, atau periode sejarah, misalnya di zaman perang kemerdekaan, di saat
upacara sekaten, dan sebagainya. Cerita fiksi tidak hanya membutuhkan latar
tempat dan waktu, tetapi juga di masyarakat tempat cerita itu diangkat.
2.3 Jenis-Jenis Gaya Bahasa
1. Majas/Gaya Bahasa Perbandingan
Majas perbandingan
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias untuk membandingkan dan
meningkatkan kesan dari suatu kalimat terhadap pembaca atau pendengar. Majas
perbandingan sendiri mempunyai 4 macam, yang dibagi berdasar cara mengambil
perbandingannya, yaitu:
A. Majas Perumpamaan atau Asosiasi
Yaitu majas yang
menggunakan gaya bahasa membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda tapi
sengaja dianggap sama. Majas ini sering menggunakan kata seumpama, seperti,
bagai, bagaikan, dan laksana.
Contohnya sebagai berikut:
- Bagai mencari semut dalam jerami.
- Wajah Aisyah sendu laksana rembulan malam.
- Semangat Ubay membara bagaikan api.
- Mukamu indah seperti mentari.
B. Majas Metafora
Majas
metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu secara langsung tanpa
kata penghubung. Sederhananya metafora adalah membandingkan
dua hal secara langsung sehingga memiliki makna baru.
Contohnya:
- Ghilad menjadi Anak Emas
Juragan Ahkong.
- Varid adalah buah hati Vatih.
- Denada adalah Kembang Desa Ngadirejo.
- Sejak kapan Kholis menjadi Bintang Dunia?
- Pesantren Sintesa adalah Gudang Ilmu Internet
Marketing.
C. Majas Personifikasi
Personifikasi
adalah gaya bahasa yang membandingkan benda-benda tak bernyawa dan membuatnya
seolah-olah memiliki sifat hidup, dan dapat berbuat layaknya makhluk hidup.
Contoh:
- Peluru mengoyak tubuh Andi.
- Badai menerjang Jakarta.
- Peluit panjang wasit menjerit menandai
berakhirnya pertandingan futsal Sintesa vs Hidayatullah.
- Kabut tebal menyelimuti pemukiman di sebagian
besar desa Magetan.
D. Majas Alegori
Majas
alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan perbandingan antara satu hal yang
bertautan dengan hal lain.
Contoh:
- Suami adalah nahkoda, istri
adalah juru mudi dalam sebuah bahtera rumah tangga.
- Majas alegori juga sering berbentuk cerita yang
mengandung pesan-pesan moral.
Contoh lainnya dalam bentuk yang lebih panjang;
Perjalanan hidup seseorang tak dapat ditebak, bak air
dalam sungai yang kadang menyusuri tebing-tebing, kadang-kadang menabrak
bebatuan, sesekali bermuara dalam indahnya hilir, tak jarang pula berakhir
diperairan dangkal.
2.4 Ciri-ciri
Gaya Bahasa
Keraf (2010:113–115) mengungkapkan bahwa
sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut: kejujuran,
sopan-santun, dan menarik. Ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kejujuran
Kejujuran dalam bahasa berarti kita mengikuti
aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Pemakaian
kata yang kabur dan tak terarah, serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit,
adalah jalan untuk mengundang ketidakjujuran. Pembicara atau penulis tidak menyampaikan
isi pikirannya secara terus terang; ia seolah-olah menyembunyikan pikirannya
itu di balik rangkaian kata-kata yang kabur dan jaringan kalimat yang
berbelit-belit tak menentu. Bahasa adalah alat untuk kita bertemu dan bergaul.
Sebab itu, ia harus digunakan pula secara tepat dengan memperhatikan sendi
kejujuran.
2) Sopan-santun
Yang dimaksud dengan sopan-santun adalah
memberi penghargaan atau menghormati penghargaan atau menghormati orang yang
diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa hormat dalam gaya bahasa
dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan.
Menyampaikan sesuatu secara jelas berarti
tidak membuat pembaca atau pendengar memeras keringat untuk mencari tahu apa
yang ditulis atau dikatakan. Kejelasan dengan demikian akan diukur dalam
beberapa butir kaidah berikut, yaitu:
1)
kejelasan
dalam struktur gramatikal kata dan kalimat;
2)
kejelasan
dalam korespodensi dengan fakta yang diungkapkan melalui kata-kata atau kalimat
tadi;
3)
kejelasan
dalam pengurutan ide secara logis;
4)
kejelasan
dalam penggunaan kiasan dan perbandingan.
Kesingkatan dapat dicapai melalui usaha unutk
mempergunakan kata-kata secara efisien, meniadakan penggunaan dua kata atau
lebih yang bersinonim secara longgar, menghindari tautologi; atau mengadakan
repetisi yang tidak perlu.
3) Menarik
Gaya bahasa yang menarik dapat diukur melalui
bebrapa komponen berikut: variasi, humor yang sehat, pengertian yang baik,
tenaga hidup (vitalitas), dan penuh daya khayal (imajinasi).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
analisis yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa, Majas atau gaya bahasa
adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh
efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan
cara khas dalam menyampaikan pikiran dan
perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Dalam
proses berbahasa, baik itu dalam penggunaan komunikasi lisan maupun tulisan,
adanya hal yang disebut dengan gaya bahasa, gaya bahasa dapat kita gunakan
untuk memperindah kata atau komunikasi kita dengan orang lain.
3.2 Saran
Demikian
Makalah yang kami buat ini, kami menyadari akan banyaknya kekurangan dan
keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sebagai motivasi bagi kami dari para pembaca mengenai makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://danririsbastind.wordpress.com/tag/jenis-gaya-bahasa/
Keraf,
Gorys.2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Prof.
Dr. Nyoman Kutha Ratna. 2009. Stilistika : Kajian Puitika Bahasa,
Sastra, dan Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Water Hack Burns 2lb of Fat OVERNIGHT
ReplyDeleteAt least 160k women and men are hacking their diet with a simple and SECRET "liquid hack" to drop 2lbs each and every night in their sleep.
It is very easy and works on anybody.
This is how you can do it yourself:
1) Get a drinking glass and fill it up half the way
2) And now use this weight losing hack
and you'll be 2lbs thinner in the morning!
Your work is appreciated—thanks for the valuable content! Also check the Is a Hall Pass Healthy for a Marriage?
ReplyDelete