Kata Pengantar
Puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan
ilmu pengetahuan. Ringkasan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mahasiswa
dalam pemahaman tentang proses dari “Gangguan Metabolisme”. Kami sepenuhnya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam menyusun makalah
ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak atas ide dan saranya, serta menilai dan memeriksa makalah ini. Akhirnya,
semoga makalah ini mendapatkan keridhaan dari Allah SWT dan dapat memberikan
manfaat bagi kami sendiri dan kepada semua pembaca.
Pasir pengaraian, 2017
ERWIN NOGORI
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kelainan metabolisme seringkali
disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu
yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolisme. Sedangkan
metabolisme sendiri adalah proses penting yang terjadi pada tubuh manusia,
sebagai proses pengolahan baik pembentukan dan penguraian zat -zat yang
diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kelainan metabolik
seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim
tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolism.
Kelainan metabolisme dibedakan
menjadi beberapa macam berdasarkan zat yang mengalami kegagalan dalam metabolisme
diantaranya kelainan metabolisme lemak, protein, karbohidrat, piruvat dan asam
amino.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari kelainan metabolisme ini membahas tentang :
1. Apa definisi dari kelainan metabolisme ?
2. Apa saja klasifikasi
kelainan metabolisme ?
3. Apa salah satu contoh kelainan
metabolisme ?
4. Bagaimana cara pencegahannya ?
5. Bagaimana diskripsi tentang Diabetes Mellitus ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari kelainan metabolisme
2. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi kelainan metabolisme itu.
3. Dapat mengetahui salah satu contoh
kelainan metabolisme.
4. Dapat mengetahui bagaimana cara pencegahannya
5. Dapat menegetahui diskripsi tentang Diabetes Mellitus
BAB 2
Pembahasan
A. Pengertian Kelainan Metabolik
Metabolisme adalah pertukaran
zat antara suatu sel atau suatu organisme secara keseluruhan dengan zat antara
suatu sel atau organisme secara keseluruhan dengan
lingkungannya. Metabolisme juga merupakan proses penting yang terjadi pada
tubuh manusia, sebagai proses pengolahan baik pembentukan dan penguraian zat
-zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan
baik.
Kelainan
metabolik seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan
hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu proses
metabolisme.
B. Klasifikasi Kelainan Metabolik
Adapun klasifikasi kelainan metabolik dibagi atas beberapa macam
yaitu kelainan metabolik karbohidrat, kelainan metabolik protein, kelainan
metabolik lemak,
1. Kelainan Metabolik Karbohidrat
Karbhidrat adalah gula, diantaranya adalah glukosa, sukrsa dan fruktosa.Fungsi
utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Sebagian karbohidrat di
dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi
segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan
sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi
di dalam jaringan lemak. Beberapa gula (misalnya sukrosa) harus diproses oleh
enzim di dalam tubuh sebelum bisa digunakan sebagai sumber energi. Jika enzim
yang diperlukan tidak ada, maka gula akan tertimbun dan menimbulkan masalah
kesehatan.
a. Galaktosemia
Galaktosemia
(kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanya disebabkan oleh kekurangan
enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Kelainan ini merupakan
kelainan bawaan.
Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. Pada awalnya mereka tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, nafsu makannya akan berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhannya yang normal terhenti.
Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan dalam tubuh.
Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. Pada awalnya mereka tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, nafsu makannya akan berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhannya yang normal terhenti.
Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan dalam tubuh.
b. Glikogenosis
Glikogenosis
(Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit keturunan yang
disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk
mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk
digunakan sebagai energi). Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah
glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati.
Gejalanya
timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau hasil pemecahan glikogen
atau akibat dari ketidakmampuan untuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh
tubuh.
Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa yang tidak ditemukan.
Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa yang tidak ditemukan.
c. Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi
Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat
menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari
fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan
menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi.
Mencerna
fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan menjadi fruktosa, kedua
jenis gula ini terkandung dalam gula meja) dalam jumlah yang lebih, bisa
menyebabkan :
1) Hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai
keringat dingin
2) Tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
3) Linglung
4) Mual
5) Muntah
6) Nyeri Perut
7) Kejang (Kadang-kadang)
8) Koma.
Jika
penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa terjadi kerusakan ginjal dan hati
serta kemunduran mental.
d. Fruktosuria
Fruktosuria
merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimana fruktosa dibuang ke dalam
air kemih. Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzimfruktokinase yang
sifatnya diturunkan. 1 dari 130.000 penduduk menderita
fruktosuria. Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa
yang tinggi di dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis
dengan diabetes mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
e. Pentosuria
Pentosuria
adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan ditemukannya
gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim yang
diperlukan untuk mengolah xylulosa. Pentosuria hampir selalu hanya ditemukan
pada orang Yahudi. Pentosuria tidak menimbulkan masalah kesehatan, tetapi
adanya xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan
diabetes mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
f. Diabetes Mellitus (Hiperglykemia)
Gejala klinis penyakit :
1) Hiperglikemia
2) Glikosuria
3) Dapat diikuti gangguan sekunder metabolisme protein dan lemak
4) Dapat berakhir dengan kematian
5) Insiden terbanyak pada usia 50 – 60 thn
6) Penyakit ini diturunkan secara autosomal resesif
Etiologi:
1) Berhubungan dengan kelainan hormonal
2) Insulin
3) Growth hormone
4) Hormon steroid
Keadaan
diabetes timbul akibat ketidakseimbangan dalam interaksi pankreas, hipofisis
dan adreanalin.
a. Pankreas
Pankreas
mempunyai pulau Langerhans yang mana didalamnya ada sel beta dan sel alpha. Sel
beta berfungsi menghasilkan hormon insulin sedangkan sel alpha menghasilkan
hormon glukgon. Efek anti insulin berfungsi sebagai faktor hiperglikemik dan
glikogenolitik meningkatkan kadar gula darah. Ada dua cara kerja insulin dalam
pankreas, yaitu :
1) Teori 1 (Teori Levine)
Insulin
mentransfer glukosa melalui membran sel otot serat lintang, tetapi tidak
menggangu perpindahan glukosa melalui sel membran hati.
2) Teori 2
Insulin
diperlukan untuk fosforilasi glukosa dalam sel menghasilkan glukosa 6
posfatase. Untuk pengikatan ini dibutuhkan enzim hexokinase yang dihasilkan
oleh sel hati. Kelenjar hipofisis menghasilkan zat inhibitor hexokinase.
Insulin merupakan zat antagonis terhadap hexokinase.
b. Kelenjar hipofisis
Adanya Growth hormon dan hormon
ACTH. Efeknya dapat menghambat enzim hexoki nase. Bila kelenjar
hipofisis hiperaktif akan menyebabkan terjadi diabetes.
c. Kelenjar Adrenal
Glukoneogenesis
yaitu perubahan bentuk protein menjadi karbohidrat. Karena pengaruh hormon
steroid yang dihasilkan oleh kortex adrenal. Bila berlangsung terus menerus
maka akan menekan sel beta pankreas sehingga menimbulkan difesiensi insulin
permanen. Aktivitas adrenal bergantung kepada kelenjar hipofisis anterior
2. Kelainan Metabolik Lemak
a. Kelebihan lemak (Obesitas)
Terjadi kalori didapat lebih dari kalori yg dimetabolisme
(hipometabolisme). Kalori yg dibutuhkan menurun, sehingga berat badan naik,
meskipun diberi makan tidak berlebihan. Lemak ditimbun pada jaringan subkutis,
jaringan retroperitoneum, peritoneum, omentum, pericardium, pankreas. Obesitas
akan memperberat hipertensi, diabetes, penyakit jantung.
b. Hiperlipemia
Jumlah lipid darah total dan
kholesterol meningkat
Terdapat pada :
Terdapat pada :
1) Diabetes melitus tidak diobati
2) Hipotiroidisme
3) Nefrosis lupoid
4) Penyakit hati
5) Sirhrosis biliaris
6) Xantomatosa
Penimbunan
lemak terjadi di dinding pembuluh darah dan itu dinamakan dengan
arteriosklerosis.
c. Defisiensi lemak terjadi pada :
1) Kelaparan (starvation)
2) Gangguan penyerapan (malabsorption)
: penyakit celiac, sprue, penyakit Whipple. Tubuh terpaksa mengambil kalori
dari simpanannya karena intake kurang. Yang mula-mula dimobilisasi oleh karbohidrat
dan lemak, dan hanya pada keadaan gizi buruk akhirnya protein diambil dari
jaringan. Pada penyakit Whipple selain difisiensi lemak, juga difisensi
protein, karbohidrat dan vitamin.
3. Gangguan Metabolik Protein
Protein tersusun atas sejumlah asam
amino yang membentuk suatu untaian (polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu,
protein juga memiliki gugus amina (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH).
Asam amino dapat dibedakan menjadi:
a. Peptida jika terdiri atas untaian
pendek asam amino (2 - 10 asam amino).
b. Polipeptida jika terdiri atas 10 -
100 asam amino.
c. Protein jika terdiri atas untaian
panjang lebih dari 100 asam amino.
Metabolisme protein merupakan
metabolisme dari asam amino itu sendiri. Kira-kira 75% asam amino digunakan
untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita
makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini
merupakan proses kontinu. karena protein di dalam tubuh secara terus menerus
diganti.
Beberapa jenis protein antara lain:
Beberapa jenis protein antara lain:
a. Glikoprotein yaitu protein yang
mengandung karbohidrat.
b. Lipoprotein yaitu protein yang
mengandung lipid.
Asam amino selanjutnya digunakan
untuk sintesis protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
(protein nabati), dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi
tubuh antara lain:
a. Membangun sel-sel yang rusak.
b. Membentuk zat-zat pengatur seperti
enzim dan hormon.
c. Membentuk zat inti energi (1 gram
energi kira-kira akan menghasilkan 4,1 kalori).
Gangguan metabolism protein terjadi pada:
a. Kreatin dan kreatinin
Kreatin disintesis di hati dari asam
amino methionin, glisin, dan arginin. Di otot skelet, kreatin mengalami
posforilasi menjadi posfokreatin yang merupakan sumber energi penting di otot
skelet. ATP yang berasal dari proses glikolisis dan posforilasi oksidatif. ATP
bereaksi dengan kreatin membentuk ADP dan sejumlah besar posfokreatin.
Kreatinin dalam urin berasal dari pemecahan posfokreatin.
Kreatinuria secara normal dapat
terjadi pada anak-anak, wanita selama mengandung dan setelah melahirkan. Pada
laki-laki sangat jarang terjadi kecuali pada kondisi kerja yang berlebihan.
Kreatinuria pada laki-laki biasanya terjadi akibat kelaparan, tirotoksikosis,
DM yang tidak terkontrol, dan kerusakan otot (myopati).
b. Asam Urat
Asam urat berasal dari basa nitrogen
penyusun asam nukleat (RNA dan DNA) yaitu purin dan pirimidin. Asam nukleat
dalam makanan setelah di pencernaan, kemudian diabsorpsi dan sebagian besar
purin dan pirimidin dimetabolisme oleh hati. Purin sebagian kecil dikeluarkan
lewat urin terutama setelah diubah menjadi asam urat. Asam urat ini
merupakan hasil akhir dari pada metabolisme purin. Sebagian asam urat ini
dioksidasi menjadi ureum dan diekskresi.
Kadar asam urat normal dalam darah
adalah 4 mg/dL (0,24 mmol/L). Di ginjal asam urat difiltrasi, kemudian 98%
direabsorpsi dan sisanya 2% diekskresikan. Penimbunan asam urat di persendian,
ginjal, dan atau jaringan lainnya akan menimbulkan nyeri sendi atau disebut
gout. Persendian yang biasanya terkena adalah metatarsophalangeal (ibu jari
kaki).
Ada 2 jenis gout yaitu:
1) Gout primer terjadi karena
abnormalitas enzim yang menyebabkan produksi asam urat meningkat.
2) Gout sekunder karena penurunan
ekskresi asam urat atau kenaikan produksi asam urat karena meningkatnya
penghancuran sel darah putih yang banyak mengandung asam urat seperti penyakit
ginjal, leukemia, dan pneumonia.
C. Cara Pencegahannya
Pada dasarnya mencegah penyakit datang menyerang lebih
baik daripada mengobati tubuh kita yang sudah terjangkit penyakit. Dari
prosesnya sendiri memkan banyak waktu, teaga dan materi daripada mencegahnya.
Berikut cara bagaimana mencegah penyakit yang akan dating:
a. Pola makan sehat
b. Berhenti merokok
c. Hindari Stres
d. Hindari Hipertensi
e. Hindari Obesitas
f. Olahraga secara teratur
g. Konsumsi antioksidan
h. Perbanyak tersenyum
kelainan
metabolisme karbohidrat
1) Galaktosemia
Jika diobati secara adekuat, tidak akan terjadi
keterbelakangan mental. Tetapi tingkat kecerdasannya lebih rendah dibandingkan
dengan saudara kandungnya dan sering ditemukan gangguan berbicara.
2) Glikogenesis
Pengobatan tergantung kepada jenis penyakitnya.Untuk
membantu mencegah turunnya kadar gula darah, dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil sebanyak beberapa kali dalam sehari.
Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah ini bisa diatasi dengan memberikan
tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam.Kadang pada malam hari
diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukkan ke
lambung.Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam
urat, yang dapat menyebabkan gout dan batu ginjal.Untuk mencegah hal tersebut
seringkali perlu diberikan obat-obatan.Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk
mengurangi kram otot, aktivitas anak harus dibatasi.
3) Fenilketonuria
Dengan mencegah terjadinya
keterbelakangan mental, pada minggu pertama kehidupan bayi, asupan fenilalanin
harus dibatasi.Pembatasan yang dimulai sedini mungkin dan terlaksana dengan
baik, memungkinkan terjadinya perkembangan yang normal dan mencegah kerusakan
otak. Jika pembatasan ini tidak dapat dipertahankan, maka anak akan mengalami
kesulitan di sekolah. Pembatasan yang dimulai setelah anak berumur 2-3 tahun
hanya bisa mengendalikan hiperaktivitas yang berat dan kejang.Pembatasan asupan
fenilalanin sebaiknya dilakukan sepanjang hidup penderita. Jika selama hamil
dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin pada ibu, biasanya bayi
yang lahir akan normal. Pengobatan meliputi pembatasan asupan fenilalanin.
Phenylketonuria (PKU), asupan makanan anak harus rendah kadar phenylalanine,
dan selalu harus dilakukan monitoring kadar phenylalanine darah. Pengobatan
Fenilketonuria adalah diet ketat dengan sangat terbatas asupan fenilalanin,
yang kebanyakan ditemukan dalam makanan yang kaya protein.Jumlah yang aman
fenilalanin berbeda untuk setiap orang.
Dokter akan menentukan jumlah yang
aman melalui diet teratur meninjau catatan, grafik pertumbuhan dan kadar
fenilalanin. Tes darah sering dapat membantu memantau jumlah fenilalanin.Orang
dengan fenilketonuria (PKU) baik bayi, anak-anak dan orang dewasa harus mengikuti
diet yang membatasi fenilalanin, yang kebanyakan ditemukan dalam makanan
berprotein tinggi. Contohnya adalah : daging sapi has dalam/tenderloin/top
sirloin yang rendah lemak (lean meat), dada ayam tanpa kulit, dada kalkun tanpa
kulit, ikan salmon, tuna, sarden, mackerel, putih telur, tahu dan tempe, keju
cottage rendah lemak, yoghurt rendah lemak, susu kedelai..
D. Diskripsi Diabetes Mellitus
1. Definisi diabetes mellitus
Diabetes
Melitus (DM) menurut Yunani, diabainein, “tembus” atau
“pancuran air”, dan kata Latin, Melitus artinya “rasa manis”. Diabetes
mellitus yang sering dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang
ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus
dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
Diabetes
melitus adalah kelainan metabolik dimana ditemukan ketidakmampuan untuk
mengoksidasi karbohidrat, akibat gangguan pada mekanisme insulin yang normal,
menimbulkan hiperglikemia, glikosuria, poliuria, rasa haus, rasa lapar, badan
kurus, dan kelemahan. Diabetes melitus jika tidak ditangani dengan baik akan
mengakibatkan timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata,
ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, syaraf, dan lain-lain.
Diabetes
Melitus merupakan kelainan heterogen , ditandai dengan sirkulasi glukosa ,
lipid dan asam amino berkadar tinggi, karena tidak memadainya insulin dalam
memenuhi tuntutan metabolisme tubuh.
Diabetes
merupakan suatu kelainan metabolik yang menahun , bila tidak diobati dengan
baik maka dapat menimbulkan kecacatan yang jarang reversibel dan seringkali
memerlukan pertolongan darurat dan perawatan di Rumah Sakit yang lama. Proses pengobatan Diabetes merupakan suatu proses yang berlangsung 24 jam
dan seringkali berhubungan dengan perubahan gaya hidup.
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik metabolik yang komplek
melibatkan gangguan metabolik karbohidrat, protein dan lemak dan perkembangan
komplikasi secara microvaskuler, macrovaskuler serta neuropati . Diabetes
Melitus merupakan kelainan heterogen , ditandai dengan sirkulasi glukosa ,
lipid dan asam amino berkadar tinggi, karena tidak memadainya insulin dalam
memenuhi tuntutan metabolisme tubuh.
DM tanpa dekompensasi metabolik dimulai dengan pengaturan makan disertai
dengan kegiatan jasmani yang cukup selama beberapa waktu ( 4-8 minggu ). Bila
kadar glukosa darah masih belum memenuhi kadar sasaran metabolik yang
diinginkan baru diberikan obat hipoglikemi oral (OHO) atau suntikan insulin sesuai
dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik, misalnya Ketoacidosis,
DM dengan stress berat. Berat badan yang menurun dengan cepat, insulin atau
obat berhasiat hipoglikemi dapat segera diberikan.
2. Gejala-Gejala Diabetes Mellitus
Tiga serangkai
klasik mengenai gejala diabetes mellitus adalah poliuri (urinasi sering),
polidipsi (banyak minum akibat meningkatnya tingkat kehausan), dan polifagi
(meningkatnya hasrat untuk makan).
Diabetes
Melitus Tipe 1
|
Diabetes
Melitus Tipe 2
|
Timbul tiba-tiba
|
Tidak ada
gejala selama beberapa tahun. Jika insulin berkurang semakin parah maka
sering berkemih dan sering merasa haus.
|
Berkembang
dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis
diabetikum.
|
Jarang
terjadi ketoasidosis
|
Sering
buang air kecil
|
Cepat
lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit
|
Terus-menerus
lapar dan haus
|
Sering
buang air kecil
|
Berat
badan menurun
|
Terus-menerus
lapar & haus
|
Kelelahan,
penglihatan kabur
|
Kelelahan
yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya
|
Infeksi
pada kulit yang berulang
|
Mudah
sakit yang berkepanjangan
|
Cenderung
terjadi pada mereka yang berusia dibawah 20 tahun
|
Biasanya
terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi prevalensinya kini
semakin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja.
|
3. Penyebab diabetes mellitus
Pembentukan
diabetes yang penting adalah dikarenakan kurangnya produksi insulin (diabetes
mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh
terhadap insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain
itu, terdapat jenis diabetes mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi
insulin yang terjadi pada wanita hamil. Tipe 1
membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan
oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes
mellitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.
Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa
darah berubah terus, karena kesuksesan menjaga gula darah dalam batasan normal
dapat mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat
mengurangi komplikasi adalah: berhenti merokok, mengoptimalkan kadar
kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontrol tekanan darah tinggi, dan
melakukan olah raga teratur.
4. Tipe diabetes mellitus
a. Diabetes melitus tipe
1 (IDDM= insulin-dependent diabetes melitus)
Diabetes
mellitus tipe 1 yaitu diabetes yang bergantung pada insulin ataudiabetes
anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada
pulau-pulau langerhans pancreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada
tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olahraga
tidak biasa menyembuhkan ataupun mencegah diabetes tipe 1.
Kebanyakan penderitanya memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat
penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respon tubuh
terhadap insulin umumnya normal terutama pada tahap awal. Penyebab terbanyak
dari kehilangan sel beta pada tipe ini adalah kesalahan reaksi autoimunitas
yang menghancurkan sel beta pancreas. Reaksi tersebut dapat dipicu oleh adanya
infeksi pada tubuh.
Saat ini, diabetes tersebut hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin,
dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat
monitor pengujian darah. Pengobatan dasarnya, bahkan untuk tahap paling awal
sekalipun adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic
ketoacidosis bisa menyebabkan koma bahkan bias menyebabkan
kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan
olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga dimungkinkan
pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan
insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga
dimungkinkan pemberian dosis dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan.
Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan
yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan.
Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke
angka normal (80-120 mg/l, 4-6 mmol/l). Beberapa dokter menyarankan sampai ke
140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang bermasalah dengan angka yang
lebih rendah. Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan
rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan
dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan
secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa darah yang
rendah, yang disebut hypoglycemia, dapat menyebabkan kejang atau seringnya
kehilangan kesadaran.
b. Diabetes melitus tipe 2 (NIDDM= non-insulin-dependent
diabetes mellitus)
Diabetes ini
tidak bergantung pada insulin, dan terjadi karena kombinasi dari “kecacatan
dalam produksi insulin” dan “resistensi terhadap insulin” yang melibatkan
reseptor insulin di membran sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling utama
adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan
meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Pada tahap ini, hiperglikemia dapat
diatas dengan berbagai cara dan Obat Anti Diabetes yang dapat meningkatkan
sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar,
namun semakin parah penyakit, sekresi insulinpun semakin berkurang, dan terapi
dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab
pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui
sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, mungkin
dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines nya suatu kelompok hormon itu
merusak toleransi glukosa.
c. Diabetes melitus gestasional
Diabetes ini
melibatkan suatu kombinasi dari kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin
yang tidak cukup, menirukan jenis 2 kencing manis di beberapa pengakuan. Itu
kembangkan selama kehamilan dan boleh meningkatkan atau menghilang lenyap
setelah penyerahan. Sungguhpun mungkin saja penumpang
sementara, gestational kencing manis boleh merusakkan kesehatan dari janin atau
ibu.
5. Akibat diabetes mellitus
Penyakit
diabetes membuat gangguan/komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh darah di
seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi
dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar (makrovaskular) disebut
makroangiopati, dan pada pembuluh darah halus (mikrovaskular) disebut
mikroangiopati.
Bila yang terkena pembuluh darah di otak timbul stroke, bila pada mata
terjadi kebutaan, pada jantung penyakit jantung koroner yang dapat berakibat
serangan jantung, pada ginjal menjadi penyakit ginjal kronik sampai gagal
ginjal tahap akhir, sehingga harus cuci darah atau transplantasi.
Bila pada kaki timbul luka yang sukar sembuh sampai menjadi busuk
(gangren). Selain itu bila saraf yang terkena timbul neuropati diabetik,
sehingga ada bagian yang tidak berasa apa-apa/mati rasa, sekalipun tertusuk
jarum /paku atau terkena benda panas.
Kelainan tungkai bawah karena diabetes disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan saraf, dan adanya infeksi. Pada gangguan pembuluh darah, kaki bisa terasa sakit, jika diraba terasa dingin, jika ada luka sukar sembuh karena aliran darah ke bagian tersebut sudah berkurang. Pemeriksaan nadi pada kaki sukar diraba, kulit tampak pucat atau kebiru-biruan, kemudian pada akhirnya dapat menjadi gangren/jaringan busuk, kemudian terinfeksi dan kuman tumbuh subur, hal ini akan membahayakan pasien karena infeksi bisa menjalar ke seluruh tubuh (sepsis). Bila terjadi gangguan saraf, disebut neuropati diabetik dapat timbul gangguan rasa (sensorik) baal, kurang berasa sampai mati rasa. Selain itu gangguan motorik, timbul kelemahan otot, otot mengecil, kram otot, mudah lelah. Kaki yang tidak berasa akan berbahaya karena bila menginjak benda tajam tidak akan dirasa padahal telah timbul luka, ditambah dengan mudahnya terjadi infeksi. Kalau sudah gangren, kaki harus dipotong di atas bagian yang membusuk tersebut.
Gangren diabetik merupakan dampak jangka lama arteriosclerosis dan emboli trombus kecil. Angiopati diabetik hampir selalu juga mengakibatkan neuropati perifer. Neuropati diabetik ini berupa gangguan motorik, sensorik dan autonom yang masing-masing memegang peranan pada terjadinya luka kaki. Paralisis otot kaki menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan di sendi kaki, perubahan cara berjalan, dan akan menimbulkan titik tekan baru pada telapak kaki sehingga terjadi kalus pada tempat itu.
Kelainan tungkai bawah karena diabetes disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan saraf, dan adanya infeksi. Pada gangguan pembuluh darah, kaki bisa terasa sakit, jika diraba terasa dingin, jika ada luka sukar sembuh karena aliran darah ke bagian tersebut sudah berkurang. Pemeriksaan nadi pada kaki sukar diraba, kulit tampak pucat atau kebiru-biruan, kemudian pada akhirnya dapat menjadi gangren/jaringan busuk, kemudian terinfeksi dan kuman tumbuh subur, hal ini akan membahayakan pasien karena infeksi bisa menjalar ke seluruh tubuh (sepsis). Bila terjadi gangguan saraf, disebut neuropati diabetik dapat timbul gangguan rasa (sensorik) baal, kurang berasa sampai mati rasa. Selain itu gangguan motorik, timbul kelemahan otot, otot mengecil, kram otot, mudah lelah. Kaki yang tidak berasa akan berbahaya karena bila menginjak benda tajam tidak akan dirasa padahal telah timbul luka, ditambah dengan mudahnya terjadi infeksi. Kalau sudah gangren, kaki harus dipotong di atas bagian yang membusuk tersebut.
Gangren diabetik merupakan dampak jangka lama arteriosclerosis dan emboli trombus kecil. Angiopati diabetik hampir selalu juga mengakibatkan neuropati perifer. Neuropati diabetik ini berupa gangguan motorik, sensorik dan autonom yang masing-masing memegang peranan pada terjadinya luka kaki. Paralisis otot kaki menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan di sendi kaki, perubahan cara berjalan, dan akan menimbulkan titik tekan baru pada telapak kaki sehingga terjadi kalus pada tempat itu.
Gangguan saraf autonom mengakibatkan hilangnya sekresi kulit sehingga kulit
kering dan mudah mengalami luka yang sukar sembuh. Infeksi dan luka ini sukar
sembuh dan mudah mengalami nekrosis akibat dari tiga faktor. Faktor pertama
adalah angiopati arteriol yang menyebabkan perfusi jaringan kaki kurang baik
sehingga mekanisme radang jadi tidak efektif. Faktor kedua adalah lingkungan
gula darah yang subur untuk perkembangan bakteri patogen. Faktor ketiga
terbukanya pintas arteri-vena di subkutis, aliran nutrien akan memintas tempat
infeksi di kulit.
6. Solusi dan penanganan diabetes mellitus
a. Penanganan kelainan kaki
1) Strategi pencegahan
Fokus utama
penanganan kaki diabetic adalah pencegahan terhadap terjadinya luka. Strategi
pencegahan meliputi edukasi kepada pasien, perawatan kulit, kuku dan
kaki dan penggunaan alas kaki yang dapat melindungi.
Pada penderita
dengan resiko rendah diperbolehkan menggunakan sepatu, tetapi sepatu yang
digunakan tidak sempit. Sepatu atau sandal dengan bantalan yang lembut dapat
mengurangi resiko terjadinya kerusakan jaringan akibat tekanan langsung yang
dapat memberi beban pada telapak kaki.
Pada penderita
diabetes mellitus dengan gangguan penglihatan sebaiknya memilih kaos kaki yang
putih karena diharapkan kaos kaki putih dapat memperlihatkan adanya luka dengan
mudah.
Perawatan kuku
yang dianjurkan pada penderita diabetes mellitus adalah kuku-kuku harus
dipotong secara transversal untuk mengurangi resiko terjadinya kuku yang tumbuh
ke dalam dan menusuk jaringan sekitarEdukasi tentang pentingnya perawatan kuku,
kulit dan kaki serta penggunaan alas kakiyang dapat melindungi, dapat dilakukan
saat penderita datang untuk kontrol.
Kaidah pencegahan kaki diabetik,
yaitu :
- Setiap infeksi meskipun kecil
merupakan masalah penting sehingga menuntut perhatian penuh.
- Kaki harus dibersihkan secara teliti dan dikeringkan dengan handuk kering
setiap kali mandi.
- Kaki harus diinspeksi setiap hari termasuk telapaknya, dapat dengan
menggunakan cermin.
- Kaki harus dilindungi dari kedinginan dan kepanasan, batu atau pasir panas
dan api.
- Sepatu harus cukup lebar, dianjurkan memakai kaus kaki setiap saat, kaus
kaki harus cocok dan dikenakan secara teliti tanpe lipatan.
- Harus berhenti merokok.
Ulkus pada kaki
neuropati biasanya terjadi pada kalus yang tidak terawatt dengan baik. Kalus
ini terbentuk karena rangsangan dari luar pada ujung jari atau penekanan oleh ujung
tulang. Nekrosis terjadi di bawah kalus yang kemudian membentuk rongga berisi
cairan serous dan bila pecah akan terjadi luka yang sering diikuti oleh infeksi
sekunder.
Ulkus pada kaki
neuropati biasanya terjadi pada kalus yang tidak terawat dengan baik. Kalus ini
terbentuk karena rangsangan dari luar pada ujung jari atau penekanan oleh ujung
tulang. Nekrosis terjadi dibawah kalus yang kemudian membentuk rongga berisi
cairan serous dan bila pecah akan terjadi luka yang sering diikuti oleh infeksi
sekunder.
Penanganan
ulkus diabetik dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, yaitu :
- Tingkat 0
Penanganan meliputi edukasi
kepada pasien tentang alas kaki khusus dan pelengkap alas kaki yang dianjurkan.
Sepatu atau sandal yang dibuat secara khusus dapat mengurangi tekanan yang
terjadi. Bila pada kaki terdapat tulang yang menonjol atau adanya deformitas,
biasanya tidak dapat hanya diatasi dengan penggunaan alas kaki buatan umumnya
memerlukan tindakan pemotongan tulang yang menonjol (exostectomy) atau dengan
pembenahan deformitas.
- Tingkat I
Memerlukan debridemen jaringan
nekrotik atau jaringan infeksius, perwatan lokal luka dan pengurangan beban.
- Tingkat II
Memerlukan debridimen, antibiotic
yang sesuai dengan hasil kultur, perawatan lokal luka dan teknik pengurangan
beban yang lebih berarti.
- Tingkat III
Memerlukan debridemen jaringan yang sudah menjadi
gangrene, amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih ketat, dan pemberian
antibiotic parenteral yang sesuai dengan kultur.
- Tingkat IV
Pada tahap ini biasanya
memerlukan tindakan amputasi sebagian atau amputasi seluruh kaki.
7. Komplikasi diabetes mellitus
Merupakan gangguan biokimia. Cedera morfologik sebenarnya tidak dapat untuk
menegakkan diagnosis. Tidak selalu sebagai dasar dari pada gangguan metabolisme
20 % penderita meninggal tidak menunjukkan bukti-bukti kelainan anatomik.
a. Pankreas
Seperempat penderita :
pankreasnya normal
Pada umumnya kerusakan pada sel
beta ringan tidak mungkin menimbulkan gangguan produksi insulin.
b. Pembuluh darah
Bila gangguan metabolisme
karbohidrat terlalu lama, maka hiperglikemik menahun pada otot, hati dan
jantung terjadi difisiensi.
Lemak dimobilisasi sebagai sumber tenaga, sehingga lemak dalam darah bertambah. Lipaemia dan cholestrolimia merupakan gangguan vaskular, dengan komplikasi aterioskelosis merata → skeloris pembuluh darah arteri coronaria, ginjal dan retina.
Lemak dimobilisasi sebagai sumber tenaga, sehingga lemak dalam darah bertambah. Lipaemia dan cholestrolimia merupakan gangguan vaskular, dengan komplikasi aterioskelosis merata → skeloris pembuluh darah arteri coronaria, ginjal dan retina.
c. Mata
Skelosis arteri retina disebut
juga retinitis diabetika, yang berupa perdarahan kecil-kecil tidak teratur.
Terjadi pelebaran pembuluh darah retina dan berkeluk-keluk kapiler-kapiler
membentuk mikroaneurisma.
d. Jantung
Sklerosis arteri coronaria yang
mengakibatkan infrak otot jantung.
e. Ginjal
Kelainan degeneratif pada alat
vaskular glomeruler – tubular pyleonepritis akut maupun kronis.
f. Kulit
Penimbunan lipid dlm
makropag-makropag pada dermis yang mengakibatkan xantoma diabetikum.
g. Hati
Perlemakan akibat hepatomegali
dan infiltasi glikogen. Disebabkan karena defisiensi karbohidrat sehingga
sumber tenaga dari lemak memobilisasi lemak berlebihan, sehingga
terjadi defisiensi lipotropik, dan lemak tidak dapat diangkut dari sel sehingga
terjadi penimbunan lemak berlebihan.
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan
Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang
mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu
proses metabolisme. Sedangkan metabolisme sendiri adalah proses penting yang
terjadi pada tubuh manusia, sebagai proses pengolahan baik pembentukan dan
penguraian zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Kelainan metabolisme dibedakan menjadi beberapa macam
berdasarkan zat yang mengalami kegagalan dalam metabolisme diantaranya kelainan
metabolisme lemak, protein, karbohidrat, piruvat dan asam amino.
Salah satu
kelainan metabolik adalah Diabetes mellitus yang sering dikenal sebagai kencing
manis. Penyakit ini ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula
darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan
pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskop elektron. Adapun gejala-gejala diabetes melitus :
1. Penurunan berat badan (BB) dan rasa
lemah
2. Banyak kencing (poliuria)
3. Banyak minum (polidipsia)
4. Polifagi (meningkatnya hasrat untuk
makan)
5. Gangguan saraf tepi/ kesemutan
6. Gangguan penglihatan
7. Gatal/bisul
8. Gangguan ereksi
B. Saran
Bagi klien
diharapkan dengan penyakit Diabetes Melitus dapat melakukan pengobatan dan
diet secara teratur & seimbang. Sedangkan
bagi tenaga kesehatan khususnya perawat harus memahami dan dapat
memberikan pendidikan dan pengetahuan bagi klien, serta menuntun pasien dalam
pengobatan dan diet seimbang. Bagi teman-teman diharapkan dengan
mengetahui ciri-ciri dan bagaimana penyakit gangguan metabolisme ini terjadi
teman-teman dapat berhati-hati dalam memberikan asupan makanan pada tubuh kita.
No comments:
Post a Comment