Search This Blog

Sunday 11 November 2018

MAKALAH TENTANG PENGOLAHAN DATA


KATA PENGANTAR

 Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                       Pasir Pengaraian 20 April 2018


ERWIN NOGORI



makalah
makalah
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sistem pengolahan data merupakan kumpulan dari sub–sub yang saling berhubungan satu sama lain secara harmonis dengan tujuan untuk mengolah data yang berkaitan dengan masalah menjadi sistem informasi yang diperlukan .
Dalam sistem informasi ini terdiri atas orang, peralatan, prosedur yang ditunjukkan untuk mengumpulkan, menganalisa dan membagi–bagi apa–apa yang dibutuhkan secara tepat waktu dan informasi akurat yang akan digunakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
·         Bagaimana Konsep Pengolahan Data
·         Apa Tugas Pengolahan Data
·         Bagaimana yang di maksud dengan system informasi pemasaran
·         Bagaimana pemrosesan data dalam memecahkan masalah







BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PENGOLAHAN DATA

A.    Pengertian
Pengolahan data adalah bentuk pengolahan terhadap data untuk membuat data itu berguna sesuai dengan hasil yang diinginkan agar dapat digunakan.Sistem pengolahan data adalah system yang melakukan pengolahan data.
Sistem informasi akuntansi (SIA) melaksanakan aplikasi akuntansi perusahaan. Aplikasi ini ditandai dengan volume pengolahan data yang tinggi. Pengolahan data terdiri dari empat tugas utama , pengumpulan data, manipulasi data , penyimpanan data, dan penyimpanan dokumen.
Pada pembahasan ini kita menggunakan diagram arus data untuk mendokumentasikan SIA yang disebut system Distribusi. Sistem ini digunakan oleh berbagai perusahaan seperti perusahaan manufaktur, pedagang besar dan pengencer yang mendistribusikan produk kepada pelanggan mereka. Walau SIA berorientasi data, SIA juga menghasilkan sejumlah informasi. Selain itu, SIA menyediakan database yang berfungsi sebagai dasar subsistem CBIS lain.
Tugas pengolahan data perusahaan dilaksanakan oleh system informasi akuntansi (SIA) yang mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi bagi pemakai di dalam maupun di luar perusahaan.
Arus informasi ke lingkungan penting untuk dipahami. SIA adalah satu-satunya CBIS yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi bagi tiap elemen lingkungan kecuali pesaing.

B.     Fungsi Dasar Pengolahan Data :

1. Mengambil program dan data (masukan / input)
2. Menyimpan program dan data serta menyediakan untuk pemrosesan
3. Menjalankan proses aritmatika dan logika pada data yang disimpan
4. Menyimpan hasil sementara dan hasil akhir pengolahan.
5. Mencetak atau menampilkan data yang disimpan atau hasil pengolahan.


Tujuan pengolahan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record perusahaan
yang akurat danup-to-date.

C.     Metode Pengolahan Data

Pengolahan data system informasi dalam organisasi biasanya terdiri atas metode teknologis dan
manual.
Menurut Buch dan Stater ada dua macam metode pengolahan data yang penting :
Ø  System manual : Semua operasi dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat penting seperti pensil ,kertas dan lain-lain

Ø  Electromechanical ; suatu gabungan dari orang dan mesin misalnya seorang pegawai yang bekerja dengan menggunakan catat kolom (posting machine).

D.    Tugas Pengolahan Data
1.      Pengumpulan data
Pada pengumpulan data, sistem pengolahan data mengumpulkan data yang menjelaskan setiap tindakan internal perusahaan dan transaksi lingkungan perusahaan.
2.      Perubahan Data / Manipulasi Data
Perubahan data / Manipulasi data adalah proses pengolahan data menjadi informasi yang
lebih berguna.
Proses yg dilakukan dalam Perubahan data meliputi:
a.       Pengklasifikasian
b.       Pengurutan (Sorting)
c.        Perhitungan
d.       Pengikhtisaran
3.    Penyimpanan Data
Data disimpan pada media penyimpanan sekunder dan file dapat diintegrasikan secara logis untuk membentuk suatu database. Sebagian besar data dalam database adalah data akuntansi.
4. Penyiapan Dokumen
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menghasilkan output untuk perorangan dan organisasi
baik di dalam dan di luar perusahaan. Umumnya, output berbentuk dokumen tercetak. Namun, semakin banyak pemakai menggunakan tampilan layar. Output pada SIA dipicu oleh 2 hal:
·         Oleh suatu tindakan, output dihasilkan jika sesuatu terjadi.
·         Oleh jadwal waktu, output dihasilkan pada saat tertentu.
CONTOH SISTEM PENGOLAHAN DATA / SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SISTEM PEMASARAN
Sistem Distribusi memiliki 3 SubSistem utama, yaitu:
1. SubSistem pesanan pelanggan: Subsistem yang menangani order dari pelanggan.

             -Pemasukan Pesanan
·         Edit data pesanan
·         Menghitung pemeriksaan kredit
·         Log pemesanan
·         Menandai pesanan yang telah dipenuhi
-Persediaan
·         Memeriksa saldo persediaan
·         Memeriksa titik pemesanan kembali
·         Menambahkan jenis barang yang diterima
·         Menyediakan data buku besar
-Penagihan
·         Mendapatkan data pelanggan
·         Menyipkan Faktur
-Piutang Dagang
·         Menambah piutang baru & menghapus piutang yang telah dibayar
·         Menyediakan data buku besar

2.  SubSistem pemesanan stok tambahan: Subsistem yang menangani perubahan dalam sediaan      dan memberikan informasi pengiriman dan pemesanan kembali.
-Pembelian
·         Memilih pemasok
·         Mendapat komitmen lisan
·         Menyiapkan pesanan pembelian
·         Menutup pesanan pembelian
-Penerimaan
·         Proses penerimaan
·         Memberitahukan system lain
-Hutang dagang
·         Membuat cacatan hutang pada pemasok
·         Membayar pada pemasok
·         Meghapus hutang yang telah dibayar
·         Menyediakan data buku besar

3. SubSistem proses buku besar
Subsistem ini mengkonsolidasikan data dari sistem akuntansi yang lain dan menghasilkan pernyataan-pernyataan dan laporan bisnis yang bersifat periodik.

 PERANAN PEMROSESAN DATA DALAM MEMECAHKAN MASALAH
Menghasilkan output-output informasi dalam bentuk laporan akuntansi standar, yang sangat berguna dan penting dalam area keuangan dan pada tingkat manajemen puncak.
Sistem informasi Akuntansi (SIA) menyediakan Database yang lengkap yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah. Database ini menyediakan banyak input bagi subsistem CBIS lain (terutama SIM dan DSS).
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak eksternal (pajak, investor, kreditor) dan pihak internal ( manajemen, karyawan, pemilik) Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi.


DAFTAR PUSTAKA


MAKALAH GAYA BAHASA


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI                                                                                                             
KATA PENGANTAR                                                                                              
BAB I PENDAHULUAN                                                                                        
1.1   Latar belakang                                                                                                    
1.2   Perumusan masalah                                                                                             
1.3   Tujuan penulisan                                                                                                 
1.4   Manfaat penulisan                                                                                               
BAB II GAYA BAHASA                                                                                        
2.1  Pengertian Gaya Bahasa                                                                                     
2.2  Unsur-Unsur                                                                                                       
2.2.1  Tema                                                                                                                
2.2.2  Tokoh                                                                                                               
2.2.3  Latar                                                                                                                 
2. 3  Jenis-Jenis Gaya Bahasa                                                                                    
2.4  Ciri-Ciri                                                                                                               
BAB III PENUTUP                                                                                                  
3.1  Simpulan                                                                                                             
3.2  Saran                                                                                                                   
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                           


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada allah SWT. Atas rahmat dan kesehatan yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat membuat makalah dengan judul “gaya bahasa”. Solawat beserta salam semoga tercurah kepada junjungan kita baginda nabi muhammad SAW.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik disegi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan masyarakat mengetahuinya.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Gaya atau khususnya Gaya Bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style, kata style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lililn. Dalam keahlian menggunakan alat ini dapat mempengaruhhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan lilin tersebut sehingga penekanan dititik beratkan pada keahlian penulisan indah , sehingga style berubah menjadi kemanpuan dan keahlian untuk menulis atau mempengaruhi kata-kata secara indah.
Karena perkembangan itu, Gaya Bahasa atau style menjadi masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tiidaknya pemakaian kata, frasa, atau klausa terstentu untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian, persoalan Gaya Bahasa meliputi semua hirarki kebahasaan, misalnya pilihan kata secara individual, frasa, klausa, kalimat yang mencakup sebuah wacana secara luas.
Dengan begitu penyelidikan Gaya Bahasa dapat mencakup tentang masalah perulangan bunyi, inversi atau pembalikan susunan kata dan kalimat yang mempunyai fungsi estetis.

1.2  Permasalahan
a.       Bagaimana pengertian gaya bahasa ?
b.      Bagaimana pembagian gaya bahasa ?
c.       Bagaimana nalisa lagu berdasarkan gaya bahasa ?

1.3  Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui pengertian gaya bahasa
b.      Untuk mengetahui pembagian gaya bahasa
c.       Untuk mengetahui hasil analisa lagu “Untuk Kita Renungkan” berdasarkan gaya bahasa
1.4  Manfaat Penulisan          
a.       Secara teoritis : Dapat mengetahui secara teori mengenai arti dan pembagian gaya bahasa.
b.      Secara praktis : Dapat mengaplikasikan dan menilai suatu karya seperti sebuah lagu berdasarkan gaya bahasa.
BAB II
GAYA BAHASA

2.1       Pengertian

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya bahasa atau majas adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan kata lain, gaya bahasa atau majas adalah cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Kekhasan dari gaya bahasa ini terletak pada pemilihan kata-katanya yang tidak secara langsung menyatakan makna yang sebenarnya. Sedangkan menurut Prof.Dr.H.G.Tarigan bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.

2.2       Unsur-Unsur Gaya Bahasa
2.2.1    Tema
            Menurut Fananie (2001:84), tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra bisa sangat beragam. Menurut Sugihastuti dan Suharto (2005:45), tema adalah makna sebuah cerita yang secara khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema menjadi salah satu unsur cerita rekaan yang memberikan kekuatan dan sekaligus sebagai unsur pemersatu semua fakta dan sarana cerita yang mengungkapkan permasalahan kehidupan. Tema dapat dirasakan pada semua fakta dan sarana cerita di sebuah novel. Tema tidak dapat dipisahkan dari permasalahan kehidupan yang direkam oleh karya sastra. Akan tetapi, tema tidak sama dengan masalah. Masalah adalah persoalan kehidupan yang harus dipecahkan, sedangkan tema adalah sikap atau pandangan hidup orang terhadap masalah tersebut (Sugihastuti dan Suharto, 2005:46). Jadi, dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide, gagasan, dan makna yang terkandung dalam sebuah cerita.

2.2.2    Tokoh
            Penokohan dan perwatakan ini merupakan salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah fiksi sangat penting dan bahkan menentukan, karena tidak mungkin ada suatu karya sastra tanpa adanya tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak yang akhirnya membentuk alur cerita (Semi, 1984:28). Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2010: 165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah gambaran bagaimana watak seseorang dalam menampilkan cerita dan perubahan yang terjadi pada diri seseorang sehingga cerita lebih jelas.

2.2.3    Latar
            Latar merupakan unsur yang sangat penting pada penentuan nilai estetik karya sastra. Latar sering disebut sebagai atmosfer karya sastra (novel) yang turut mendukung masalah, tema, alur, dan penokohan. Oleh karena itu, latar merupakan salah satu fakta cerita yang harus diperhatikan, dianalisis, dan dinilai. Semi (1984:46), menyatakan bahwa latar atau landas tumpu (setting) cerita adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi. Termasuk di dalam latar ini adalah tempat atau ruang yang dapat diamati, seperti di kampus, di sebuah kapal yang berlayar ke Hongkong, di kafetaria, di sebuah puskesmas, di dalam penjara, di Paris, dan sebagainya. Termasuk di dalam unsur latar atau landas tumpu ini adalah waktu, hari, tahun, musim, atau periode sejarah, misalnya di zaman perang kemerdekaan, di saat upacara sekaten, dan sebagainya. Cerita fiksi tidak hanya membutuhkan latar tempat dan waktu, tetapi juga di masyarakat tempat cerita itu diangkat.

2.3       Jenis-Jenis Gaya Bahasa

1. Majas/Gaya Bahasa Perbandingan
Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias untuk membandingkan dan meningkatkan kesan dari suatu kalimat terhadap pembaca atau pendengar. Majas perbandingan sendiri mempunyai 4 macam, yang dibagi berdasar cara mengambil perbandingannya, yaitu:
A. Majas Perumpamaan atau Asosiasi
Yaitu majas yang menggunakan gaya bahasa membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda tapi sengaja dianggap sama. Majas ini sering menggunakan kata seumpama, seperti, bagai, bagaikan, dan laksana.
Contohnya sebagai berikut:
  • Bagai mencari semut dalam jerami.
  • Wajah Aisyah sendu laksana rembulan malam.
  • Semangat Ubay membara bagaikan api.
  • Mukamu indah seperti mentari.

B. Majas Metafora
Majas metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu secara langsung tanpa kata penghubung. Sederhananya metafora adalah membandingkan dua hal secara langsung sehingga memiliki makna baru.
Contohnya:
  • Ghilad menjadi Anak Emas Juragan Ahkong.
  • Varid adalah buah hati Vatih.
  • Denada adalah Kembang Desa Ngadirejo.
  • Sejak kapan Kholis menjadi Bintang Dunia?
  • Pesantren Sintesa adalah Gudang Ilmu Internet Marketing.

C. Majas Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa yang membandingkan benda-benda tak bernyawa dan membuatnya seolah-olah memiliki sifat hidup, dan dapat berbuat layaknya makhluk hidup.
Contoh:
  • Peluru mengoyak tubuh Andi.
  • Badai menerjang Jakarta.
  • Peluit panjang wasit menjerit menandai berakhirnya pertandingan futsal Sintesa vs Hidayatullah.
  • Kabut tebal menyelimuti pemukiman di sebagian besar desa Magetan.

D. Majas Alegori
Majas alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan perbandingan antara satu hal yang bertautan dengan hal lain.
Contoh:
  • Suami adalah nahkoda, istri adalah juru mudi dalam sebuah bahtera rumah tangga.
  • Majas alegori juga sering berbentuk cerita yang mengandung pesan-pesan moral.
Contoh lainnya dalam bentuk yang lebih panjang;
Perjalanan hidup seseorang tak dapat ditebak, bak air dalam sungai yang kadang menyusuri tebing-tebing, kadang-kadang menabrak bebatuan, sesekali bermuara dalam indahnya hilir, tak jarang pula berakhir diperairan dangkal.


2.4       Ciri-ciri Gaya Bahasa
Keraf (2010:113–115) mengungkapkan bahwa sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut.

1) Kejujuran
Kejujuran dalam bahasa berarti kita mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Pemakaian kata yang kabur dan tak terarah, serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit, adalah jalan untuk mengundang ketidakjujuran. Pembicara atau penulis tidak menyampaikan isi pikirannya secara terus terang; ia seolah-olah menyembunyikan pikirannya itu di balik rangkaian kata-kata yang kabur dan jaringan kalimat yang berbelit-belit tak menentu. Bahasa adalah alat untuk kita bertemu dan bergaul. Sebab itu, ia harus digunakan pula secara tepat dengan memperhatikan sendi kejujuran. 

2) Sopan-santun
Yang dimaksud dengan sopan-santun adalah memberi penghargaan atau menghormati penghargaan atau menghormati orang yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa hormat dalam gaya bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan.
Menyampaikan sesuatu secara jelas berarti tidak membuat pembaca atau pendengar memeras keringat untuk mencari tahu apa yang ditulis atau dikatakan. Kejelasan dengan demikian akan diukur dalam beberapa butir kaidah berikut, yaitu:
1)      kejelasan dalam struktur gramatikal kata dan kalimat;
2)      kejelasan dalam korespodensi dengan fakta yang diungkapkan melalui kata-kata atau kalimat tadi;
3)      kejelasan dalam pengurutan ide secara logis;
4)      kejelasan dalam penggunaan kiasan dan perbandingan.
Kesingkatan dapat dicapai melalui usaha unutk mempergunakan kata-kata secara efisien, meniadakan penggunaan dua kata atau lebih yang bersinonim secara longgar, menghindari tautologi; atau mengadakan repetisi yang tidak perlu. 


3) Menarik
Gaya bahasa yang menarik dapat diukur melalui bebrapa komponen berikut: variasi, humor yang sehat, pengertian yang baik, tenaga hidup (vitalitas), dan penuh daya khayal (imajinasi).


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Dari analisis yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa, Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Dalam proses berbahasa, baik itu dalam penggunaan komunikasi lisan maupun tulisan, adanya hal yang disebut dengan gaya bahasa, gaya bahasa dapat kita gunakan untuk memperindah kata atau komunikasi kita dengan orang lain.

3.2       Saran
Demikian Makalah yang kami buat ini, kami menyadari akan banyaknya kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai motivasi bagi kami dari para pembaca mengenai makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA


https://danririsbastind.wordpress.com/tag/jenis-gaya-bahasa/
Keraf, Gorys.2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka   Utama
Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna. 2009. Stilistika : Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar